YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pagi ini, wajah-wajah kru redaksi Suara Muhammadiyah tampak lebih cerah dari hari-hari sebelumnya. Pasalnya, dua tokoh inti persyarikatan datang menyambangi ruang redaksi guna meninjau buku yang akan segera diterbitkan oleh Penerbit Suara Muhammadiyah. Keduanya adalah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si dan Buya Anwar Abbas. Di antara buku yang sudah terbit adalah “Respons Anak Kampung Untuk Umat, Bangsa & Dunia” milik Buya Anwar Abbas. Sedangkan buku milik Prof Haedar Nashir sedang dalam proses pengeditan. Berada di lantai 3 Graha Suara Muhammadiyah, pertemuan yang berlangsung santai itu disisipi dengan guyonan (13/11).
Di ruangan yang tersusun cukup rapat oleh bilik-bilik. Di sofa tempat kru redaksi biasa menjamu tamu, dua petinggi Muhammadiyah itu sesekali menengok ke arah jendela yang berhadapan langsung dengan gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang lama. Ada obrolan cukup serius tentang impian di masa depan, terkait dengan keinginan untuk memiliki gedung yang megah dan terpadu, sebagai pusat Islam berkemajuan.
Saat pramusaji datang nampan berisi makanan dan minuman, suasana berubah menjadi lebih cair. Prof Haedar dan Buya Anwar pun mempersilahkan pramusaji untuk menyajikan sesuatu yang dibawanya di atas meja persegi berwarna kecoklatan. Beliau berdua kemudian bergegas ke salah satu bilik yang menghadap ke selatan. Melangkah ke tempat salah seorang editor senior SM, Dwi Agus yang sedari pagi sudah standby di depan komputernya. Menyiapkan naskah agar sesuai pesanan, sampai status fix untuk diterbitkan.
Berbagai masukan pun datang dari dua tokoh penting persyarikatan itu. Mulai dari isi buku, cover, hingga kata pengantar tak luput dari sorotan. Obrolan yang sangat renyah dan bersahabat kembali tersaji di ruang redaksi SM.
"Seperti ini bagus," ujar Prof Haedar menilai cover buku terbarunya. Semua mengamini apa yang beliau katakan.
Sambil memegang buku dengan judul Respons Anak Kampung Untuk Umat, Bangsa & Dunia, Buya Anwar menanyakan terkait bukunya. "Ini yang buat covernya siapa," tanya Buya Anwar Abbas mengomentari bukunya yang baru saja diterbitkan Suara Muhammadiyah.
Tak jauh dari tempat Buya berdiri, Amin Mubarok, yang merupakan pendesain cover buku-buku SM mendekati Buya dan menjelaskan bahwa itu adalah hasil kreativitasnya. “Ini semuanya saya Buya,” ujar Amin.
"Kalau begini ngomongnya, berarti saya suruh bayar," ucap Buya sambil berkelakar.
Tak lama setelah itu, Buya kembali bertanya tentang berapa jumlah personil redaksi SM. Kali ini Ganjar Sri Husodo, Manajer Penerbitan SM yang menimpali, "Kerang lebih 12 sampai 15 orang Buya. 3 orang kadang datang, kadang tidak karena pensiunan yang masih diperbantukan di redaksi," ucap Ganjar.
"Kalau makan biasanya di mana," tanya Buya kembali. "Tergantung sponsor Buya," timpal Ganjar kembali sembil ketawa cekikikan.
“Sini kirim nomor rekeningnya,” pinta Buya Anwar kepada Ganjar.
“Coba lihat ini,” menunjukkan hasil transferan kepada salah satu kru redaksi yang berdiri tak jauh dari tempat Buya duduk.
“Nanti harus makan. Kalau tidak lapor saya,” ujar Buya kepada seluruh tim redaksi.
Dalam hati, kami berucap syukur. Dan wajah-wajah kami semakin cerah. (diko)