YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Wilayah Asyiyah Jawa Tengah mengadakan kegiatan Baitul Arqam di Yogyakarta pada tanggal 24-25 Desember 2023, pesertanya adalah semua yang tergabung dalam pimpinan MPK PWA Jawa Tengah. Baitul Arqam dilaksanakan di kantor Pimpinan Pusat Aisyiyah di Yogyakarta. Dalam acara tersebut berupa materi Baitul Arqam, juga dilaksanakan Napak Tilas Muhammadiyah dan Aisyiyah di Yogyakarta.
Materi Baitul Arqam terdiri atas: Visi Misi Aisyiyah Abad ke-2, Revitalisasi dan Implementasi Ideologi Muhammadiyah/Aisyiyah, Thaharatul Qulub, Peran dan Fungsi Strategis Perkaderan Aisyiyah, Paham Agama dalam Muhammadiyah, Manajemen Konflik, dan Tantangan Muhammadiyah- Aisyiyah di Tengah Demokrasi Jelang Pemilu. Semuanya diisi oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah.
Di antara kegiatan tersebut ada juga Tadabur Alam, Outbond dan Napak Tilas. MPK PWA Jateng mengadakan kegiatan Napak Tilas Muhammadiyah- Aisyiyah yang dipandu oleh tim MPK PP Aisyiyah dan guide dari Muhammadiyah. Napak Tilas itu melihat peninggalan sejarah perjuangan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Yogyakarta.
Sebelum pemberangkatan Master of Training mengajak peserta Baitul Arqam untuk melingkar dan masing-masing menyebutkan kata yang akan dirangkai menjadi kalimat, dan kalimat yang terbentuk adalah “Kader MPK Aisyiyah Jawa Tengah Transformatif adalah seseorang yang selalu menggembirakan dan penuh semangat, anti malas dalam beramal sholeh untuk perempuan berkemajuan”.
Setelah acara tersebut, MPK PWA Jateng bergerak ke arah Kampung Kauman. Yang pertama kami kunjungi adalah Musholla Aisyiyah.
Di situ diceritakan bahwa Nyai Siti Walidah berjamaah di musholla itu, untuk mengajarkan berbagai hal tentang keperempuanan. Jamaahnya semuanya perempuan, juga imamnya. Pada tahun 1922 didirikanlah musholla Aisyiyah, adapun peresmiannya dilakukan oleh suami Nyai Siti Walidah yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai bentuk dukungannya kepada para perempuan (Booklet Napak Tilas Muhammadiyah, halaman 11).
Dari musholla Aisyiyah, kami menuju ke TK ABA Kauman Yogyakarta dan Gedung Aisyiyah, yang pada awalnya merupakan gedung pertemuan kegiatan Sopo Tresno, embrio dari ortom Nasyiatul Aisyiyah.
Kami juga melewati Monumen Fii Sabilillah, yaitu sebuah tugu Angkatan Perang Sabil (APS) yang ditandatangani oleh Letnan Kolonel Sukedi pada tanggal 20 Agustus 1995. Tugu ini dibangun untuk mengenang sekaligus menghormati 24 pejuang dari Kauman yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan, 1945-1949. (Booklet Napak Tilas Muhammadiyah, halaman 13).
Kami mengelilingi Kauman Yogyakarta, mengunjungi Langgar Kidul yang pernah dibakar, meneruskan perjalanan ke Masjid Gedhe Kauman yang dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I, pada hari Ahad tanggal 29 Mei 1773, arsiteknya adalah RM. Wiryo Kusuma, memiliki atap bersusun tiga yang disebut “Tajuk Lambang Teplok.” (Booklet Napak Tilas, halaman 4).
Setelah kami mengunjungi Masjid Gedhe, kami berjalan melewati SD Muhammadiyah Kauman Yogyakarta (Muhamka), memandang SD tersebut yang terakreditasi A. Kemudian menuju makam pahlawan nasional Nyai Achmad Dahlan (1872-1946) sesuai Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor: 042/TK/1971, tanggal 22 September 1971.
Setelah itu kami bergegas menuju kantor Pimpinan Pusat Aisyiyah lagi guna mengikuti materi selanjutnya, ketika berjalan itu kami melewati kantor Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Majelis Pembinaan Kader, Kauman GM 1/ 304 RT 45 RW 12 Kelurahan Ngupasan kec. Gondomanan Telp (0274) 384 765 Ypgyakarta 55122. (Isnawati Miladiyah)