Edukasi, Wayang, dan Perkebunan Sebagai Benteng Ekologi

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
68
Eco Bhinneka Muhammadiyah

Eco Bhinneka Muhammadiyah

Edukasi, Wayang, dan Perkebunan Sebagai Benteng Ekologi

Oleh: Muhammad AL-Fatih

Eco Bhinneka Muhammadiyah berkolaborasi dengan LHKP PP Muhammadiyah kembali melakukan kunjungan ke Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tindaklanjut survey riset sebelumnya.

Pada kunjungan kali ini, selain melaksanakan kegiatan penelitian lapangan, tim tersebut juga menyelenggarakan edukasi lingkungan bagi anak-anak usia dini, dengan fokus pada pentingnya menjaga lingkungan dan kelestarian alam demi terciptanya kenyamanan dan kesejahteraan bagi masa depan desa-desa di wilayah Pracimantoro.

Edukasi Wayang ala Mas Faris Wibisono

Kedatangan tim di Pracimantoro berlangsung pada Jumat, 3 Oktober, menjelang waktu salat magrib. Kegiatan pertama dalam rangka penelitian diawali dengan kunjungan ke salah satu warga yang memiliki kepedulian terhadap isu penolakan rencana pendirian pabrik semen di Pracimantoro, yaitu Mas Faris Wibisono. Bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Mas Faris, dilakukan melalui edukasi kepada anak-anak dan generasi muda sejak dini.

Sebelum membahas lebih jauh tentang metode edukasi yang dilakukan, perlu diketahui bahwa Mas Faris merupakan seorang seniman wayang, sekaligus dalang yang aktif memainkan pertunjukan wayang. Melalui perannya sebagai dalang, ia menyisipkan pesan-pesan kesadaran lingkungan dan perlawanan terhadap kerusakan alam dengan menggunakan media wayang sebagai sarana edukasi bagi anak-anak di desanya.

Mas Faris berkisah tentang Desa Umbul Mungkret di bawah Gunung Cemu, sebuah desa yang hidup harmonis dengan alam dan masih memegang kuat nilai gotong royong serta kepercayaan terhadap mitologi lokal. Masyarakat meyakini adanya naga berwarna pink sebagai penjaga mata air yang menjadi sumber kehidupan desa, mengairi sawah, memenuhi kebutuhan rumah tangga, dan menjadi simbol keseimbangan ekologi.

Kehidupan mereka berubah ketika datang investor bernama Pak Turjono yang menjanjikan pembangunan air bersih dan industri semen untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Namun, proyek itu justru membawa kerusakan lingkungan: gunung dikeruk, hutan dibabat, mata air mengering, dan masyarakat dipaksa membeli air. Kondisi ini menimbulkan konflik sosial, demo, dan penderitaan warga akibat banjir serta kekeringan yang silih berganti.

Akhirnya masyarakat menyadari kesalahan kolektif mereka dan memutuskan untuk memulihkan kembali desa dengan menanam pepohonan, menjaga sumber air, serta kembali pada kearifan lokal dan semangat gotong royong. Kisah ini menegaskan bahwa kesejahteraan sejati hanya dapat tercapai jika manusia hidup selaras dengan alamnya.

Kisah Mas Faris menggambarkan konflik antara kearifan lokal dan kepentingan industri modern. Pesan utamanya adalah tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan identitas budaya di tengah tekanan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Yang inti dari cerita ini sejatinya menggambarkan situasi dari wilayah pracimantoro dimasa yang akan datang ketika parik semen ini legal dan sah berdiri ditanah Pracimantoro.

Melalui sosok Mas Faris, kita dapat melihat bahwa tradisi wayang ternyata masih menjadi salah satu media alternatif perlawanan yang ampuh dalam menanamkan nilai-nilai edukasi di tengah masyarakat modern. Selain itu, pendekatan ini juga mengubah cara pandang kita bahwa wayang bukanlah tradisi yang kolot atau usang, melainkan sarana yang relevan dan efektif untuk membangun kesadaran sosial serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan di era sekarang.

Edukasi Melalui Taman Pendidikan Al-Qur’an

Pada Sabtu sore, memasuki hari kedua kunjungan, tim riset kolaborasi melaksanakan kegiatan edukasi lingkungan bagi anak-anak usia dini. Kegiatan ini difokuskan kepada anak-anak Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) Nur Al-Jannah, yang berlokasi di Dusun Pelem, Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro.

