LEBAK, Suara Muhammadiyah — Suasana penuh semangat dan syukur mewarnai kegiatan Panen Raya Kacang Tanah di lahan seluas 2.500 meter persegi, sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat mualaf Suku Baduy yang digagas oleh Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan didukung penuh oleh Lazismu PP Muhammadiyah.
Kegiatan panen ini dipimpin langsung oleh Ketua LDK PP Muhammadiyah, Muchamad Arifin, bersama tim pusat yang turut hadir menyapa dan membersamai para mualaf di pelosok Banten. Tampak hadir dalam rombongan pimpinan LDK PP Muhammadiyah antara lain Wakil Ketua Agus Trisundani, Sekretaris Suhardi, Wakil Sekretaris Tohorin Sumiharja, Bendahara Mufid Habib Musthofa, dan Wakil Bendahara Kamarul.
Program pertanian ini merupakan bagian dari upaya nyata dakwah bil hal, yakni dakwah yang menyentuh langsung aspek kesejahteraan umat, khususnya bagi para mualaf yang hidup dalam keterbatasan. Para dai yang selama ini bertugas di wilayah tersebut turut mendampingi masyarakat dalam seluruh proses — mulai dari penanaman hingga panen — sebagai bentuk komitmen dakwah yang membumi.
Dalam sambutannya, Muchamad Arifin menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar panen hasil pertanian, namun merupakan panen keberkahan dari kerja keras, kebersamaan, dan keimanan yang tumbuh di tengah masyarakat mualaf Baduy.
“Kami ingin membuktikan bahwa dakwah itu tidak hanya menyampaikan nasihat di mimbar, tapi juga hadir dalam kehidupan sehari-hari, menyentuh ekonomi, pendidikan, dan keberdayaan umat. Inilah dakwah yang mencerahkan,” ujar Arifin, Ahad (15/6).
Wajah-wajah bahagia tampak menghiasi para mualaf Suku Baduy yang mengikuti kegiatan ini. Mereka bersyukur atas hadirnya program pemberdayaan yang tidak hanya memperkuat keimanan, tetapi juga memberikan harapan dan peningkatan kesejahteraan.
Program ini diharapkan menjadi awal dari pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah Suku Baduy, yang kelak bisa menjadi contoh bagi komunitas mualaf lainnya di Indonesia. Ke depan, LDK PP Muhammadiyah dan Lazismu berkomitmen memperluas cakupan program serupa di berbagai daerah tertinggal dan komunitas marjinal.
“Kami percaya, jika umat diberdayakan, maka ketahanan sosial dan spiritual mereka akan tumbuh kuat. Inilah jalan dakwah Muhammadiyah di pelosok negeri,” tutup Arifin. (Humas/Cris)