Pemberdayaan Ekonomi Sektor Perunggasan Yang Berkemajuan
Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko, LPCRPM PP Muhammadiyah Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Seni dan Budaya
Sektor perunggasan menempati posisi paling strategis di masyarakat karena memiliki kontribusi sebagai penyedia sumber protein hewani terbesar yang paling digemari di semua umur pada berbagai kalangan, karena mudah diolah menjadi berbagai macam masakan, dengan harga yang terjangkau sehingga sangat diandalkan sebagai bahan pangan favourite, untuk pemenuhan gizi masyarakat, meningkatkan kesehatan, mencegah stunting anak, serta sebagai sarana kegiatan ekonomi.
Update fakta produksi sektor perunggasan terus mengalami peningkatan seiring pertambahan jumlah penduduk di Indonesia, menyumbang 60 % terhadap PDB peternakan, berkontribusi 80,77% dari total produksi ternak, menyerap 10 % tenaga kerja nasional dengan omset Rp 700 triliun pertahun. Produksi karkas ayam tahun 2019 s/d 2023, sebesar 3,4 – 3,9 juta ton, produksi telur 4,7 – 6,117 juta ton. Tetapi sangat memprihatinkan karena besarnya omzet yang dicapai tidak diimbangi dengan peningkatan laba usaha, Bahkan pada sektor hulu dikabarkan beberapa breeding tutup dan pabrik pakan yang bangkrut. Pada sektor produksi peternak terus merugi dan gulung tikar, menyisakan hutang luar biasa besar.
Tragedi ekonomi pada sektor perunggasan diduga akibat dari impor GPS yang berlebihan, karena mahalnya harga pakan, rantai distribusi produk unggas yang terlampau panjang dan dipengaruhi krisis ekonomi global sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat. Pemberdayaan ekonomi sektor perunggasan yang berkemajuan, menurut penulis sebagai Poultry Business & Technical Consultant, adalah “Mengerahkan segenap kemampuan untuk membangun daya dalam perekonomian dengan cara mendorong, memotivasi, dan menggali potensi yang dimiliki melalui tindakan yang nyata dan terprogram untuk meningkatkan harkat dan martabat dari sisi ekonomi sehingga peternak mandiri bisa melepaskan diri dari kemiskinan, keterbelakangan dan ketergantungan, sehingga lebih berkemajuan dan berdaulat dalam pengambilan keputusan ekonomi, agar menjadi lebih baik lagi, dari kondisi yang tidak berdaya menjadi lebih berdaya.
Suara Muhammadiyah (20 April 2020) menjelaskan bahwa kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi merupakan kesempatan bagi manusia itu sendiri untuk mewujudkan ketakwaannya kepada Allah SWT dengan beribadah kepada-Nya semata-mata dan berbuat baik bagi alam semesta beserta seluruh isinya. Bukan dengan melakukan kerusakan (fasād), baik kerusakan lingkungan hidup, kerusakan moral, maupun sosial sebagaimana yang telah dan sedang terjadi di dunia ini, termasuk pada negeri negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Mengingat penyerapan telur & daging unggas terbesar dilakukan oleh kalangan menengah kebawah dan akar rumput, sehingga perlu dilakukan restrukturisasi sektor perunggasan secara holistik, diawali dengan revolusi mindset, untuk memastikan bahwa tujuan dari strategi pemberdayaan ekonomi adalah untuk pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, pemberdayaan kaum lemah dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan memperbaiki tata niaga perunggasan melalui penguatan pasar lokal, memperbaiki sistem pemasaran dan memperpendek jaringan distribusi.
Ketika pada suatu saat nanti atas izin Allah SWT, Muhammadiyah bisa hadir sebagai solusi pada sektor perunggasan dengan mengemban amanah QS Al Maun. “Artinya dari Al Maun melahirkan al-Quran yang berjalan, al-Quran yang menjawab kehidupan, yang memberi manfaat, memberi maslahat. Bukan hanya bagi kita yang memahami al-Quran tapi juga buat orang lain bahkan yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda golongan tetapi mendapat manfaat dari al-Qur’an, dan untuk mencapai keberhasilan sesuai harapan maka dalam menjalankan amanah jihad ekonomi dilakukan secara massif, terstruktur dan sistematis," Ketum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, MSi.