MEDAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Aisyiyah dan MDMC yang tergabung dalam tim tanggap bencana ekologis di Sumatera Utara melakukan kunjungan silaturrahim di tiga kawasan terdampak, yakni Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Kunjungan dilakukan untuk menyemangati pimpinan daerah setempat untuk terus mendorong warga terdampak bangkit dan kembali menata kehidupan masadepan yang lebih baik.
Dari data BNPB jumlah korban yang meninggal dunia di Sumatera Utara mencapai 369 orang. Sedangkan di Aceh 477 orang dan Sumatera Barat 260 orang.
Harapan itu disampaikan rombongan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara yang hadir bersama tim di tiga daerah. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang ikut serta adalah : Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA, Irwan Syahputra MA, Prof. Dr. Muhammad Qorib, Drs. Mario Kasduri MA, Prof. Dr. Hasrat Samosir MA, Mahmud Yusus Daulay, Mutholib MM. Kemudian ikut membersamai, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sumatera Utara : Dr. Nur Rahmah Amini MAg, Yuniar R. Yoga SE, Prof. Dr. Mujiatun, serta unsur Pimpinan MDMC Dr. Elman Boy dan tim,
Bersama rombongan dibawa tujuh truk bantuan logistik berbagai kebutuhan masyarakat di tiga daerah, termasuk beras yang berasal dari bantuan NGO Bulan Sabit Merah Uni Emirat Arab dan FamilyKid’s yang berasal dari LazisMu. Kirimkan logistik yang dibawa untuk melengkapi dukungan pada proses transasi dari tanggap darurat bencana ke proses rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur, seperti penyediaan sekolah darurat sampak hunian sementara bagi warga terdampak.
Dilapangan saat ini, kondisi pemukiman warga masih sangat memrihatinkan. Warga masih hidup dengan fasilitas yang minim sementara cuaca masih belum bersahabat karena hujan masih sering turun. Kondisi itu menjadikan proses tanggap darurat menjadi lebiuh sulit.
Rombongan PW Muhammadiyah dan Aisyiyah Sumatera Utara, bergerak dari Medan menuju Tapanuli Selatan. Karena medan yang sulit dan harus menempuh jalur yang tidak biasa butuhkan batuh hampir 12 jam untuk sampai di Kota Padangsidimpuan.
Dari kota ‘salak’ ini, tim melakukan silaturrahim dan konsolidasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Tapanuli Selatan di Rumah Tarjih Muhammadiyah. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tapanuli Selatan Dr. Lazuradi melaporkan perkembangan proses tanggap darurat yang sudah dan akan dilakukan di kawasan Tapanuli Selatan, khsusnya Batangtoru, salah kawasan yang terdampak parah.
Di Batangtoru, ada di desa yang tergerus banjir dan longsor yang hampir melenyapkan semua yang ada. Ketiganya adalah Garoga, Hutagodang dan Aek Ngadol. Sungai Garoga yang meluap parah menghantam ketiga desa itu. Kawasan ini menjadi basis warga Muhammadiyah disana.
Dengan PDM Tapanuli Selatan dibahas rencana aksi yang akan dilakukan dalam beberapa pekan ke depan. Misalnya, melalui MDMC akan dibangun fasilitas sekolah darurat dan tenda hunian sementara. Muhammadiyah menghadirkan banyak tim ke kawasan ini, baik dari perguruan tinggi di Jawa, UMSU dan UM-Tapsel, UMMAS ( Asahan) dan relawan dari MDMC Jawa Tengah yang hadir di sana sejak awal musibah itu terjadi.
Untuk mengcover tanggap bencana di kawaan Batangtoru itu, pusat koordinasi dilakukan di desa Batuhula, satu kawasan yang kondisinya lebih baik, Di sini juga ada amal usaha pendidikan Muhammadiyah yang dijadikan’ “base-camp” tim MDMC dan Layanan lain yang datang dari berbagai daerah.
Ketua PWM Sumatera Utara Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution menyampaikan rasa duka yang dalam atas mnusibah yang mnelanda kawasan itu, semoga warga terdampak tabah dan dapat segera bangjkit. Hasyimsyah Nasution juga menyampaikan apresiasi kepada Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah serta tim MDMC yang sudah bekerja keras menyelesaikan proses tanggap bencana itu. ” tetap jaga kesehatan, tetap semangat,” kata Hasyimsyah Nasution.
Hal yang sama disampaikan Sekretaris PWM Sumatera Utara Ustad Irwan Syahputra MA. Katanya, untuk melakukan kerja tanggap bencana secara optimal diminta semua tim untuk bekerja dalam satu koordinasi. OMOR ( One Muhammadiyah, One Respon). Jangan bekerja sendiri-sendiri tanpak koordinasi melalui Pimpinan Muhammadiyah setempat.
Dari Batangtoru kemudian tim PWM dan PWA Sumatera Utara melanjutkan perjalanan ke kawasan Tapanuli Tengah. Di kawasan ini kawaasan yang terdampak menyebar dan mengosiolasi hingga beberapa pekan, sebutlah kawasan Tukka yang baru bisa diakses setelah hampir dua pekan.
Di Tapanuli Tengah dan Sibolga, Koordinasi dilakukan dengan PDM Tapanuli Tengah Muhammad Yusri Tanjung dan Ketua PDM Sibolga Yusran Pasaribu. Juga ikut membersamai koordinasi itu., Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Sibolga dan Tapanuli Tengah serta tim Poskorda dan MDMC kedua daerah.
Dari koordinasi yang dilakukan, kawasan Tapteng dan Sibolga sangat membutuhkan air bersih dan hunian darurat karena. Air bersih yang layak konsumsi sangat terbesar sedang hinian darurat untuk membantuk warga terdampak mendapatkan hunian yang lebih layak daripada lokasi pengungsian yang sangat tidak layak.
Pagi ini, rombonga akan melihat Poskorda Sibolga yang berlokasi di amal usaha Muhammadiyah yang jugamenjadi kampus STIT Tapteng/Sibolga.
Usaha koordinasi dan peninjauan dan penyerahan bantuan di kedua daerah itu, tim PWM dan PWA Sumut akan kembali ke Medan. (Syaifulh/Diko)