Peserta kegiatan terdiri dari santriwan/ti yang belum memasuki usia taman kanak-kanak hingga tingkat sekolah menengah pertama. Materi yang disampaikan oleh tim riset kolaborasi juga berfokus pada pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, khususnya pelestarian sumber daya alam di sekitar mereka. Dalam penyampaian materi, anak-anak juga diajak berperan aktif melalui cerita, role play, dan permainan edukatif yang dikemas seperti kisah di negeri dongeng, agar nilai-nilai pelestarian lingkungan dapat tersampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Role Play yang diberikan oleh tim riset bertemakan “Berpetualang di Negeri Karst”, anak-anak diberikan peran sebagai kesatria bernama Jogo Tirto. Dalam kepercayaan masyarakat Pracimantoro, Jogo Tirto dikenal sebagai juru kunci atau penjaga sumber air yang dipercaya melindungi keberlangsungan kehidupan di wilayah tersebut. Melalui kegiatan role play ini, nilai-nilai tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam ditanamkan secara tidak langsung kepada anak-anak sejak dini.

Kegiatan ini memiliki korelasi yang kuat dengan situasi aktual masyarakat Pracimantoro, yang tengah menghadapi isu rencana pembangunan pabrik semen di wilayah mereka. Melalui permainan peran tersebut, anak-anak diajak memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam di tengah ancaman eksploitasi lingkungan.

Selain itu, anak-anak juga diberikan tugas untuk mengumpulkan berbagai jenis batu dan dedaunan selama kegiatan berlangsung. Aktivitas ini bertujuan agar mereka dapat mengenal lebih dekat keragaman hayati dan geologi yang terdapat di daerahnya, sekaligus menumbuhkan rasa bangga serta tanggung jawab untuk menjaga kekayaan alam Pracimantoro.

Pada akhir sesi rangkaian edukasi bersama anak-anak TPQ Nur Al-Jannah, tim riset kolaboratif mengajak para peserta untuk menggambarkan desa impian mereka di atas kertas plano. Dari hasil kegiatan tersebut, sebagian besar anak-anak menggambarkan suasana desa yang asri, sejahtera, dan aman, dengan hamparan pegunungan yang luas, lapangan sepak bola yang besar, serta pepohonan dan perkebunan yang rimbun.

Kegiatan ini menjadi bentuk penanaman nilai dan edukasi lingkungan kepada anak-anak sebagai generasi penerus yang kelak akan melanjutkan perjuangan orang tua mereka. Melalui kegiatan ini, diharapkan mereka tumbuh dengan kesadaran untuk menjaga dan merawat desa agar tetap asri, sejahtera, aman, dan nyaman sebagai tempat tinggal mereka di masa depan.

Perkebunan sebagai Pondasi Kehidupan Sehari-hari

Di sisi lain, wilayah Pracimantoro yang dikenal dengan bentang karstnya yang luas sebagai bagian dari kawasan Gunung Sewu. Ternyata juga memiliki kekayaan alam berupa lahan perkebunan yang subur. Mayoritas warga di Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro, menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian dan perkebunan sebagai mata pencaharian utama.

Meskipun daerah karst umumnya identik dengan kondisi rawan kekeringan, akan tetapi masyarakat setempat mampu beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Hal ini disebabkan oleh karakteristik geologi kawasan karst yang memiliki banyak rongga di antara lapisan bebatuan, sehingga air sulit tertampung di permukaan dan cenderung meresap ke lapisan batuan paling bawah.

Berdasarkan kondisi tersebut, perlu diketahui bahwa sumber air yang dimanfaatkan warga untuk lahan pertanian berasal dari jaringan sungai bawah tanah yang saling terhubung satu sama lain. Oleh karena itu, apabila salah satu aliran air mengalami pencemaran atau kerusakan, terutama yang berada di bagian hulu. Maka dampaknya dapat merusak keseluruhan sistem sumber air di wilayah tersebut.

Dari hasil wawancara dan obrolan dengan masyarakat setempat, diketahui bahwa hasil pertanian mereka selama ini masih mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, kondisi ini dikhawatirkan akan terancam apabila pembangunan pabrik semen benar-benar direalisasikan di wilayah Pracimantoro, karena berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan dan terganggunya sumber daya air yang menjadi penopang utama kehidupan warga.

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Anak Saleh (35)Oleh: Mohammad Fakhrudin/Warga Muhammadiyah "Anak saleh bukan barang instan. Dia dip....

Suara Muhammadiyah

20 March 2025

Wawasan

Organisasi Masyarakat Islam dalam Pusaran Pilpres 2024 Oleh: Tri Laksono Setiap kali menjelang pe....

Suara Muhammadiyah

1 October 2023

Wawasan

Mengapa Tuhan Tidak Dipertanyakan? Memahami Makna Sejati QS. Al-Anbiya' Ayat 23 Oleh: Donny Syofyan....

Suara Muhammadiyah

27 August 2025

Wawasan

Oleh: Aulif Angga Zakariya Badan usaha milik sekolah atau bisa disebut BUMS memang bukan sebuah gag....

Suara Muhammadiyah

26 August 2025

Wawasan

Garam Cap Muhammadiyah Oleh: Aan Ardianto, Kader Muhammadiyah Judul yang aku pilih bukan bermaksud....

Suara Muhammadiyah

25 March 2024