Pesan Idul Fitri dari Muhammadiyah Sulsel: Mengarungi Era Digital dengan Ketakwaan

Publish

10 April 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
101
Doc. Istimewa

Doc. Istimewa

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Langit mendung tak menghalangi gema takbir membahana di berbagai penjuru kota. Ribuan umat Muslim Makassar berkumpul di pelataran Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan untuk menunaikan ibadah salat Idulfitri 1445 Hijriah, Rabu, 10 April 2024.

Suasana khusyuk menyelimuti area salat. Jemaah, tua dan muda, bahu-membahu mengumandangkan takbir. Terpancar rasa persaudaraan dan kebersamaan yang begitu erat. Bagi umat Muslim, Idul Fitri bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Lebih dari itu, momen ini menjadi titik refleksi dan pengharapan untuk masa depan yang lebih baik.

Bertindak sebagai khutbah yaitu Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan Dr Husain Abd Rahman, MPdI. Adapun tema yang diusung dalam khutbahnya "Meningkatkan Ketakwaan dan Tantangannya di Era Digital."

Husain mengingatkan jemaah bahwa di era digital saat ini, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah penggunaan teknologi yang tidak bertanggung jawab. "Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak mengubah sikap, kepribadian, dan perilaku manusia," katanya.

Ia mencontohkan, banyak orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain gadget, menonton video yang tidak bermanfaat, dan menyebarkan berita bohong. Hal ini dapat menggeser fokus dari ibadah dan interaksi sosial yang positif. Bendahara Muhammadiyah Sulsel itu mengajak umat Islam untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan penuh ketakwaan. "Kita harus menjadi pengguna teknologi yang cerdas, bukan budak teknologi," tegasnya.

Untuk mengarungi era digital dengan bijak dan penuh ketakwaan, Husain memberikan beberapa tips. Pertama, menjadikan Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup. Ini penting untuk menuntun umat Islam dalam bertindak dan menggunakan teknologi sesuai nilai-nilai agama.

Kedua, memilih konten digital yang bermanfaat dan berlandaskan nilai-nilai agama. Di era digital, banyak konten yang tersedia, namun tidak semuanya bermanfaat. Umat Islam perlu menyaring dan memilih konten yang memberikan nilai positif dan memperkuat keimanan.

Ketiga, menggunakan teknologi untuk memperkuat hubungan dengan sesama manusia. Teknologi dapat menjadi alat untuk mempererat tali persaudaraan dan menjalin komunikasi yang positif. Umat Islam dapat memanfaatkannya untuk menjalin silaturahmi, berbagi informasi bermanfaat, dan dakwah.

Keempat, menjadi teladan bagi generasi muda dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Generasi muda adalah pengguna teknologi terbesar. Umat Islam yang lebih dewasa perlu menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab.

Di akhir khutbahnya, Husain mengajak jemaah untuk berdoa bersama, memohon agar Allah SWT memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan godaan di masa depan dengan sabar dan istiqamah.

"Semoga segala bentuk ibadah yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan dan seterusnya menjadi lebih bermakna dan diterima di sisi Allah," tutupnya. (Hadi/Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

TEGAL, Suara Muhammadiyah - Hari ber-Muhammadiyah merupakan hari dimana dilakukan Tabligh ....

Suara Muhammadiyah

4 December 2023

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

1 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Momen wisuda Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang ber....

Suara Muhammadiyah

2 October 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Majelis Dikdasmen-PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa B....

Suara Muhammadiyah

2 May 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Indonesia Institute for Social Development (IISD) mendorong pemer....

Suara Muhammadiyah

13 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah