JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (SPs UMJ), meluluskan dua mahasiswa Program Studi Doktor Manajemen Pendidikan Islam (MPI), yaitu doktor ke-64 atas nama Akhmad Akromusyuhada dan ke-65 atas nama Imam Mutjaba di Aula Fakultas Kesehatan Masyarakat, Selasa (23/07/2024).
Kedua mahasiswa MPI tersebut, berhasil mempertahankan disertasinya pada Sidang Terbuka yang diketuai oleh Rektor UMJ Prof. Dr. Ma'mun Murod, M.Si. dan memperoleh nilai dengan predikat pujian.
Pada kesempatan ini, Akhmad memaparkan penelitiannya yang berjudul "Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Manajemen Islam Studi di Islamic Digital Boarding College (IDBC) Sukoharjo".
Ia dipromotori oleh Prof. Adi Fahrudi, Ph.D yang sekaligus sebagai Penguji Tamu dari Universitas Bhayangkara. Lalu, Co. Promotor yang juga sebagai Direktur SPs UMJ Prof. Dr. Herwina Bahar, MA. Dewan penguji lainnya, yaitu Penguji Tamu dari STIE GICI Prof. Dr. Ahmad Subagyo, MM., Dosen UMJ Prof. Dr. Budiyanto, MT., dan Kaprodi MPI Dr. Saiful Bahri, Lc., MA.
Sementara itu, Imam berhasil mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka yang berjudul "Peningkatan Resiliensi Santri Melalui Penguatan Budaya Pesantren, Kecerdasan Adversitas dan Efikasi Diri (Studi Empiris Menggunakan Path Analysis dan Analisis SITOREM pada Santri Pondok Pesantren Darunnajah)".
Menurutnya, strategi untuk meningkatkan resiliensi santri dilakukan dengan memperkuat budaya pesantren, kecerdasan adversitas, dan efikasi diri. Cara untuk meningkatkan resiliensi ini, yakni dengan memperbaiki indikator yang masih lemah dan mempertahankan indikator yang sudah baik, berdasarkan hasil analisis SITOREM.
"Penelitian ini menempatkan fokus disertasi pada pendidikan pesantren, karena pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan asli Indonesia yang memiliki karakteristik unik," ucap Imam saat diwawancarai usai Sidang Terbuka.
Ia menambahkan, bahwa dengan memberikan perhatian pada pendidikan pesantren, diharapkan ke depannya para santri bisa menjadi pemimpin umat.
"Apalagi ketika para santri dapat melanjutkan pendidikannya di UMJ dan mendapatkan binaan dari sisi keilmuan dan keislaman," pungkas Imam.
Dengan gelar Doktor MPI yang diterima, Dosen Prodi PG-PAUD sekaligus Ketua Pengelola Lab School FIP UMJ itu, ingin mengimplementasikan ilmu-ilmu yang diperoleh terutama dalam bidang pendidikan. “Saya akan menularkan dan mempraktikkan ilmu tersebut di FIP dan Lab School UMJ," pungkas Imam.
Selaku Promotor, Prof. Dr. Armai Arief, M.A berpesan bahwa gelar doktor yang diraih Imam merupakan proses awal untuk memulai pembelajaran dan membuka lembaran baru kehidupan.
Ia berharap, Imam dapat mengupayakan menjadi Guru Besar sebelum menginjak umur ke-65 tahun, layaknya gelar doktor yang ditetapkan di SPs UMJ.
Dekan FIP UMJ Prof. Dr. Iswan, M.Si. mengatakan bahwa gelar doktor yang diterima Imam akan menjadi nilai tambah bagi fakultas. Menurutnya, sudah sebuah kewajiban para dosen dan akademisi UMJ untuk minimal menyandang gelar doktor.
"Harapannya semoga pengukuhan ini dapat mejadi pemicu bagi dosen-dosen FIP yang sedang studi lanjut S3 untuk segera lulus,” ujar Iswan saat diwawancara di akhir agenda.
Turut hadir sebagai dewan penguji, di antaranya Direktur SPs UMJ Prof. Dr. Herwina Bahar, M.A., Dosen UMJ Prof. Dr. Agus Suradika, M.Pd., Co. Promotor sekaligus Dosen UMJ Prof. Dr. Andriyani, M.Ag., Kaprodi MPI Dr. Saiful Bahri, Lc., M.A
Hadir pula, Penguji Tamu dari Universitas Pakuan Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardhienata. Sidang Promosi Doktor ini disaksikan oleh keluarga dan kerabat Imam, serta civitas academica FIP UMJ.