Pencegahan dan Penangkalan Penuhanan Nafsu

Publish

18 December 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
84
Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Pencegahan dan Penangkalan Penuhanan Nafsu

Oleh: Mohammad Fakhrudin

Pernikahan bagi muslim mukmin merupakan amalan suci karena melaksanakan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semestinya, sejak ta’aruf hingga secara sah menjadi suami istri, muslim mukmin memahami bahwa menikah merupakan ibadah. Pemahaman yang demikian mempunyai konsekuensi bahwa setiap muslim mukmin yang telah berkeluarga harus menjaga kesucian nilai yang terdapat di dalam pernikahan.

Di dalam praktiknya ada pasangan suami istri yang tidak memahaminya demikian. Banyak kasus pernikahan yang dinodai oleh perbuatan yang merusak pernikahan. Salah satu di antaranya adalah perselingkuhan. Akibatnya, pernikahan hanya berumur dalam hitungan bulan, bahkan, ada yang dalam hitungan pekan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan fitnah (kesesatan, ujian) syahwat dan fitnah syubhat terhadap umatnya sebagaimana dijelaskan di dalam HR Ahmad dari Abu Barzah Al-Aslami berikut ini,

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ

“Sesungguhnya, di antara yang aku takutkan atas kalian, adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut dan pada kemaluan kalian serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.”

Akidah mempunyai peranan yang sangat sentral bagi seluruh kehidupan muslim mukmin. Dengan akidah yang tegak lurus, muslim mukmin berakhlaqul karimah, beribadah dengan benar, dan bermuamalah duniawi sesuai dengan tuntunan. Akidah merupakan benteng utama yang berfungsi sebagai pencegah dan penangkal berbagai masalah di dalam keluarga. 

Bahaya Menuhankan Nafsu

Ayat yang dikutip oleh K.R.H. Hadjid di dalam buku Pelajaran K.H.A. Dahlan pada Pelajaran Pertama adalah surat al-Jatsiyat (45):23 yang secara lengkap dapat kita baca berikut ini, 

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

“Tahukah kamu (Nabi Muhammad), orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan dibiarkan sesat oleh Allah dengan pengetahuan-Nya, Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya, siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Apakah kamu (wahai manusia) tidak mengambil pelajaran?”

Menurut Hamka, jika nafsu telah menguasai diri seseorang, pendengaran dan hatinya tertutup. Akal sehatnya tidak berfungsi. Dia tidak mau tahu mana yang baik dan buruk. Dia tidak mau menerima nasihat. 

Tafsir tersebut sangat realistis. Memang demikianlah yang terjadi. Berbagai kasus yang berkenaan dengan tafsir tersebut dengan mudah dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi orang yang dikuasai oleh nafsu harta, harta sebanyak-banyaknya harus didapatkan tanpa memperhatikan cara pemerolehannya halal atau haram. Ada anak yang memolisikan orang tua sendiri. Orang tua sendiri dipantijompokan. Malahan, dengan tangan sendiri ada anak yang tega membunuh orang tua kandungnya atau sesama saudara karena berebut harta.

Orang yang dikuasai oleh nafsu jabatan mengharuskan dirinya mencapai jabatan setinggi-tingginya meskipun dicapainya dengan cara menzalimi orang lain, bahkan, saudara sendiri. Dengan cara keji dia membohongi hati nurani, menjual harga diri, dan memfitnah teman sendiri. 

Ada lagi: orang memperebutkan jabatan dengan kekerasan. Mereka mengaku beriman, tetapi berkawan dengan preman. Mereka menghalalkan segala jalan demi tercapainya tujuan. Kebenaran dan kemunkaran pun dicampuradukkan.  

Orang yang dikuasai oleh nafsu popularitas mau berucap dan bertindak apa saja yang membuatnya popular. Dia tidak peduli apakah ucapan dan/atau tindakannya bertentangan dengan nilai akhlak mulia. 

Pencegah dan Penangkal Nafsu Seksual Lepas Kendali 

Di dalam “Ikhtiar Menuju Keluarga Sakinah” (6), tulisan Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiyana Saputra, dijelaskan bahwa rumah tangga bagaikan kapal mengarungi samudra menuju pulau kebahagiaan, keselamatan, dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Suami istri naik kapal menuju pulau tersebut melalui samudra yang tak sepi gelombang. Bahkan, badai! Ada juga karang. 

Dijelaskan juga bahwa beroleh keturunan merupakan dambaan setiap pasangan suami istri. Namun, ada pasangan suami istri yang telah lebih dari lima tahun, bahkan, lebih dari itu, tak ada tanda akan memperolehnya. 

