YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kamarul Zaman, S. E, pada Wisuda dan Pembekalan Purnastudi Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (11/5), di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta menyampaikan Materi Pembekalan Dai Pengabdian Dakwah Komunitas.
Muhammadiyah lebih dari satu abad, kegiatan dakwah komunitas sudah dimulai sejak masa K. H. Ahmad Dahlan. Dakwah komunitas menjadi penting, karena dakwah semacam ini memberi dampak yang signifikan ke masyarakat akar rumput.
Dalam hal ini, LDK PP Muhammadiyah telah menjalin kerja sama dengan Pondok Shabran UMS berupa dai pengabdian ke daerah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar). Dakwah pencerahan berbasis komunitas ini dimulai lagi setelah pandemi sejak Muktamar ke-48 di Solo.
Kamarul menyampaian permasalahan dakwah sekarang terletak pada dua titik. Titik tekannya ialah kurangnya dai, maka dengan adanya program dai pengabdian Pondok Shabran UMS, diharapkan bisa menjadi solusi terkait permasalahan tersebut.
“Problem kita dalam berdakwah hanya dua, pertama kurang dai dan kedua kurang dana. Ketika sudah ada dai pengabdian shabran makanya bisa membantu menyelesaikan problem dan akan diberikan mukafaah kepada dai-dai pengabdian ini,” ujar Kamarul.
Fokus amanat PP Muhammadiyah kepada LDK PP Muhammadiyah yaitu terletak pada dakwah komunitas di daerah 3 T, dakwah komunitas marjinal, optimasi dakwah komunitas di dunia digital dan dakwah komunitas internasional.
Melihat dari amanat yang diberikan, Kamarul menyampaikan bahwa dai pengabdian shabran akan di fokuskan ke daerah 3 T, walaupun juga ada di internasional seperti di Kambajo nanti dan beberapa negara ke depan.
“Target dari LDK PP yaitu dalam periode ini adalahn 1000 dai daerah 3 T aktif, 1000 dai mandiri, dan 1000 titik binaan komunitas di daerah 3 t. Dai-dai pengabdian shabran kali ini fokus untuk ditempatkan ke daerah 3 T, mental-mental shabran harus diperkuat, pantang pulang sebelum sukses,” ujarnya.
LDK PP Muhammadiyah sudah tidak meragukan dai pengabdian yang berasal dari Pondok Shabran UMS. Kamarul juga menjelaskan pengalaman yang ada dengan dai-dai Shabran UMS tidak mengecewakan.
“Kami yakin, shabran ini sudah baik pemahaman agamanya. Disamping itu juga, dai pengabdian harus memiliki jiwa kepemimpinan dan gaya komunikasi yang baik.” kata Kamarul.
Selain itu, Kamarul juga menyampaikan para dai harus memiliki kemampuan-kemampuan yang lain, seperti menulis berita. Karena hal ini juga untuk mempublikasikan kegiatan dakwah akar rumput ke ruang digital.
“Media itu penting, administaris dakwah di dunia digital. Seperti membuat artikel berita untuk kegiatan dakwah di daerah,” Kamarul menjelaskan tuntutan para dai.
Keberhasilan LDK PP Muhammadiyah saat ini sudah sangat berkembang, mulai dari terbentuknya forum-forum kajian masyarakat, kajian yang sifatnya rutin, membentuk cabang dan ranting, mengembangkan sekolah hingga membuat kaderisasi didaerah setempat.