SLEMAN, Suara Muhammadiyah - SMP Muhammadiyah 1 Berbah menyelenggarakan Karnaval Budaya dengan tema modernisasi kearifan lokal dalam rangka penutupan kegiatan semester gasal Ratusan siswa melakukan parade gunungan dengan atribut pakaian adat, pakaian profesi, pakaian ecoprint dan pakaian bertema kearifan lokal lainnya. Titik awal di sekolah dan berakhir di lapangan gamelan, Sendangtirto,Berbah.
"Sebagai upaya untuk menanamkan jiwa korsa saat pembuatan gunungan dan sekaligus mendukung gerakan Cinta Budaya," ujar Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Berbah, Tri Muriana. Sabtu (16/12/2023).
Tri Muriana menyebut karnaval melalui proses persiapan yang panjang, pembuatan gunungan, penggunaan produk eco print sebagai sarana memunculkan ide bagaimana siswa- siswi berkreasi menggunakan pakaian yang kesemuanya dilakukan secara mandiri oleh siswa-siswi, Tujuannya ialah upaya meneguhkan kecintaan terhadap budaya dan menanamkan jiwa korsa serta kemandirian. kegiatan ini Sekaligus menutup seluruh kegiatan pada semester gasal.
"Saat parade selain menggunakan pakaian yang menunjukkan kearifan lokal dari setiap masing-masing kelas, ada juga gunungan yang diarak. Mereka berkreasi sendiri dan hasilnya luar biasa," ujarnya.
"Parade gunungan ini melambangkan kreativitas siswa - siswi. Gunungan diisi dengan berbagai macam jenis makanan. Ada yang berisi beragam snack, ada pula sayur mayur yang dibawa bersama-sama dibawa oleh siswa-siswi". lanjutnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Tiara (20) mengaku tertarik dengan karnaval. Menurutnya sangat menarik.
"Ada ramai-ramai lalu berhenti karena macet lalu menonton. Kebetulan bawa adek jadi senang liat arak-arakan gunungan ada marching band juga," ujarnya.
Kegiatan karnaval semakin meriah dengan hadirnya fasilitas service gratis untuk warga yang hadir menyaksikan karnaval, fasilitas ini tersedia berkolaborasi dengan SMK Nasional Berbah.
Serangkaian lain dalam kegiatan ini adalah bersih lapangan secara menyeluruh, walaupun hanya sebagian yang dipergunakan tetapi pembersihan dilakukan secara menyeluruh, Gerakan ini diberi Jargon Bersih-Bersih SUAI (Sampah Untuk Amal Ibadah), salah satu tujuannya memberikan stimulus untuk menyadarkan masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. (diko)