Pakar Keamanan Internasional UMY: Konflik Iran–Israel Guncang Tatanan Global

Publish

19 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
111
Foto Dr. Sugeng Riyanto, dosen HI UMY yang juga merupakan pakar keamanan internasional

Foto Dr. Sugeng Riyanto, dosen HI UMY yang juga merupakan pakar keamanan internasional

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Memanasnya ketegangan antara Iran dan Israel dalam beberapa waktu terakhir memicu kekhawatiran serius dari berbagai pihak. Konflik ini tidak hanya mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah, tetapi juga dinilai berpotensi mengguncang tatanan global dan memicu kembali polarisasi kekuatan dunia seperti yang terjadi pada era Perang Dingin.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Sugeng Riyanto, dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) sekaligus pakar keamanan internasional. Menurutnya, konflik Iran–Israel merupakan akumulasi dari persoalan substansial dan yuridis yang telah berlangsung lama, bukan semata reaksi spontan.

“Ada dua penyebab utama. Pertama, kebuntuan dalam negosiasi terkait program nuklir Iran. Kedua, kekhawatiran mendalam dari Israel terhadap proses pengayaan uranium Iran yang kini telah melampaui kadar 50 persen,” ungkap Sugeng saat diwawancarai Humas UMY, Rabu (18/6).

Ia menjelaskan bahwa ancaman terbesar bagi Israel adalah jika Iran mencapai tingkat pengayaan uranium hingga 90 persen—ambang batas untuk memproduksi senjata nuklir.

“Jika mencapai 90 persen, uranium tersebut dapat dikonversi menjadi bom atom. Bayangkan jika Iran benar-benar memiliki senjata nuklir. Bagi Israel, yang secara geografis kecil dan rentan, ini adalah ancaman eksistensial,” tambahnya.

Lebih jauh, Sugeng menegaskan bahwa konflik ini memiliki akar panjang yang bermula sejak berdirinya Israel pada 1948, dan semakin mengeras melalui dinamika konflik Arab–Israel selama beberapa dekade terakhir.

Menanggapi potensi meluasnya konflik, Sugeng menyebut bahwa justru beberapa negara Arab kini memiliki hubungan yang relatif harmonis dengan Israel. Respons keras terhadap Iran lebih banyak datang dari negara-negara non-Arab seperti Korea Utara dan Pakistan.

“Mesir bahkan menjadi salah satu mitra dagang terbesar Israel. Suriah dan Yordania pun kini menunjukkan sikap yang lebih moderat,” jelasnya.

Namun, satu hal yang sangat dikhawatirkan adalah jika Iran memutuskan keluar dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Langkah ini akan menjadi sinyal kuat bahwa Iran serius menuju status negara bersenjata nuklir.

“Jika Iran benar-benar keluar dari NPT, maka kekhawatiran internasional akan kian menguat. Dunia akan melihat itu sebagai indikasi jelas arah kebijakan nuklir Iran,” imbuhnya.

Sugeng juga menekankan bahwa dampak konflik ini tidak hanya bersifat jangka pendek. Dalam waktu dekat, gangguan paling nyata adalah pada sektor ekonomi, terutama distribusi minyak dari kawasan Teluk Persia. Selain itu, penyelenggaraan berbagai ajang olahraga internasional di Timur Tengah juga bisa terdampak karena alasan keamanan.

Dalam jangka panjang, ia memperingatkan bahwa konflik ini bisa menciptakan kubu-kubu kekuatan global yang mengingatkan pada masa Perang Dingin.

“Akan terbentuk blok pro-Israel dan blok pro-Iran. Polarisasi ini sangat berbahaya karena dapat menghambat perkembangan tatanan dunia multipolar yang kini tengah tumbuh,” ujarnya.

Untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, Sugeng menyerukan pentingnya peran aktif negara-negara besar. “Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan India harus mengambil langkah strategis dalam meredam konflik. Pendekatan moderat dan diplomatik dari seluruh pihak adalah kunci pengendalian situasi,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan akan bahaya laten senjata nuklir yang meskipun baru dua kali digunakan dalam sejarah, tetap menjadi ancaman besar bagi peradaban. “Jika salah satu pihak terdesak, bukan tidak mungkin seluruh kekuatan, termasuk senjata pemusnah massal, akan dikerahkan. Ini yang perlu dicegah,” pungkas Sugeng. (Mut)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah 08 Medan kembali berbagi. Kali ini, menghadapi Ramadan 1....

Suara Muhammadiyah

9 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Selama 5 hari dan 4 malam, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Y....

Suara Muhammadiyah

16 June 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah- Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang dilaksanakan pada Selasa, 20 Agustus 2....

Suara Muhammadiyah

22 August 2024

Berita

BANDUNG  Suara Muhammadiyah – Abdul Hakim Ghibran, mahasiswa prodi Psikologi UM Bandung, ....

Suara Muhammadiyah

29 April 2025

Berita

PAREPARE, Suara Muhammadiyah - Selamat, Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar) mengukuhkan dua do....

Suara Muhammadiyah

2 January 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah