Wisata Hati: Menemukan Syukur di Tengah Keramaian Dunia

Publish

8 October 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
83
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Wisata Hati: Menemukan Syukur di Tengah Keramaian Dunia

Oleh: Muhammad Fitriani, Lazismu Kalteng

Berwisata sebagian dari kita berkunjung ketempat yang indah, bisa pantai, gunung danau, pantai, laut bahkan bentangan sawah dan hutan dengan segala kesejukan udaranya. Begitulah sebagaian orang berkata atau tepat berlibur.

Berwisata diartikan sebagai tempat untuk menghilangkan rasa penat, jenuh, suntuk bahkan bosan dari semua aktifitas sehari-hari sehingga dapat mendatangkan rasa bahagia, tenang dan damai bahkan menambah keceriaan kembali dalam melaksanakan aktivitas. 

Dalam tulisan ini penulis mencoba mengajak pembaca untuk bertamasya ke rumah sakit, pengalaman penulis dan juga seorang bina rohani mengatakan akan banyak cerita yang bisa di cerita ada cerita gembira (suka) misalkan kelahiran si buah hati, bahkan ada cerita derita atau sedih misalkan melihat pasien dengan kondisi yang sakit parah bahkan ada yang berjuang untuk mempertahankan kehidupan diujung kehidupan.rumah sakit sebuah wisata murah, namun berkesan, yang ditujukan bagi mereka yang mungkin hati dan jiwanya terasa keras karena kurangnya bersyukur. 

Mari Berwisata ke Ruang ICU, di sana kita akan menyaksikan pemandangan yang mengharukan: pasien-pasien yang berjuang mati-matian mempertahankan nyawa, dalam kondisi setengah sadar. Mereka terlihat begitu lemah, bergantung pada berbagai macam alat—baik monitor canggih maupun selang-selang—hanya untuk bisa bertahan hidup. Setiap tarikan napas adalah perjuangan, setiap detak jantung adalah anugerah yang diperjuangkan.

Lanjut ke Ruang Fisioterapi, di sini kita akan melihat para pejuang yang tengah berjuang untuk bisa berjalan dan menggerakkan tangan dengan normal, wajah mereka sedih, bahkan tidak ada keceriaan, diakibatkan berjalan harus menggunakan tiga kaki (pakai tongkat) atau ada yang menggunakan kursi roda. Kisah-kisah ketabahan terpancar dari setiap sorot mata yang lelah, mengajarkan kita arti sejati dari kekuatan dan harapan.

Menjelajahi Ruang Isolasi, di sana terbaring berjejer manusia-manusia dengan tangan terikat selang, diam seribu bahasa. Mesin oksigen mengambil alih peran dalam bantu pernafasan karena kekurangan oksigen bahkan ketika sembuhpun kadang kadang juga mendapatkan stigma yang sangat buruk dari masyarakat. Mereka harus bergantung pada mesin itu secara rutin, seolah hidup mereka terhubung pada sebuah jadwal yang ketat.

Singgah di Ruang Rawat Inap Kurang puas? Yuk, kita singgah sejenak di Ruang Rawat Inap. Di sini, kita akan menemukan beragam penyakit yang menjangkiti manusia, dari penyakit kulit hingga kesulitan buang air besar, diabetes, stroke, jantung, korban kecelakaan, dan banyak lagi. Setiap kamar adalah cerita tentang perjuangan melawan rasa sakit dan ketidakpastian.

Pemberhentian terakhir : Kamar Jenazah sebagai puncak dari wisata refleksi ini, mari kita melangkah ke Kamar Jenazah. Di sinilah perjalanan hidup fisik berakhir. Kita akan melihat tubuh-tubuh yang terbaring kaku, tak bergerak, tak lagi bernapas. Di sana, semua perbedaan status sosial, kekayaan, dan jabatan lenyap. Yang tersisa hanyalah jasad yang menunggu untuk dikebumikan. Pemandangan ini adalah pengingat paling gamblang bahwa hidup di dunia ini sementara, dan kesempatan untuk berbuat baik tidak akan datang dua kali. Melihat mereka yang telah tiada, kita diingatkan betapa berharganya setiap detik nafas yang masih Allah berikan pada kita.

Refleksi Diri: Betapa Nikmatnya Hidup Kita. Bagaimana dengan diri kita yang hidup nyaman di rumah? Hidup kita, gerak kita relatif tidak dibantu alat mekanis apapun. Bukankah itu enak?

Bernapas di alam bebas, gratis, tanpa dibantu tabung oksigen. Bukankah itu nikmat?

Kita leluasa makan dan minum, tanpa infus dan sonde yang menancap di tubuh. Bukankah itu lezat?

Pergi ke belakang, hanya sekadar mengeluarkan hajat tanpa bantuan orang. Bukankah itu mudah?

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

Setelah "wisata hati" ini, sudahkah kita bersyukur hari ini dengan melaksanakan Perintah-Nya?

Ayo, selepas berwisata ini, mari kita:

Taat beribadah dan berdoa, jadikan itu benteng spiritual kita. Saling cinta dan menyayangi, tebarkan kasih di sekitar kita.

Saling rukun dan damai, ciptakan keharmonisan. Saling mengalah untuk meraih kemuliaan, demi kebaikan bersama. Bersyukur dengan semua pemberian-Nya, karena setiap hal adalah anugerah.

Saling berbuat baiklah walau tidak dihargai, karena kebaikan akan kembali kepada diri kita sendiri. Berbuat benar dan baiklah selagi kita masih diberikan Nafas oleh-Nya. (mf)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Fathin Robbani Sukmana Beberapa Waktu lalu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) melakukan penguk....

Suara Muhammadiyah

30 September 2023

Wawasan

Muhammadiyah dan Hasil Survei  Oleh: Rumini Zulfikar Beberapa hari ini kita sebagai warga, pi....

Suara Muhammadiyah

9 September 2023

Wawasan

Meniti Jalan Kehidupan dengan Ilmu dan Iman Oleh: Suko Wahyudi,  PRM Timuran Yogyakarta  ....

Suara Muhammadiyah

1 February 2025

Wawasan

Oleh: Bobi Hidayat Pendidikan akan selalu berkembang secara dinamis dari masa ke masa. Perkembangan....

Suara Muhammadiyah

18 October 2023

Wawasan

Oleh: Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, Ketua PDM Jakarta Timur Istilah dan konsep “Islam Berk....

Suara Muhammadiyah

5 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah