SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Meski waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, peserta masih terus berdatangan. Mereka datang untuk mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Majelis Dikdasmen dan PNF PWM & PDM se-Indonesia (31/5). Pada umumnya mereka yang hadir merupakan unsur penting di sektor pendidikan serta pimpinan lembaga pendidikan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.
Mengusung tema "Bertransformasi Membangun Pendidikan Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”, rakornas kali ini bertujuan membangun paradigma baru pendidikan Muhammadiyah, dari yang sebelumnya hanya berfokus pada pendidikan bagi anak-anak kurang mampu, dan mulai menggarap pendidikan yang berfokus kepada keluarga dari kalangan menengah.
"Saat ini rasanya perlu bagi sekolah Muhammadiyah untuk berfokus kepada kelas menengah Muslim," ujar Didik Suhardi saat memberikan sambutan pada pembukaan rakornas. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, dimana kelas menengah Muslim terus mengalami peningkatan.
Ketua Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya rakornas kali ini terselenggarak pada tahun lalu, tapi karena berbagai dinamika, agenda ini baru bisa terlaksana pada tahun ini.
Ia mengajak kepada segenap peserta yang hadir untuk merefleksikan terkait Indonesia Emas 2045. Baginya, untuk bisa mewujudkan Indonesia, pendidikan Muhammadiyah harus mampu mencetak leader, bukan followers. "Sudah bukan untuk mencetak followers, tapi kami ingin mencetak pemimpin di masa depan," tegasnya.
Menurutnya, sudah bukan waktunya menunggu anak-anak yang tidak lolos di sekolah negeri untuk masuk sekolah Muhammadiyah. "Itu bukan jamannya lagi bagi sekolah Muhammadiyah. Sudah saatnya sekolah Muhammadiyah meningkatkan diri," tegasnya.
Selaras dengan hal itu, Iwan Akib, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa sekolah Muhammadiyah sudah tidak bisa lagi diurus sekedarnya. "Saat ini kita tidak bisa mempersiapkan sekolah apa adanya," ungkap Iwan.
Perlu ada sistem yang dibangun dengan keseriusan. "Pimpinan Daerah tidak perlu berpikir tentang perguruan tinggi di daerah, yang perlu dipikirkan adalah membesarkan sekolah-sekolah kita," pesannya.
Karena tugas pimpinan daerah adalah membuat sekolah-sekolah kita menjadi sekolah unggul
"Saya sering berpikir kenapa Muhammadiyah mampu bertahan hingga 100 tahun. Itu karena pendidikan yang memiliki ciri perkaderan. Mari kita serius membangun sekolah sekolah kita. Untuk terwujudnya sekolah unggul berkemajuan," tutupnya.
Dalam rakornas Majelis Dikdasmen PNF itu juga diumumkan sekolah dan insan pendidik berprestasi. Berikut adalah daftarnya.
Sekolah/Madrasah Berprestasi
1. SD Muhammadiyah Manyar, Jawa Timur
2. SD Muhammadiyah Sapen, DI Yogyakarta
3. SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, Jawa Tengah
Guru Berprestasi
1. Agus Widayoko, M.Pd (SMA Trensains Muhammadiyah Jawa Tengah
2. Hardika Saputra, M.Pd. (SMA Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro Lampung)
Kepala Sekolah/Madrasah Berprestasi
1. Agung Rahmanto, S.H., M.Pd. (SD Muhammadiyah Sapen, DI Yogyakarta)
2. Muhdiyatmoko, M.Pd. (SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta)
3. Astajab, S.Pd., M.Pd. (SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo)
Tertib Dana Ta'awun
1. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
2. SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo
3. SMP Muhammadiyah Sinar Fajar Klaten
Lifetime Achievement
1. Muntasis Irsyad, S.Pd.I. (Bangka Belitung)
2. H. Sutriono, S.Pd. (DI Yogyakarta)
3. Hima Sugiyarto (Jawa Tengah)
Siswa Berprestasi
1. Muhammad Imam Abiy (SMP Muhammadiyah Plus Batam, Kepulauan Riau)
2. Maliqi Radhitya Hakim (SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro, Lampung)
3. Akhbar Amirrul Rasyiid (SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Jawa Timur)
(diko)