Pahlawan Keluarga itu Bernama Ayah

Publish

17 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
36
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Pahlawan Keluarga itu Bernama Ayah

Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalimantan Selatan dan Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN

Ayah adalah sosok pahlawan keluarga. Beliau penanggung jawab sekaligus pelindung keluarga. Bagi ayah, kehadiran anak-anak bukan hanya amanah dari Tuhan, namun juga anugerah terindah yang disyukuri. Karena itu, momen kebersamaan dengannya sangat dinanti. Tanpa keluh kesah, ayah berusaha terus tersenyum tatkala anak-anaknya berkumpul.

Keluarga, dalam Muhammadiyah, merupakan pilar kesejahteraan bangsa. Karena itu, landasan pada keluarga menerapkan kehidupan yang religius, sejahtera dan harmonis. Figur ayah tergambar jelas dalam ingatan kita. Ayah selalu memberikan rasa aman dan kasih sayang kepada keluarga. Cintanya dalam keluarga tak hanya sebatas perasaan, namun diwujudkannya pada perhatian, menghargai, pendampingan dan tanggung jawab.

Menurut tokoh Muhammadiyah dan pakar pendidikan Abdul Mu’ti yang juga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI mengatakan pondasi dalam masyarakat utama terletak pada sisi keluarga. Dan keluarga merupakan institusi yang paling menentukan kemajuan dari suatu bangsa.

Keluarga berkemajuan merupakan keluarga yang di dalamnya ada kebahagiaan dan ketenangan. Di mana kebahagiaan itu terbangun karena ada relasi yang sangat akrab antara suami dengan istri, antara orangtua dengan anak, dan antara anak dengan anak yang lainnya.

Suatu kebanggaan memiliki orangtua hebat. Di mana ayah telah berkorban, rela berjuang hidup demi nasib anak-anaknya, dengan tulus ikhlas mengasuh dan mendidik dalam keluarga. Anak-anak biasa menggunakan pancaindera dan hatinya untuk menangkap sinyal kehidupan di keluarga dan masyarakat. Pola asuh dalam keluarga direspon anak dengan berbagai cara, bisa mengingat, merekam atau meniru. Lewat indera penglihatan misalnya, anak melihat perilaku keseharian dari orangtua.

Banyak pelajaran yang bisa diikuti anak dari kebiasaan-kebiasaan yang ada dibuat di keluarga. Karena itu, suasana keluarga perlu adanya pancaran kasih sayang, saling mencintai, dan keterbukaan di antara anggota keluarga. Jika hal tersebut tidak tertanamkan pada anggota keluarga, maka sudah dapat dipastikan akan terjadi keributan yang tak bertepi.

Memang penting untuk meluangkan waktu, meskipun sejenak, orangtua membersamai anggota keluarga dalam momen kebersamaan. Dan hal itu tidak lah selalu mudah, mencari saat yang tepat dan bagaimana kita bisa tetap ada komunikasi dengan keluarga. Karena itu, begitu berharganya ada waktu untuk keluarga (family time).

Bila kasih ibu sepanjang beta, maka kasih ayah di sepanjang perjalanan hidup. Peran ayah sangat penting dalam keluarga. Seiring pertumbuhan dan perkembangan anak, kehadiran ayah sangat dinanti, terutama pada pendidikan keluarga.

Sosok Ayah

Kehadiran ayah mengajarkan anggota keluarga tentang banyak hal, seperti; pertama, ayah mengajarkan kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving). Manusia diciptakan sama, masing-masing ada dua bagian pundak, satu berada di lengan sebelah kanan dan satunya di lengan kiri. Dan setiap orang dihadapkan pada masalahnya masing-masing.

Meskipun masalah yang mendera sama, tetapi penerimaan dan sikap yang muncul pada seseorang bisa berbeda. Hal itu tentu dipengaruhi oleh referensi dan kebiasaan dalam memahami keadaan. Dengan menguasai keadaan, perilaku muncul menentukan sikap yang disertai formula solusi untuk menentukan jalan keluar dari masalah dengan keputusan yang tepat.

