BANTUL, Suara Muhammadiyah - Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan Peletakan Batu Pertama Masjid Al-Mushannif. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Tabligh Institute Muhammadiyah Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (12/11).
Tampak hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi, Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar, MA, Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah H Fathurrahman Kamal, Lc., MSI, Pendiri Quantum Akhyar Institute sekaligus Wakil Ketua 1 Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr (HC) H Adi Hidayat, Lc., MA, Mantan Gubernur Sumetera Utara H Musa Rajekshah, SSos., MHum., dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Kamal mengatakan pembangunan masjid tersebut sebagai respons dari mandat Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar. Menurutnya, keputusan tersebut salah satunya mempersiapkan kehadiran generasi emas penerus bangsa. Selain itu, termaktub juga di dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, di mana untuk memperhatikan pola pembinaan keberagamaan generasi milenial dan pasca-milenial.
“Kita berikhtiar agar tempat ini menjadi satu jawaban yang konkret, terlebih dengan kebersamaan Ustaz Adi Hidayat. Saya sangat yakin kebersamaan beliau dengan kita semua, itu sudah menjadi garis di lauhul mahfudz. Bahwa ada sesuatu yang memang harus kita tunaikan,” ujarnya.
Kamal menjelaskan, pembangunan masjid ini bernuansa futuristik. Dan satu hal utama ialah masjid ini diorientasikan kepada generasi milenial (generasi emas). Artinya, keberfungsian masjid ini bukan sekadar dijadikan sebagai tempat peribadatan, akan tetapi juga berfungsi sebagai pusat mengenyam pendidikan bagi generasi milenial secara inklusif dan komprehensif.
“Maka, ini salah satu simbol dari arsitektural. Gedung ini instagramable, jadi kalau bapak-bapak mau foto dan dijadikan postingan di Instagram, Insyaallah banyak yang like. Karena buktinya sudah ada,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Kamal menerangkan masjid ini terdapat ruang untuk ustaz (guru) dan fasilitator. Lalu ada ruang khusus generasi milenial, yakni tempat ngopi dan diskusi seputar agama Islam. Kamal juga berseloroh, bagi jamaah yang melaksanakan ibadah di masjid baru tersebut, maka doa yang dipanjatkan akan langsung didengar oleh Allah.
“Masjid kita futuristik. Jadi karena kubahnya tembus langit, maka siapapun yang berdoa di sini Insyaallah lebih cepat di dengar (Allah). Jadi memang secara arsitektural sudah demikian,” ucapnya.
Sementara, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan Allah sangat menyukai hamba yang menjadi agen menyampaikan risalah nilai keislaman yang meneduhkan, mencerahkan, dan memajukan. Menurutnya, dalam bahasa Arab disebut dengan Tabligh. Kemudian, di satu sisi ketika di dalamnya mengangkat martabat ke tingkat terhormat, hal itu disebut Majelis.
Dalam Al-Qur’an, ada salah satu sebab orang terangkat secara terhormat di sisi Allah yakni kualitas spiritual (iman) dan kualitas intelektual (ilmu). Keduanya tersebut di Qs al-Mujadalah [58]: 11. Lewat redaksi ayat ini, Allah berjanji akan mengangkat orang-orang yang menjaga konsistensi iman dan intelektualnya.
“Institute adalah sarana untuk menjaga dan meningkatkan aspek serta instrumen intelektual. Alhamdulillah gedungnya sudah ada. Bagaimana dibimbing, dikuatkan, dibina, sehingga memiliki kekayaan intelektual yang siap disampaikan dengan terang dan mencerahkan,” ujarnya.
Lewat masjid ini, Ustaz Adi Hidayat mengharapkan agar bisa melengkapi nilai-nilai tertinggi yang bisa menghadirkan kehormatan di sisi Allah yang bersumbu dari iman dan ilmu. Di sini, ia mendorong untuk memperkuat kembali nilai-nilai tersebut.
“Pagi ini, dengan izin Allah kita ingin melengkapi nilai-nilai tertinggi yang menghadirkan kehormatan di sisi Allah, dengan menggabungkan dua aspek, iman dan ilmu. Jadi institutenya sudah hadir, masjidnya insyaallah kita akan siapkan mulai pagi ini,” tuturnya. (Cris)
