SYDNEY, Suara Muhammadiyah — Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah New South Wales (NSW) baru saja menggelar hajatan akbar. Untuk kali pertama, Musyawarah Ranting Istimewa Muhammadiyah NSW dan Musyawarah Ranting Istimewa ‘Aisyiyah NSW digelar pada hari yang sama Ahad (15/12/24), dengan pelaksanaan yang sama-sama formalnya.
Punchbowl Community Centre — yang terletak di Punchbowl, suatu suburb yang 40% penduduknya muslim — menjadi saksi gelaran Musyawarah Ranting Istimewa (Musyranis) ke-7 Muhammadiyah NSW dan Musyawarah Ranting Istimewa (Musyranis) ke-2 ‘Aisyiyah NSW, yang menorehkan beberapa catatan sejarah baru.
Ini kali pertama Musyranis di NSW memuliakan para anggota dan peserta dengan buku panduan terjilid. Buku Panduan Musyranis Muhammadiyah NSW tercetak setebal 69 halaman, dan materi Musyranis ‘Aisyiyah NSW tercetak setebal 30 halaman. Ini di luar lampiran tersendiri yang berisi laporan keuangan, laporan aset, dan berkas-berkas pemilihan.
Dalam laporan pertanggungjawabannya, Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) NSW Periode 2022-2024 (diwakili Ketua, Izza Rohman; Sekretaris, Syafiie; dan Bendahara: Muhammad Irawan) menyampaikan pelaksanaan 146 kegiatan dalam 24 bulan terakhir (tidak kurang dari enam kegiatan per bulan).
Catatan itu belum termasuk 33 kegiatan khusus Pimpinan Ranting Istimewa ‘Aisyiyah. Itu berarti di NSW rata-rata ada sekurangnya tujuh kegiatan Muhammadiyah/‘Aisyiyah per bulan dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, periode 2021-2022 membukukan 94 kegiatan (rata-rata lima kegiatan per bulan).
Selain itu PRIM NSW juga melaporkan peningkatan jumlah sumber daya insani yang dimiliki. Muhammadiyah NSW memiliki tidak kurang dari 76 Anggota dengan Nomor Baku Muhammadiyah, 46 orang lulusan Baitul Arqam, dan 110 warga yang tercatat menjadi peserta pengajian (dalam dua tahun terakhir).
Dengan kuantitas sumber daya insani sebesar itu wajar bila Musyranis kali ini mencatat partisipasi tertinggi dalam sejarah 12 tahun Muhammadiyah dan 2 tahun ‘Aisyiyah di NSW. Ranting Istimewa Muhammadiyah NSW sendiri berdiri 16 Desember 2012, sementara Ranting Istimewa ‘Aisyiyah NSW berdiri 17 Desember 2022.
Terpilih dalam Musyranis lima Anggota PRIM NSW Periode 2024-2026: Ibnu Jamaludin (Ketua), Muhammad Iqwan Sanjani (Sekretaris), Salut Muhidin, Novianto Fitriawan, dan Fathurohman Syahrie. Kelima-limanya telah memiliki banyak pengalaman di bidang kepemimpinan di berbagai komunitas diaspora Indonesia di NSW. Semuanya, selain Iqwan Sanjani (yang asal Universitas Ahmad Dahlan), adalah warganegara/penduduk tetap Australia.
Terpilih pula lima Anggota PRIA NSW Periode 2024-2026: Annie Megarezki Upton (Ketua), Devi Yanti Nazar (Wakil Ketua), Ammik Kisriyani (Sekretaris), Yuyun Yuniar (Wakil Sekretaris), dan Heni Puspaningrum (Bendahara). Kelima-limanya telah mengikuti Baitul Arqam di Australia. Semuanya adalah warganegara/penduduk tetap Australia, kecuali Ammik Kisriyani (asal Universitas Gajah Mada) dan Yuyun Yuniar (asal Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Menariknya, tidak ada pasangan suami-istri dalam jajaran Anggota Pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah NSW periode kali ini. Sebelumnya, jajaran pimpinan periode 2022-2024 dihuni empat pasang suami-istri. Tidak satu pun dari keempat pasang suami-istri tersebut yang kembali berada di jajaran pimpinan periode 2024-2026. Tentu ini menandai semakin luas dan dinamisnya kaderisasi dan keterlibatan warga dalam Persyarikatan di Sydney dan sekitarnya.
Musyranis NSW juga ditandai dengan momen menarik. PRIM NSW kini memiliki aset bergerak: satu unit “Mobil Muhammadiyah Sydney”, yang acara serah terimanya dilaksanakan di sela penyampaian laporan pertanggungjawaban. Ini satu lagi penanda kemajuan gerak dakwah Muhammadiyah di NSW, yang aset keuangannya meningkat 200 persen dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, acara pembukaan musyranis dihadiri pula oleh dua pejabat KJRI Sydney. Hadir Konsul Jenderal, Vedi Kurnia Buana dan Atase Fungsi Imigrasi, Agus Abdul Majid. Kedua-duanya sama-sama menyampaikan sambutan sekaligus menerima cindera mata buku Cerah Mentari di Ufuk Sydney (karya Abdul Mu’ti, Muhammad Sayuti, dkk., terbitan PRIM NSW dan UAD Press) dan Tafsir Bacaan Shalat (karya Izza Rohman, terbitan Qaf Jakarta).
Bagi kedua-duanya, ini adalah juga sekaligus temu perpisahan karena keduanya rencananya akan mendapatkan tugas baru dari negara di tempat berbeda dalam waktu dekat. Sementara bagi Izza Rohman, ini juga menjadi peluncuran buku kedua, setelah Sabtu lalu ia meluncurkan ketiga buku barunya di Jakarta, di sela acara Konferensi Mufasir Muhammadiyah II di Uhamka.
Bergabung pula secara daring dalam acara pembukaan Musyranis: Ketua PCIA Australia, Rina Febrina Sarie (yang juga menyampaikan sambutan), Ketua PRIM Queensland, Deni Wahyudi Kurniawan, dan beberapa anggota yang berhalangan hadir secara langsung.
Musyranis NSW 2024 telah menandai dinamisnya gerak Muhammadiyah di Negeri Kanguru. Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai bersama selaras dengan tema Musyranis Muhammadiyah NSW “Memajukan Internasionalisasi Muhammadiyah, Mencerahkan New South Wales” dan tema Musyranis ‘Aisyiyah NSW “Perempuan Berkemajuan, Mencerahkan New South Wales”. Semoga Allah terus meridai.