Belajar dari sosok ayah, anak bisa belajar kesiapan diri dengan segala keadaan. Apapun yang ada, itu merupakan hasil yang diperolehnya selama ia melewati peristiwa-peristiwa sebelumnya. Keluarga berkemajuan selalu belajar menguatkan diri untuk mengubah kondisi dan keadaan, meskipun harapan yang ada tidak sesuai dengan kenyataan. Diterima dengan bijak penuh lapang dada.

Kedua, ayah mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab. Mungkin awalnya banyak yang beranggapan bila mengurus rumah, mengasuh dan mendidik anak, serta memasak merupakan tanggung jawab seorang ibu. Tentu anggapan itu keliru. Karena sosok ayah adalah seorang penanggung jawab keluarga, ikut menentukan nasib anak-anaknya.

Dalam sebuah hadis, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah”, (HR. Muslim). 

Ketiga, ayah mengajarkan kecerdasan sosial. Seorang ayah adalah pemimpin rumah tangga. Pemimpin keluarga yang berkemajuan berarti yaitu mereka yang memimpin dengan rendah hati. Ayah yang baik tidak pernah membedakan individu-individu pada keluarga, pemimpin rumah tangga yang mampu memposisikan diri layaknya anggota keluarga yang ia pimpin. Bisa menjadi pendidik sekaligus kawan atau partner diskusi dalam membahas suatu masalah serta dapat berbagi ide gagasan.

Dari tampak demikian, maka setiap individu dalam keluarga berkemajuan menjalani tindakan tanpa rasa terpaksa, dan otomatis tugas yang diberikan bisa dikerjakan dengan baik. Karena itu, tidak lah mengherankan apabila sosok ayah begitu dicintai dan menjadi idola anak-anaknya. Di mana anak-anak diperlakukan sama antara satu dengan yang lainnya.

Keempat, ayah mengajarkan tentang kesederhanaan. Dalam keluarga berkemajuan ada prestasi yang membanggakan anggota keluarganya. Di mana prestasinya bisa menjadi teladan bagi keluarga lainnya. Salah satu prestasi yang bisa ditampilkan oleh keluarga ialah membiasakan anak-anaknya agar dapat hidup penuh kesederhanaan, jauh dari gaya hidup yang penuh kemewahan.

Keluarga memiliki akhlak yang baik akan biasa dalam kesederhanaan. Akhlak pada keluarga sangat penting bagi masa depan anggota keluarga, terutama anak-anak. Karena mendidik dengan sesuatu yang tidak baik, maka dikemudian hari dapat dipastikan masa depan anak akan tidak baik pula.

Cinta ayah memang susah dilihat. Namun cinta ayah sangat bisa dirasakan oleh anak-anaknya. Komunikasi antar anggota keluarga terbangun secara efektif tatkala mereka masih memegang sebuah kepercayaan. Tanpa ada rasa menyalahkan, curiga, marah, benci ataupun ingin menang sendiri.

Ayah hebat. Dari sosok ayah kita bisa memetik banyak pelajaran perihal kehidupan. Ayah tak akan rela anaknya dalam bahaya, ketakutan dan kondisi terancam. Masing-masing kita memiliki kisah sendiri tentang sosok ayah. Dan semua kisahnya akan tetap bersemayam indah di dalam hati.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Ramadhan Bulan Kebaikan  Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Pontianak/LPPA PWA Kalbar&n....

Suara Muhammadiyah

9 March 2025

Wawasan

Anak Saleh (2) Oleh: Mohammad Fakhrudin Telah diuraikan di dalam “Anak Saleh” (AS) 1, ....

Suara Muhammadiyah

1 August 2024

Wawasan

Menentang Penindasan Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Apakah Al....

Suara Muhammadiyah

5 January 2024

Wawasan

Boikot: Senjata Kolektif untuk Kemerdekaan Palestina Oleh: Hilma Fanniar Rohman, Dosen Perbankan Sy....

Suara Muhammadiyah

30 May 2024

Wawasan

IMM: Membaca, Bukan Hanya Bicara Oleh: Fathan Faris Saputro (Penulis buku Luwesitas IMM) Di era di....

Suara Muhammadiyah

23 April 2024