Optimalisasi Pembelajaran Al-Qur’an, TIM UMS Gelar Pengabdian Internasional di Malaysia

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
174
Pengabdian Internasional

Pengabdian Internasional

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pengabdian masyarakat melalui skema Pengabdian Kemitraan Internasional (PKM KI) di Gombak, Kuala Lumpur Malaysia.

Pengabdian yang dilakukan tersebut mengangkat topik “TOT Metode Tsaqifa di Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia”. Kegiatan pengabdian itu bekerja sama dengan mitra Pimpinan Cabang Istimewa Aisiyah Malaysia yang diketuai oleh Silmi Fitri, S.S.

Tim Pengabdian ini diketuai oleh Dr. Triyono Ali Mustofa, M.Pd.I,, yang juga merupakan dosen Magister Pendidikan Agama Islam. Kegiatan ini juga melibatkan  2 dosen fakultas agama Islam yaitu Nurul Latifatul Inayati, S.Pd.I, M.Pd.I dan Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag serta mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UMS yang terdiri dari enam mahasiswa yaitu Miranti Merliana, Muflihatul Laela Sari, Tri Anggraini Fitriana, M. Lutfi Maulana, Khomarudin, dan Viky Nur Vambudi yang turut berkontribusi dalam penyelenggaran kegiatan ini.

Triyono Ali Mustofa mengungkapkan latar belakang kegiatan bermula dari masih adanya WNI muslim yang tinggal di Malaysia, namun mengalami keterbatasan dalam membaca Al-Qur’an terkhusus yang berumur usia lanjut. Selain itu belum ditemukannya metode yang tepat dalam  pembelajaran membaca Al-Qur’an untuk kaum usia lanjut.

“Berdasarkan hasil diskusi kami terhadap permasalahan mitra di Pimpinan Cabang Istimewa Aisiyah Gombak, Malaysia yang menjadi tempat kegiatan ibuibu Aisiyah. Memerlukan bantuan dalam mengajar mebaca Al-Qur’an untuk ibu-ibu Aisiyah terutama yang berusia lanjut. Terlebih pengajaran dalam hal metode membaca Al-Qur’an yang dapat menjadi bekal amal kabaikan bagi mereka,” terang Triono Ali Kamis, (22/8). 

Tak hanya pembekalan tentang pembelajaran membaca Al-Qur’an denga metode tsaqifa, lanjutnya, pengetahuan tentang Psikologi Perkembangan Lansia juga mereka perlukan sebagai bekal untuk mengajar.

Menurutnya, orang tua lusia lanjut pada akhir masa hidup yang dimiliki,banyak lansia yang masih belum bisa mempraktikan ibadah dengan baik, misalnya saja masih bayak lansia yang belum bisa membaca Al-qur’an bahkan buta huruf hijaiyah. Sehingga tidak menutup kemungkinan bacaan sholat yang di lakukan masih belum sesuai dengan kaidah tajwid yang benar. Anggota KPQN (Khalifah Pelajar Qur’an Nusantra) karanganyar mengkonfirmasi bahwasanya dalam kurun satu tahun terakhir ini dari 100% lansia yang ada masih menemukan sekitar 40 % lansia yang buta huruf diseluruh Nusantara. Angka 40 % tentu bukanlah jumlah yang sedikit, dan mirisnya itu terjadi di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dimana fasilitas dan budaya untuk belajar membaca Al-Qur’an sebenarnya lebih terbuka lebar. Dengan begitu maka dapat diperkirakan WNI lansia muslim yang berada di luar negeri akan jauh lebih memprihatikan, karena minimnya fasilitas dan budaya keseharian dalam membaca Al-Qur’an, termasuk di Kuala Lumpur Malaysia. Lebih tepatnya di daerah kampung baru Malaysia yang lansianya hampir 95 % dari sekitar 25 lansia tidak bisa membaca Al-Qur’an lebih tepatnya yakni buta huruf Hijaiyah.

menurut pemaparan dari mitra faktor lain dari permasalahan ini ialah kurangnya (perhatian yang lebih) untuk mengajarkan Al-Qur’an pada kaum lansia, karena kebanyakan penduduk setempat memiliki mobilitas yang tinggi terhadap dunia pekerjaan. Belum lagi di tambah dengan belum ditemukanya metode pembelajaran Al-Qu’an untuk kaum lansia yang tepat agar proses pembelajaran dapat efektif dan tentunya efisien.

