YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Membentuk jaringan dalam berbagai komunitas sebenarnya sudah lama dilakukan oleh warga Muhammadiyah di Persyarikatan. Hal ini tentunya harus dikembangkan dalam mengoptimalkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Persyarikatan, bukan hanya di sektor ekonomi saja, tapi juga di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, sosial dan lain – lain.
Dengan demikian pengembangan UMKM di Persyarikatan menjadi sebuah gerakan bersama untuk saling mendukung dalam ranah supply chain management (manajemen rantai pasok). Demikian pernyataan pengurus Lembaga Pengembang (LP) – UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Dr. Endang Rudiatin, M.Si, di dialog bisnis UMKM dengan tema: Prospek Bisnis UMKM Pasca Pemilu 2024, yang diselenggarakan oleh BTM Business Consulting (BBC) pada hari Kamis, 29 Februari 2024 secara virtual kemarin.
Prospek pengembangan UMKM, lanjut Endang, sebagai sebuah gerakan dakwah sangat besar sekali, hal ini tak lepas dari besarnya jumlah masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian di usaha tersebut. Apalagi UMKM bukan hanya berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, namun juga mengajak kepada masyarakat dalam berwirausaha. “Peran ini sangat strategis untuk dikembangkan oleh Persyarikatan dengan potensi jaringan komunitas dari hulu hingga hilir saat ini,”ujarnya.
Sementara, Ketua Induk BTM; Drs. Achmad Su’ud, M.Si, di keynote speakernya menambahkan, untuk mendukung pengembangan UMKM, BTM bukan hanya sekedar membantu pada sisi perkuatan permodalan saja, namun juga memberikan pendampingan (empowerment) dengan hadirnya BBC. Hal ini sesuai dengan arah visi dari BTM pasca Muktamar ke – 48 di Solo – Jawa Tengah dimana peran BTM lebih komprehensif dalam mengoptimalkan closed loop economy Muhammadiyah dengan bersinergi berbagai lembaga, majelis dan organisasi otonomi di Persyarikatan.
Pengembagan UMKM di Persyarikatan, menurut Ketua Induk BTM berdampak positif dalam pengembangan bisnis pembiayaan BTM, untuk itu BTM siap berkolaborasi secara internal dan eksternal kepada berbagai pihak.
Meski BTM di Persyarikatan adalah berbadan hukum koperasi dalam bentuk KSPPS (koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah) dan LKMS (lembaga keuangan mikro syariah) namun dalam perkembangannya sudah banyak BTM – BTM di berbagai tempat melakukan metamorfosis dalam mengembangkan bisnis bukan hanya dipahami pada pembiayaan UMKM saja. Seperti bisnis pembiayaan industri, distribusi, properti dan transportasi. “Metamorfosis pembiayaan BTM inilah yang banyak terjadi di Jawa Tengah dan di Lampung,”kata Su’ud.
UMKM Pasca Pemilu
Kemudian terkait pembahasan prospek UMKM pasca pemilu 2024, Kepala Bidang Penguatan Kapasitas Aparatur Pembina UKM Kemenkop UKM, Pristianto, SS,MM,MP, menekankan kepada para pelaku UMKM untuk terus memonitoring kebijakan UMKM menyongsong pemimpin baru. Dengan berbagai langkah – langkah strategis diantaranya memahami kebijakan dan regulasi baru, memanfaatkan peluang baru, memperkuat ketahanan bisnis, meningkatkan komunikasi dan keterlibatan untuk memanfaatkan teknologi dan informatika di era digital.
Dalam memanfaatkan peluang baru, penting bagi UMKM untuk mempelajari agenda dan melakukan kerjasama dalam memanfaatkan peluang bisnis. Tanpa meninggalkan mitigasi risiko bisnis dan selalu menyiapkan sumber daya manusia yang handal dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis.
“Saya rasa dengan kondisi perekonomian yang moderat saat ini diperlukan lompatan strategi UMKM dan pemerintah telah siap untuk mendorong penguatan tersebut dalam bentuk program dari berbagai sisi,”ujar Pristianto.
Sementara Founder & CEO Insite Global Corp; Andy C Kamili, menguatkan, pentingnya perubahan mindset agar tak merasa sebagai pelaku usaha kecil dan menengah. Tapi adalah pelaku usaha yang memiliki kredibilitas, integritas dan profesional tanpa meninggalkan manajemen risiko bisnis. Maka dari itu dalam memasarkan produk UMKM ia menekankan agar para pelaku UMKM untuk mengetahui bagaimana prosedur, suasana pasar, kebutuhan barang di suatu negara yang dijadikan tujuan ekspor. Paradigma inilah yang harus mereka ketahui dan bukan sekedar mendengar saja tapi benar – benar menyaksikan kondisinya langsung.
“Dari sinilah peran kami di Insite Global Corp, melakukan kurasi produk UMKM untuk menyamakan persepsi dari sudut pandang antara pelaku UMKM dan market negara ekspor yang dituju,”ucap Andy.
Lalu terkait prospek UMKM memasuki pasar global, Andy menyarankan, agar pelaku UMKM mengoptimalkan memasarkan produknya kepada negara terdekat seperti Malaysia, Singapura dan ASEAN. Sehingga pelaku UMKM lebih detail untuk mengetahui tentang peluang, kondisi dan prosedur market daripada ke negara yang jauh seperti di Amerika dan Eropa. Dengan demikian secara alami akan membentuk kepercayaan diri pelaku UMKM dalam membangun jaringan bisnis ekspor dan pasar global.