GAMPING, Suara Muhammadiyah – Permasalahan di bidang kesehatan yang tengah dihadapi Indonesia adalah Tuberkulosis. Fakta berbicara terbuka bahwa Indonesia menempati peringkat 2 di dunia dengan kasus TB tertinggi dari 10 negara yang memiliki permasalahan besar menghadapi Tuberkulosis.
Dalam meresponsnya, Muhammadiyah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan United States Agency for International Development (USAID). Tujuan utamanya agar dapat meminimalisasi sampai menghilangkan penyakit penyebab utama kematian dan kesakitan di dunia tersebut.
Demikian yang menjadi rangkaian puncak peringatan Tuberkulosis (TB) Sedunia pada Rabu (5/6) di Aula Masjid Sudja’ Kompleks RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman. Adapun tema yang diusung yaitu “Gemati: Gerakan Muhammadiyah Akhiri Tuberkulosis.”
Hadir dalam acara ini Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, Ketua PP Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes, Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah Dr Mohammad Agus Syamsudin, MM, Direktur Kantor USAID Mr Jeff Kowen, Direktur RS PKU Muhammadiyah Gamping dr H Ahmad Faesol SpRad., MKes., MMR., dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Faesol mengatakan pihaknya sangat bangga dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurutnya, Ia berharap agar PKU Muhammadiyah Gamping dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama menangani masalah TB ini.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada MPKU PP Muhammadiyah yang telah menunjuk PKU Muhammadiyah Gamping sejak tahun 2020 menjadi salah satu rumah sakit jejaring atau rujukan dari penyelenggaraan pelayanan TB Resisten Obat (TB RO). Alhamdulillah dalam proses perjalanannya cukup signifikan yang kita kerjakan dan dapat membantu meringankan penderita TB dan Alhamdulillah dinyatakan sembuh,” ucapnya.
Agus Syamsudin mengungkapkan sampai saat ini sudah ada 8.800.000 orang yang Skrining TBC. Dari proses skrining ini, ditemukan terduga TB sebanyak 89.000 dan terdiagnosis ada 35.000 orang. Semua itu melibatkan 110 rumah sakit milik Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
“Alhamdulillah telah banyak berkontribusi secara cukup signifikan dan menjadi salah satu contoh keberhasilan di dalam penanganan TB bersama-sama dengan USAID. Sampai saat ini sudah ada lebih dari 623 orang yang sembuh dari TB. Untuk itu, usaha ini kemudian menjadi waktu yang bersejarah untuk meluaskan (kiprah dalam menangani TB di Indonesia),” ujarnya.
Dalam membacakan sambutan Gubernur DIY yang dibacakan Dr Sukamta, SH., MH, TB tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada aspek sosial, psikologi, dan ekonomi masyarakat. Untuk itu, perlu keseriusan sebagai langkah mengatasi dan mengobati penyakit TB secara tuntas.
“Sebagai salah satu upaya mewujudkan cakupan kesehatan semesta, keberhasilan eliminasi TB dibutuhkan kontribusi dan kolaborasi lintas sektor oleh seluruh lapisan masyarakat secara berkesinambungan. Setiap sektor memiliki peran penting dalam menyelesaikan target eliminasi TB sebelum tahun 2030,” jelasnya.
Sementara, Mr Jeff Kowen menjelaskan kolaborasi USAID dengan Muhammadiyah dalam melawan TB menuai hasil yang sangat positif. Dijelaskannya, melawan penyakit TB sangat penting untuk keberlanjutan masa depan Indonesia sehat dan Indonesia emas.
“Selama 4 tahun terakhir, USAID bermitra dengan Muhammadiyah untuk bersama berantas TB. Sampai sekarang bersama Muhammadiyah kita sudah skrining TB lebih dari 8 juta orang dan obat lebih dari 30 ribu orang penyakit TB,” ungkapnya.
Jeff mengaku terkesan dengan Muhammadiyah dalam berinovasi dalam mengatasi TB. Yaitu pengejawantahan skrining TB dilakukan secara sistematis dan praktis. “Upaya ini sudah tingkatkan deteksi pengobatan kasus TB. Kami senang praktik baik dari Muhammadiyah dapat dibagi dan disebarkan kepada rumah sakit lain,” tegasnya. (Cris)
