YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Percepat langkah transformasi pendidikan, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY sukses menggelar School Leaders Conference 2025, Sabtu (29/11) bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Mengusung tema Transforming Education to Prepare Students Invent the Future, kegiatan ini diikuti ratusan peserta jenjang SMP/MTs Muhammadiyah se-DIY, yakni kepala sekolah, guru matematika, dan guru bahasa Inggris
Program kolaborasi bersama Marshall Cavendish Education (MCE), Singapura ini diharapkan memberi gagasan baru, sekaligus inspirasi lahirnya model pembelajaran lebih adaptif bagi peserta didik.
Ketua Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY, Achmad Muhamad, M.Ag., mengingatkan, visi pendidikan Muhammadiyah adalah mewujudkan transformasi menuju sekolah/madrasah Muhammadiyah unggul berkemajuan.
“Konferensi ini ruang belajar untuk menyerap langsung gagasan baru, membuka pikiran, dan memotivasi untuk bergerak bersama, mewujudkan transformasi dalam praktik pembelajaran,” ucapnya.
Achmad menuturkan, perubahan global, terutama di bidang teknologi menuntut untuk menyesuaikan diri lebih cepat. Seperti negara tetangga, Singapura, sudah mengintegrasikan kecerdasan buatan dan koding dalam pembelajaran sejak 14 tahun silam.
“Tantangan pendidikan hari ini jauh lebih berat dibanding 10 atau 15 tahun lalu. Sementara negara lain sudah jauh melangkah, tentu kita tidak boleh hanya berdiri dan melihat,” ungkapnya.
Ia berharap, kegiatan ini menjadi langkah strategis mewujudkan sekolah/madrasah Muhammadiyah DIY yang unggul berkemajuan. Para peserta bisa menjadi penggerak transformasi keberlanjutan di sekolah masing-masing.
“Jangan sampai, gagasan besar hari ini menguap dalam perjalanan pulang. Semangat harus dirawat, pikiran harus terus dibuka, dan perubahan harus diwujudkan dalam praktik,” pesannya.
Lebih lanjut, Tri Turturi Farah Meswari, Business Development Director, Southeast Asia MCE menjelaskan, Singapura telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan melalui integrasi teknologi dan penguatan metode pembelajaran.
Ia membuktikan, capaian Singapura pada Programme for International Student Assessment (PISA) 2022-2023, mencatat kenaikan skor absolut pada bidang matematika, sains dan literasi.
“Kondisi Covid sama sekali tidak mengganggu kelangsungan pembelajaran. Dan itu terbukti, skor PISA mereka terus meningkat, di saat banyak negara mengalami learning loss. Karena Singapura sudah matang mengintegrasikan teknologi,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, kata Tri Turturi, peserta konferensi akan diperkenalkan pada konsep pendidikan bilingual dan thinking classroom.
Menurutnya, inovasi pembelajaran ini selaras dengan pendekatan pembelajaran mendalam yang saat ini digaungkan di Indonesia.
“Semoga kegiatan kali ini menjadi inspirasi dan membantu mewujudkan sekolah Muhammadiyah DIY mengembangkan model pembelajaran yang lebih komprehensif,” pungkasnya.
Adapun rangkaian kegiatan meliputi plenary session dipandu Mrs. Ruhie Jamshaid, dilanjutkan session 2 bersama Dr. Philips Nicolas Gunawidjaja, dan session 3 bersama Dr. Dicky Susanto. Seluruh rangkaian diakhiri pengenalan dan perkembangan terbaru praktik pembelajaran MCE.


