PONTIANAK, Suara Muhammadiyah - Belum berubahnya cara pandang warga Muhammadiyah terhadap keberadaan Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) mengancam eksistensi Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan Islam yang harus menampilkan wajah sesungguhnya sebagai pembela kelompok rentan dan miskin.
Penegasan ini disampaikan oleh Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Mariman Darto, saat dari bersilaturrahim dengan MPKS PWM Kalimantan Barat dan Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PWA Kalimantan Barat yang diselenggarakan di Panti Asuhan Tunas Melati kota Pontianak pada Selasa (8/10).
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Ketua PWM Kalimantan Barat, Ketua dan Sekretaris MPKS PWM Kalimantan Barat, Ketua PWA Kalimantan Barat yang Membidangi MKS dan Ketua MKS PWA Kalimantan Barat, ketua PDM kota Pontianak, LKSA Tunas Melati dan pengurusnya.
Mariman menjelaskan, cara pandang warga Muhammadiyah yang mengancam eksistensi Muhammadiyah itu adalah MPKS identik dengan panti asuhan. Baginya cara pandang demikian sangat menyesatkan.
“Yang diurus Muhammadiyah itu banyak. Tidak hanya anak yatim, piatu atau yatim piatu saja. Atau anak-anak dhuafa yang orang tuanya tidak mampu. Anak-anak jalanan yang kini tinggal di rumah singgah. Para pasien miskin yang tidak sanggup lagi berobat karena ketidakmampuannya dalam menyediakan transportasi dan akomodasi. Para pekerja seks komersial yang kini ditangani di rumah sakinah. Belum lagi korban bullying dan KDRT dan human traficking. Penyandang cacat yang kini berhimpun Dihimpunan difable Muhammadiyah (Hidimu) dan para senior citizen atau warga senior yang kini dibina oleh Muhammadiyah senior care dan Day Care Aisyiyah. Jadi kita bukan hanya mengelola panti asuhan,” tegas Mariman.
Banyak program prioritas yang telah ditetapkan dalam Rakernas MPKS pada Agustus 2023 lalu yang perlu ditindaklanjuti. Program itu meliputi piloting program unggulan seperti rumah sakinah yang bisa dikembangkan di daerah, Muhammadiyah Senior Center, Rumah singgah pasien Muhammadiyah, sertifikasi Sumber daya Manusia Sosial Muhammadiyah, akreditasi aumsos, bantuan permakanan bagi YAPI, bantuan Pemberdayaan Ekonomi Produktif, kerja sama kemitraan dengan PT Pos, LogMart dan lqin sebagainya.
“Jadi kalau hari ini ada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang dalam struktur organisasinya tidak ada MPKS jelas ini bertentangan dengan semangat awal pendirian Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menolong kesengsaraan ummat. Ini jelas bisa mengancam eksistensi Muhammadiyah”, imbuh Mariman.
Kepedulian Muhammadiyah dengan sosial dan kerja samanya dengan UPP membuat Mariman yakin akan pergerakan Muhammadiyah membawa keberkahan bagi umat.
“Saya berharap setelah sosialisasi program ini, geliat keterlibatan Muhammadiyah diakar rumput benar-benar berkembang. Saya sadar kendala SDM selalu jadi masalah. Namun kolaborasi dengan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) yang lain dapat dilakukan. Dengan kolaborasi antar UPP maka pergerakan Muhammadiyah akan membawa dampak positif pada masyarakat," tegas Mariman.
Sementara itu Ketua PWM Kalbar, H Musa menyambut baik kehadiran Ketua MPKS. Hal ini dapat dijadikan sebagai media saling sharing program prioritas PP Muhammadiyah.
“Kehadiran Ketua MPKS PP Muhammadiyah ini harus memberikan manfaat bagi kita terutama bagi MPKS PWM Kalbar. Kita menunggu oleh-oleh dari PP Muhammadiyah. Mudah-mudahan dengan sharing seperti ini geliat Bermuhammadiyah khususnya kepedulian kita pada masyarakat rentan dan miskin makin meningkat,” tegas Musa. (Fab)