ASAHAN, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Kisaran, menyebutkan lokasi Komplek Perguruan Muhammadiyah sebagai lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri pada Rabu (10/4/2024). Sempat terjadi kendala disebabkan hujan deras sehari yang lalu namun panitia sholat id mengantisipasi lokasi yang akan dipindahkan masjid Taqwa melihat kondisi memungkinkan akhirnya kembali dilaksanakan di komplek lapangan perguruan Muhammadiyah daerah Cabang Kisaran Timur.
Ketua PCM Kisaran Mahmudin, mengungkapkan yang bertindak sebagai imam dan khatib shalat id Drs. Edi Suheri, Mantan Wakil Ketua Bidang Kader PW. IPM Sumatera Utara. Dengan demikian, "Jumlah jemaah baik warga dan simpatisan yang melaksanakan sholat id di Lapangan Komplek Perguruan Muhammadiyah Asahan hampir sekitar seribu.” Dana infaq yang sudah terkumpul sekitar Rp.16 Juta lebih yang mana dana infaq ini akan disalurkan untuk penimbunan tanah rendah di jalan Diponegoro.
Bertindak sebagai Khatib Ustadz Drs. Edi Suheri menyebutkan banyak nikmat yang telah diberikan Allah kepada umatnya yaitu Allah mengingat kita agar kita mengingatnya Allah memerintahkan kepada kita agar kita bersyukur atas segala nikmat, rezeki yang telah diberikan kepada kita dan kita dilarang bersifat kufur.
Katanya, dengan kita bersyukur nikmat yang diberikan Allah pertama nikmat islam dan iman dengan itulah, Allah jauhkan kita dari siksanya, apalagi puasa baru saja meninggalkan kita sebagai orang yang beriman kita merasakan nikmat beribadah di bulan itu yang disebut oleh Nabi sebagai shabu mubarak karena ada rasa nikmat penuh rasa berkah yang kita rasakan beribadah di bulan itu jika kita melaksanakan ibadah puasa dengan benar maka Allah akan menjadikan kita orang yang bertaqwa.
Selanjutnya, kata mantan wakil ketua bidang kader PW IPM Sumatera Utara ini Umat Islam akhirnya sampai pada hari yang sangat menyedihkan ketika pertemuan dengan Bulan Ramadhan yang selalu dirindukan berakhir. Hal ini dikarenakan puasa, shalat malam, dan membaca Alquran mungkin belum dilakukan secara optimal. Bahkan ibadah-ibadah lainnya mungkin juga belum dilakukan secara optimal. Tapi ketika waktu berlalu begitu cepat, ternyata tanpa terasa begitu cepat berlalu meninggalkan kita.
Ketika air mata mengalir, itu menunjukkan perasaan sedih yang bergemuruh dalam hati, menimbulkan pertanyaan apakah kita akan dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan tahun berikutnya? Karena itulah dulu para salafus-shalih menangis ketika bulan Ramadhan pergi meninggalkan mereka, dan mereka mengucapkan doa, “Ya Allah, anugerahkan lagi kepada kami bulan Ramadhan, anugerahkan lagi kepada kami bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan..” Doa ini menunjukkan rasa rindu kita akan datangnya bulan Ramadhan.
Dengan demikian kita berharap kepada Allah SWT semoga diberikan kepada kita pahala di bulan Ramadhan yang sudah kita lakukan dan menjadi berkah bagi kita.(Ade. K/MPI)