Dengan begitu maka dalam mengatasi permasalaan kebutaan huruf hijaiyah pada kaum lansia harus menggunakan metode yang khusus. Salah satunya yakni menggunakan metode tsaqifa. Metode tsaqifa ini merupakan metode belajar membaca Al-Qur’an yang di khususkan untuk kaum lansia. Tsaqifa hadir sebagai alternatif bagi masyarakat yang menginginkan segera bisa membaca Al-Qur’an akan tetapi tidak memiliki waktu dan kesempatan yang banyak. Metode tsaqifa juga merupakan pembelajaran simpel, praktis dan cepat untuk kaum lansia. 

Permasalahannya ialah masih banyak WNI Muslim yang tinggal di Malaysia, tidak bisa membaca Al-Quran. Padahal sebagai seorang muslim, khususnya bagi LANSIA yang merupakan fase terakhir dalam proses kehidupannya, membaca Al-Quran adalah suatu keharusan sebagai pedoman dalam mengantarkan kehidupan kedua yang bahagia. Dengan situasi ini, upaya untuk memberdayakan suatu komunitas dalam pengajaran metode membaca Al-Quran yang tepat, sehingga memudahkan para LANSIA dapat belajar Al-Quran dengan cepat dan benar merupakan kebutuhan.”Oleh karenanya kami berupaya untuk mengadakan pengabdian di tempat ini,” ungkap Ketua Pengabdian tersebut.

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Silmi Fitri, S.S., selaku ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisiyah Malaysia, Gombak Utara. Dalam sambutannya ia menyampaikan banyak terima kasih atas kedatangan Mahasiswa dan Dosen Magister Pendidikan Agama Islam dari UMS yang bersedia untuk membantu mengajarkan metode membaca Al-qur’an di PCIA Malaysia, Gombak Utara. Ia juga menyampaikan tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di PCIA Malaysia. Dan untuk metode membaca qur’an ini merupakan hal yang baru bagi PCIA Malaysia.

“Lansia di sini cukup beragam ada lansia yang berasal dari Sumatra,Jawa, Medan dan beberapa dari wilayah Malaysia. Kami juga berharap melalui kedatangan Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam ini mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi lansia PCIA kami agar kelak ilmu yang diajarkan menjadi amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat serta bisa membantu mengatasi lansia yang belum mampu membaca  Al-qur’an,” ungkap Silmi.

Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam, Miranti Merliana, S.Pd., menyampaikan selama menjalani kegiatan pengabdian di Gombak Utara mereka merasakan betul betapa indahnya berbagi kepada mereka. Melihat senyuman para lansia yang penuh dengan ketulusan dan betapa semangatnya mereka untuk terus belajar meskipun dengan usia yang sudah lanjut, seketika dapat melunturkan rasa lelah mereka dan berubah menjadi semangat untuk menjalani pengabdian di tempat ini untuk beberapa waktu.

“Rasa syukur kami semakin meningkat ketika melihat betapa bersemangatnya dan antusiasnya mereka dalam belajar dan mengikuti serangkaian kegiatan yang kami lakukan selama disana. Di lain sisi, walaupun lansia yang hidup di perkotaan elit ditengah kesibukan beluai, mau menyisihkan waktunya untuk hadir mengikuti serangkaian kegiatan kami dari awal hingga akhir.,” tambahnya.

Kegiatan ini dihadiri sebanyak 30 ibu-ibu lansia  WNI dan Ibu-ibu PCIA Malaysia. Diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Ketua tim PKM-KI UMS dan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisiyah  Gombak Utara, kemudian pengabdian ini dilanjutkan selama beberapa hari dengan berbagai kegiatan seperti ice breaking, pemberian materi tentang keagamaan, tentang psikologi lansia,mengenalkan lagu-lagu daerah Indonesia dan pada hari yang terakhir ditutup dengan kegiatan praktik mnegajar dengan metode tsaqifa. 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SINJAI, Suara Muhammadiyah - Muh Ilham salah satu mahasiswa baru Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIA....

Suara Muhammadiyah

3 October 2023

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Setelah sukses menyelenggarakan Gladian Pemimpin Kuntum (DIANPINKU) unt....

Suara Muhammadiyah

9 August 2024

Berita

BIREUEN, Suara Muhammadiyah - Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH....

Suara Muhammadiyah

28 November 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Upacara Wisuda Sa....

Suara Muhammadiyah

27 September 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Ba....

Suara Muhammadiyah

5 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah