YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memberikan penghormatan tertinggi kepada sosok yang tak gentar dalam menegakkan keadilan. Dalam rangkaian perayaan Milad ke-44, UMY menganugerahkan UMY Award di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) kepada Novel Baswedan, seorang tokoh yang dikenal luas atas keberaniannya dalam mengungkap kasus-kasus korupsi dan komitmennya terhadap isu-isu HAM.
Dalam rangkaian perayaan Milad ke-44 yang berlangsung Senin (28/4) di Ballroom Student Dormitory UMY, penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kiprah Novel Baswedan dalam memperjuangkan keadilan dan membela hak asasi manusia di Indonesia.
Novel Baswedan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada UMY atas penghargaan yang diberikan. Ia menekankan pentingnya dukungan dan apresiasi bagi para pejuang kebaikan di negeri ini.
"Saya apresiasi sekali karena kita tau di negeri ini banyak orang yang memperjuangkan kepentingan negeri, orang yang merasa memiliki negeri, banyak orang yang memperjuang untuk melawan korupsi, untuk membela masalah ketidakadilan dan masalah pelanggaran kehasilan manusia dan banyak diantara mereka itu yang mungkin tidak mendapatkan akses informasi atau publikasi yang ada," ujar Novel Baswedan dalam pidatonya.
Lebih lanjut, Novel Baswedan berharap penghargaan ini dapat memberikan dorongan bagi semua pihak yang memiliki komitmen untuk membela kepentingan bangsa.
"Saya berharap tentunya dengan adanya UMY Award ini terdepan bisa mendorong kepentingan kepada semua orang yang mau untuk membela kepentingan negeri itu terdorong, ke dukung dan tentunya diberikan apresiasi sehingga mereka semakin banyak yang mau dan sumbu-sumbu untuk membela kepentingan negeri dengan cara apapun, dengan cara-cara yang dibenarkan," imbuhnya.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc., yang disaksikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Busyro Muqoddas, senat dan civitas akademika UMY.
Disela-sela kegiatan, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UMY, Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag., menjelaskan bahwa proses seleksi penerima UMY Award telah dilakukan sejak November tahun lalu melalui pengajuan nama dari masyarakat dan publik.
"Seleksi kita mulai sejak bulan November tahun lalu lalu kemudian kita mengajukan, kita meminta kepada masyarakat kepada publik untuk menunjukkan beberapa nama lalu kemudian ada yang persorangan dan kelembagaan. Bulan beliau diajukan atas nama kelembagaan dan sekaligus persorangan lalu kita pilih untuk mendapatkan ini yang pertama," ungkap Prof. Zuly Qodir.
Prof. Zuly Qodir juga menambahkan bahwa UMY berencana untuk menjadikan penghargaan ini sebagai agenda tahunan dengan fokus bidang yang berbeda-beda.
"Insyaallah kita selanjutnya akan lakukan hal yang serupa di tiap tahun berikutnya dengan segmen atau dengan konsentrasi bidang yang berbeda," katanya.
Dari 16 nominasi yang masuk, Novel Baswedan terpilih sebagai penerima pertama UMY Award. Prof. Zuly Qodir memberikan sedikit informasi mengenai latar belakang pemberian nama penghargaan tersebut.
"Ada 16 nominasi kemudian kita ambil ini salah satu, bulan beliau lah yang mendapatkan kesempatan yang pertama ini. Saya ingin tambahkan sedikit terkait dengan masalah bernamanya UMY Award," pungkasnya.
Penganugerahan UMY Award kepada Novel Baswedan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda dan seluruh masyarakat untuk terus berjuang menegakkan hukum dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia.