Nasyiatul 'Aisyiyah dan Tantangan Peradaban Digital

Publish

21 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
73
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Oleh: Rusydi Umar, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Anggota MPI PP Muhammadiyah (2015-2022)

Nasyiatul 'Aisyiyah (NA) memasuki usia yang matang, 94 tahun berdasarkan kalender Masehi dan 97 tahun menurut kalender Hijriah. Angka ini bukan hanya penanda waktu perjalanan organisasi perempuan muda Muhammadiyah, tetapi juga refleksi perjuangan yang panjang dan tantangan yang kian kompleks. Perjalanan ini menuntut NA untuk terus beradaptasi dan berinovasi, khususnya di era digital yang menuntut kecepatan, ketepatan, dan kecerdasan dalam pengelolaan dakwah serta pemberdayaan perempuan.

Di tengah derasnya gelombang transformasi teknologi, peran perempuan Muhammadiyah harus diperkuat agar tidak sekadar menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi pelopor pemanfaatannya demi kemaslahatan umat dan bangsa. Realitasnya, meskipun teknologi informasi telah merambah ke berbagai lini kehidupan, masih banyak tantangan nyata yang dihadapi oleh kader NA dalam menjawab perubahan zaman.

Salah satunya adalah kesenjangan akses digital antara kota dan desa, yang masih menjadi persoalan serius bagi kader perempuan di berbagai daerah. Belum semua perempuan memiliki kemudahan mengakses internet yang memadai, apalagi memanfaatkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) secara optimal. Kondisi ini memerlukan strategi terukur dari NA agar pembangunan kapasitas digital tidak hanya berhenti pada kelompok elit perkotaan.

Selain masalah akses, ada pula tantangan budaya dan sosial yang kadang menghambat perempuan untuk maju secara optimal. Di beberapa daerah, tradisi patriarki masih kuat, membuat perempuan harus berjuang ekstra keras untuk memperoleh ruang berkontribusi secara penuh dalam organisasi dan masyarakat. NA sebagai bagian dari Muhammadiyah harus berperan sebagai agen perubahan yang berani membongkar kultur-kultur yang menghambat kemajuan perempuan, tanpa meninggalkan nilai-nilai agama yang moderat dan berkemajuan.

Penting pula bagi NA untuk memperkuat literasi digital secara holistik. Literasi ini bukan sekadar kemampuan menggunakan gadget atau media sosial, melainkan pemahaman kritis terhadap informasi yang beredar, kemampuan menciptakan konten positif, serta memanfaatkan teknologi untuk pemberdayaan ekonomi dan sosial.

Beberapa program yang sudah mulai dijalankan, seperti pelatihan kewirausahaan digital bagi perempuan dan kampanye anti-hoaks berbasis dakwah Islam moderat, adalah langkah positif yang patut diapresiasi. Namun, perlu diperluas dan didukung dengan riset yang mendalam agar hasilnya berdampak luas dan terukur.

Dalam konteks kaderisasi, NA perlu memperbaharui model pelatihannya agar selaras dengan kebutuhan zaman. Pelatihan-pelatihan berbasis teknologi, peningkatan soft skills seperti leadership dan digital marketing, serta penanaman nilai-nilai integritas dan ikhlas berkhidmat harus menjadi paket yang utuh.

Salah satu keberhasilan kaderisasi NA terlihat dari banyaknya perempuan Muhammadiyah yang kini aktif di berbagai bidang mulai pendidikan, kesehatan, hingga advokasi sosial. Testimoni dari beberapa kader muda menunjukkan bahwa mereka merasa semakin siap menghadapi tantangan kompleks di era modern, asalkan didukung oleh pembinaan yang berkelanjutan dan relevan.

Konteks sosial-politik juga semakin menuntut perempuan Muhammadiyah untuk tampil sebagai penggerak perubahan yang cerdas dan berintegritas. Dalam isu-isu kontemporer seperti pemberdayaan ekonomi syariah, perlindungan hak perempuan, dan partisipasi dalam pembangunan nasional, NA dapat menjadi ujung tombak gerakan progresif yang mengedepankan keadilan dan kemanusiaan. Perempuan Muhammadiyah tidak hanya harus berperan di ranah domestik atau organisasi, tetapi juga aktif dalam ranah publik dan kebijakan.

Data yang dihimpun dari berbagai wilayah menunjukkan peningkatan signifikan partisipasi perempuan NA dalam kegiatan sosial dan ekonomi. Misalnya, program pelatihan kewirausahaan berbasis teknologi yang digelar di beberapa daerah berhasil menciptakan puluhan usaha mikro yang berkelanjutan. Selain itu, inisiatif pendampingan psikososial berbasis daring juga menunjukkan keberhasilan dalam membantu masyarakat menghadapi tekanan hidup masa pandemi dan pasca pandemi.

Namun demikian, masih ada pekerjaan rumah besar yang harus dihadapi. Perlu adanya upaya terintegrasi antara NA dengan universitas, lembaga riset, dan sektor swasta untuk memperkuat riset dan pengembangan teknologi yang ramah gender dan inklusif. Kolaborasi semacam ini bisa membuka peluang besar bagi NA untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga inovator dan pembentuk kebijakan berbasis riset.

Di sisi lain, spirit ikhlas berkhidmat yang menjadi nilai inti NA harus terus dipelihara agar kader tidak hanya terjebak dalam rutinitas administratif, melainkan benar-benar menjadi pelayan masyarakat yang berkomitmen dan berdampak. Digitalisasi organisasi juga harus diarahkan agar menjadi alat yang memperkuat ikatan solidaritas dan komunikasi efektif antar anggota, bukan sekadar sebagai formalitas teknologi.

Milad ke 94 tahun (Masehi) atau ke 97 tahun (Hijriah) ini, lebih dari sekadar merayakan usia, menjadi momentum pembaharuan visi NA. Perempuan Muhammadiyah harus menatap masa depan dengan penuh optimisme dan kesiapan. Mereka adalah tiang negara yang kokoh, benteng moral sekaligus agen perubahan sosial. Dengan penguatan literasi digital, inovasi kaderisasi, dan semangat kolaborasi, Nasyiatul Aisyiyah mampu menjadi pelopor peradaban yang berkemajuan dan berkeadaban di era digital.

Ke depan, saya berharap NA dapat terus bertransformasi menjadi organisasi perempuan yang adaptif dan progresif, tanpa kehilangan akar spiritual dan ideologisnya. Semoga kiprah NA semakin besar dan memberikan kontribusi nyata dalam mengawal kemajuan bangsa dan menjaga nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Menjadi Aktivis Sekaligus Ahli di Bidangnya Oleh: Noval Sahnitri/Ketua Bidang KDI PW IPM Lampung/An....

Suara Muhammadiyah

22 April 2025

Wawasan

Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko National Poultry Technical Consultant, LPCRPM PP Muhammadiyah Bidang....

Suara Muhammadiyah

28 February 2024

Wawasan

Oleh: Agus Setiyono Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki sejarah pa....

Suara Muhammadiyah

28 October 2023

Wawasan

Bahaya ‘Crab Mentality’ dalam Tubuh IMM Oleh: Naufal Abdul Afif S.Sos Crab mentality ....

Suara Muhammadiyah

25 September 2023

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (17) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Di da....

Suara Muhammadiyah

28 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah