Muhadjir Effendy: Petani adalah Basis Indonesia Berkemakmuran

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
211
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy dalam Jambore Nasional 1 Jamaah Tani Muhammadiyah (21/9).

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy dalam Jambore Nasional 1 Jamaah Tani Muhammadiyah (21/9).

KEBUMEN, Suara Muhammadiyah - Selama expo dan bazar dalam rangka Jambore Nasional 1 Jamaah Tani Muhammadiyah di Kebumen, berdasar data panitia, expo dan bazar telah dihadiri 22 ribu pengunjung. Dan keuntungan yang diperoleh sebesar 1,1 miliar rupiah.

Nurul Yamin, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengapresiasi penyelenggaraan jambore yang menurutnya sangat luar biasa.

"Tak ada gading yang tak retak. Mohon maaf jika banyak kesalahan selama acara. Semoga acara ini dapat membawa keberkahan untuk kita semua," tutupnya.

Pada puncak acara jambore yang berlangsung di Kebumen, MPM meluncur Gerakan Menanam dan Gerakan Bela dan Beli Produk Muhammadiyah.

Muhadjir Effendy mengatakan bahwa semua entitas perlu dirajut untuk membangun ekosistem pertanian yang kuat. "Mudah-mudahan selama di Kebumen para peserta mendapatkan pengalaman yang berharga," tegasnya.

Melanjutkan sambutannya, ia pun berpesan agar tidak ada peserta jambore yang pulang tanpa membawa apa-apa. Hal itu yang menurut mantan Kemendiknas RI sangat penting dan urgen bagi seluruh peserta jambore yang seluruhnya berprofesi sebagai petani.

"Jika budaya ini dirawat dan dijaga, tentu acara ini akan menjadi gerakan yang sangat besar," tegasnya.

Menurutnya, pertanian merupakan program yang menjadi fokus pemerintah Presiden Prabowo. Dalam mewujudkan hal ini, Muhadjir mengajak seluruh elemen masyarakat memberantas korupsi yang menjadi penyakit kronis dari bangsa Indonesia.

"Kita betul betul harus berdakwah dan reelnya adalah JATAM untuk berdakwah memberantas korupsi di bawah," tegasnya. 

Mantan Rektor UMM tersebut berharap bahwa JATAM dapat menjadi alternatif gerakan pertanian yang berkemajuan. 

Ia pun mengajak masyarakat mengubah persepsi tentang petani yang dianggap miskin. Petani menurut merupakan profesi yang mulia dan strategi untuk membangun Indonesia berkemakmuran.

"Namanya makmur itu basisnya ya petani, kalau pinter itu basisnya guru. Kalau ingin canggih, basisnya ya teknokrat," tegasnya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Program Kelas Khusus Olahraga (KKO) menjadi salah satu program yang....

Suara Muhammadiyah

31 October 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan pem....

Suara Muhammadiyah

19 October 2025

Berita

Oleh: Sucipto, M.Pd. B.I., Ph.D. Bekerja di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA....

Suara Muhammadiyah

30 July 2025

Berita

KULON PROGO, Suara Muhammadiyah – Musyawarah Kerja Daerah (Musykerda) Nasyiatul ‘Aisyiya....

Suara Muhammadiyah

8 July 2024

Berita

SUKABUMI, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Sukabumi melalui Majelis Kesejaht....

Suara Muhammadiyah

16 June 2025