JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara resmi membuka Parlemen Pelajar dengan tajuk “Suara Pelajar, Harapan Bangsa”. Program perdana ini dibuka Kamis (24/4) di Gedung Nusantara V, Komplek DPR - MPR RI, Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat.
Program ini dilaksanakan selama 4 hari, Kamis-Ahad (24-27/4). Selain di Kompleks DPR/MPR RI, juga ditempatkan di Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Perdagangan (Pusbangkom) Kementerian Perdagangan.
Ketua Umum PP IPM Riandy Prawita Putra menyampaikan acara ini menjadi wadah pembelajaran dalam berpolitik. Termasuk merasakan langsung sebagai anggota DPR. Karena memilih terjun ke dunia politik adalah pilihan masing–masing setiap individu.
“Perlu diingat bahwa semua hal tidak jauh dari politik. Apapun itu bentuknya, itu merupakan turut andil dari bagian dari itu sendiri adalah politik,” katanya.
Dan seluruh denyut nadi aktivitas di tubuh bangsa ini, tidak bisa lepas dari bentuk politik. Mulai dari kesehatan, perlindungan imigran, pendidikan, sosial budaya, tentara, dan polisi. “Semuanya diatur oleh undang-undang. Dan itu semuanya adalah bentuk politik,” katanya.
Riandy menyebut, jumlah peserta yang mengikuti program ini sebanyak 1300 pelajar se-Indonesia. Jumlah itu tidak hanya berasal dari pelajar sekolah Muhammadiyah, namun pelajar dari sekolah negeri.
Sementara, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Izzul Muslimin mengajak seluruh peserta bersyukur karena berkesempatan masuk ke gedung parlemen ini. Menurutnya, ini merupakan kesempatan langka dan tidak semua pelajar bisa serupa merasakannya.
“Anda bersyukur karena mungkin, usianya mungkin masih dibawah 17 tahun, Anda sudah pernah duduk di gedung ini. Ini adalah pengalaman yang menurut saya tidak mudah. Pengalaman itu penting, sehingga manfaatkanlah ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Izzul menukil pesan Nabi Yaqub kepada anak-anaknya. Pesan ini berasal dari Qs Yusuf ayat 67, di mana memerintahkan agar jangan sampai memasuki istana hanya melalui satu pintu saja. Sehingga, Nabi Yaqub kemudian menyuruh anak-anaknya menyebar mencari pintu masuk ke istana.
“Satu pelajaran penting Nabi Yaqub pada anak-anaknya, janganlah kalian masuk pada satu pintu, tapi masuklah pada pintu-pintu yang lain. Saya kira ini ada hubungannya dengan strategi kita dalam berorganisasi, termasuk strategi kita dalam perjuangan,” jelasnya.
Parlemen, sebut Izzul, sebagai salah satu pintu untuk mencapai tujuan perjuangan dalam berorganisasi. Karena itu, Izzul meminta untuk mengeksplorasi seluruh pintu yang ada.
“Silakan dicoba sesuai bakat dan pashionnya masing-masing. Saya harapkan kader IPM berada di semua lini yang ada,” ucapnya.
Sementara, Putri berpesan kepada pelajar Muhamamdiyah, agar jangan patah arang dalam belajar. Hal ini sebagai jembatan untuk menggapai asa dan cita-cita di masa depan.
“Saya berpesan jangan takut bercita-cita. Mimpi itu gratis. Bermimpilah setinggi langit, punya cita-cita sebesar-besarnya,” ajaknya.
Semua orang, katanya, boleh bercita-cita menjadi apa pun. Terlepas, hal itu bisa membawa benih-benih kebaikan untuk kehidupan. Tinggal kemudian, konsistensi untuk menggapai cita-cita tersebut.
“Kalau punya cita-cita perjuangkan. Karena tidak ada orang sukses, yang lalu kerjanya santai, malas, tidak ada. Pasti semua bekerja keras,” tegasnya. (Cris/Tia/N)
