PEKANBARU, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Riau menggelar Silaturahmi Syawal 1445 H, Tasyakuran Milad Ke-92 dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) pada Sabtu (4/5/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan kader Pemuda Muhammadiyah dan sejumlah undangan lainnya. Hadir pula sejumlah mantan ketua PWPM Riau dari masa ke masa. Karena, dalam kegiatan ini juga digelar dialog bersama Ketua PWPM Riau dari masa ke masa.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada sejumlah mantan ketua yang hadir saat ini,” ungkap Ketua PWPM Riau, Rizal S dalam sambutannya. Menurut dia, sebenarnya banyak mantan ketua yang harus diundang. Namun, karena ada yang sudah sepuh maupun yang punya agenda lainnya, mereka tak bisa hadir.
Dalam dialog ini, kata dia, hadir Adrian Ali, mantan ketua PWPM Riau di tahun 1998. Menurut dia, di masa kepengurusan Adrian Ali, Riau pernah menjadi tuan rumah muktamar.
Di masa ini pula PWPM mampu membangun Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah atau disingkat KOKAM dengan jumlah anggota yang cukup besar.
Lalu, ada juga Azwir Alimuddin yang di masa kepengurusannya fokus pada pengkaderan internal. Lalu, hadir Dr Abunawas mantan ketua PWPM Riau yang di masanya fokus pada konsep kemandirian.
“Saat itu, kepengurusan PWPM berhasil meninggalkan kebun kelapa sawit untuk kemandirian organisasi,” kata dia.
Rizal juga menyebut di masa kepemimpinan Jabarullah Pemuda Muhammadiyah Riau sangat dihargai. Lalu saat kepengurusan Jon Hendri Hasan, fokusnya pada pelaksanaan Pendidikan Dasar (Diksar) KOKAM di semua daerah.
Kemudian di masa kepemimpinan Firdaus, PWPM Riau kembali fokus pada konsep kemandirian organisasi. Kemandirian itu diwujudkan dengan membuat kebun buah milik organisasi.
Sementara, di masa kepengurusannya, Rizal mengaku akan fokus pada pengkaderan. Di antaranya pengkaderan KOKAM yang rencananya akan dimulai dari tingkat kecamatan. Hal ini menjadi bagian dari tiga program unggulan PWPM yang akan dibicarakan dalam Rakerwil.
Selain KOKAM, pengkaderan juga difokuskan pada hal Islam berkemajuan serta pengkaderan Baitul Arqam Pemuda Muhammadiyah.
Kedua, program gerakan kewirausahaan sosial. Ini merupakan langkah memaksimalkan program kemandirian yang telah dilakukan oleh ketua PWPM sebelumnya. Nanti, akan ada penambahan jenis usaha.
Lalu, PWPM juga akan fokus memperhatikan isu-isu kekinian. Salah satunya yaitu memaksimalkan peran kader Muhammadiyah yang saat ini banyak menjadi penyelenggara Pemilu.
“Di Riau jumlahnya kurang lebih 100 orang. Tersebar di Panwascam, PPK hingga KPU dan Bawaslu,” kata dia. Dia berharap, para kader di lembaga-lembaga penyelenggara Pemilu bisa menyelaraskan diri dan menguatkan.
Sementara, terkait milad ke-92 Pemuda Muhammadiyah, kegiatan dialog yang menghadirkan mantan ketua sejak tahun 1998 ini dilakukan sebagai bentuk nostalgia. Dimana, para mantan pengurus ini bisa membagi pengalaman kepada kader-kader saat ini.
Sementara, Dr Baidarus dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau menyampaikan selamat milad ke-92 pada Pemuda Muhammadiyah. Dari sisi keorganisasian, tentu usia ini mendorong Pemuda Muhammadiyah semakin matang menjalankan misi mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Untuk itu, yang mesti senantiasa menjadi acuan, PWPM harus menjadikan Quran dan Sunnah menjadi dasar hidup. Hal itu juga tercantum dalam Mars Pemuda Muhammadiyah. Dia berharap, dengan mendasari hidup pada Quran dan Sunnah ini, PWPM benar-benar mampu menggerakkan diri sesuai ajaran Islam.
PWPM juga diminta senantiasa membangun diri lewat pengembangan keilmuan. Harus selalu menimba ilmu yang baru lewat berbagai kegiatan pengkaderan. Baik sebagai kader organisasi maupun kader bangsa.
Usai dibuka secara resmi oleh Baidarus, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Rizal. Kemudian dibagikan ke pengurus PWM dan sejumlah pihak yang hadir. (*)