JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Timur mengadakan Diskusi Publik. Diskusi ini membahas “Optimalisasi Transportasi Publik Dalam Mengurangi Kemacetan di Jakarta”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 di Aula Lantai 5 Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Pondok Kopi.
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua PDM Jakarta Timur Prof Dr Mohammad Nur Rianto Al Arif, MSi. Dalam sambutannya, Arif mengatakan isu kemacetan merupakan salah satu isu yang selalu diangkat pada setiap pilkada di Jakarta. Optimalisasi transportasi publik merupakan salah satu cara untuk mengurangi kemacetan tersebut.
"Perlu dilakukan perubahan budaya dari masyarakat dari menggunakan transportasi pribadi menjadi transportasi publik. Hal tersebut tentu membutuhkan peran serta dari seluruh pemangku kepentingan di Jakarta termasuk masyarakat," ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan tiga orang narasumber yakni Prof Dr Ir Sutanto Soehodho, MEng, Guru Besar Transportasi dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dalam paparannya beliau menjelaskan mengenai pola transportasi makro yang harus dikembangkan oleh pemerintah. "Pola transportasi makro tersebut mencakup pengembangan angkutan umum massal, pembatasan lalu lintas, dan peningkatan kapasitas jaringan," urainya.
Narasumber kedua Zulkifli, ST., MT, Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Dalam paparannya beliau menjelaskan kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jakarta mencapai 100 triliun per tahun. Kondisi ini menuntut perubahan kebijakan mendasar, termasuk perubahan paradigma sistem transportasi di Jakarta.
"Paradigma Car Oriented Development harus diubah menjadi Transit Oriented Development. Selain itu, perlu dilakukan strategi pengembangan sistem transportasi terpadu dan terintegrasi yang mencakup strategi pendorong yang bersifat membatasi kendaraan bermotor perseorangan dan strategi penarik yang berupa optimalisasi penggunaan angkutan umum," sebutnya.
Narasumber terakhir Mulya Amri, PhD, pengamat perkotaan. Dalam paparannya beliau menyampaikan salah satu hal yang paling membuat masyarakat kesal menjalani kehidupan di Jakarta adalah kemacetan. Pemerintah Provinsi Jakarta telah berupaya melakukan banyak hal untuk mengembangkan transportasi publik di Jakarta, namun memang hal ini masih belum cukup optimal.
"Dalam menanggulangi kemacetan dibutuhkan pula peran serta masyarakat dalam bentuk perubahan perilaku dari penggunaan transportasi pribadi menjadi transportasi publik," jelasnya.
Kegiatan Diskusi Publik ini dihadiri oleh lebih dari 100 orang yang merupakan representasi PCM se-Jakarta Timur, Anggota Majelis dan Lembaga di PDM Jakarta Timur, serta organisasi otonom Angkatan Muda Muhammadiyah di Jakarta Timur. Kegiatan ini didukung oleh Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Pondok Kopi dan Maybank Syariah. (Arif/Cris)