Di antara pasangan suami istri ada yang rela menyediakan dana beratus-ratus juta rupiah. Ada yang menempuh jalan pintas; datang kepada orang pintar. Ada pula yang akhirnya menjadikannya sebagai alasan untuk bercerai atau berpoligami. Bukan hal yang mustahil perselingkuhan mendahului poligami.

Di samping itu, ada yang memilih jalan mawas diri; lalu mohon pertolongan kepada Allah Subḥānahu wa Taʻala melalui amal saleh; meningkatkan kekhusyukan salatnya, menambah rajin tahajudnya, menambah rajin tadarusnya, dan menambah sedekahnya. Tindakan suami istri yang demikian merupakan contoh tindakan yang berlandaskan akidah yang kuat dalam ikhtiar menjaga keutuhan rumah tangga. 

Pasangan Amien Rais dan Kusnasriyati Sri Rahayu dianugerahi anak pertama (Ahmad Hanafi Rais) setelah melalui perjuangan sekitar 10 tahun. Mereka adalah muslim mukmin yang taat beragama. Berpuasa sunah Daud merupakan salah satu kebiasaan Amin Rais yang sudah sangat dipahami oleh warga Muhammadiyah. Oleh karena itu, terbangun kepercayaan pada warga Muhammadiyah bahwa beliau tentu tidak pernah berhenti berdoa. 

Amin Rais adalah kader intelektual Muhammadiyah. Oleh karena itu, beliau menempuh ikhtiar medis juga. Ikhtiar medis dilakukannya di Solo, Yogyakarta, dan Chicago. 

Perjuangannya yang memadukan doa dan ikhtiar terus dilakukan. Langkah doa yang ditempuh selanjutnya adalah beribadah haji. Di depan Ka’bah mereka berdoa serius. Subhanallah! Allah mengabulkan doa dan ikhtiarnya. Sepulang beribadah haji, sang istri hamil. 

Jika suami istri mempunyai komitmen sejak awal bahwa pernikahan adalah ibadah mereka pasti tidak akan menodainya, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Mereka senantiasa mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mohon didoakan, dan berikhtiar dengan cara yang benar agar terhindar dari ucapan dan perbuatan tercela. Mereka mempunyai benteng yang sangat kokoh, yakni akidah sebagai pencegah dan penangkal berbagai gempuran nafsu jahat.

Langkah yang sejalan dengan tegak lurusnya akidah adalah berdoa. Berikut ini salah satu contoh doanya.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى


"Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari kejelekan pada pendengaranku, dari kejelekan pada pelihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku, serta dari kejelekan pada mani atau kemaluanku. 

(HR An-Nasa’i, Abu Daud, dan at-Tirmidzi)

Akibat Kelemahan Akidah

Salah satu perbuatan tercela bagi orang yang sudah berkeluarga adalah berselingkuh. Menurut hasil penelitian Khairul Fajri dan Mulyono (Universitas Muhammadiyah Surabaya),  perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada anggota keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap, lemahnya dasar cinta, komunikasi yang kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi yang kurang stabil, dan kurang mampu membuat penyesuaian diri.

Perselingkuhan merupakan perbuatan tercela yang dilakukan oleh orang yang memperturutkan nafsu seksual, bahkan, dapat disebut “menuhankannya”. Bagi orang yang dikuasai oleh nafsu seksual, sudah beristri cantik pun ada keinginan besar untuk melampiaskan nafsunya itu dengan perempuan lain, termasuk dengan istri orang lain. Sama sekali dia tidak ragu menjadi perebut bini orang (pebinor). Boleh jadi, dia malahan merasa menjadi laki-laki hebat. Sepertinya bangga dia dengan sebutan pebinor.

Ada juga istri, yang karena dikuasai oleh nafsu sesksualnya, dia menjadi perebut laki-laki orang (pelakor). Hal itu dilakukannya bukan karena kekurangan harta. Suaminya kaya, bahkan, berpangkat tinggi, berjabatan terhormat, dan ganteng. Namun, akal sehatnya ditundukkan oleh nafsu seksualnya . 

Mereka menuhankan nafsu seksual karena akidahnya lemah. Akibatnya, mereka tidak mempunyai daya cegah dan daya tangkal. 

Hukuman bagi Pelaku Perselingkuhan

Perselingkuhan merupakan pengkhiatan. Hukuman bagi pengkhianat sangat berat. 

وَأَ نَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ

“Allah tidak akan memberi hidayah terhadap tipu daya orang-orang yang berkhianat.” 

Banyak contoh kasus yang dapat kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari. Pengkhianat di dalam hal apa pun tidak mau dinasihati meskipun nasihat itu bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Dia mencari pembenaran!
Perbuatan khianat juga akan menghilangkan keberkahan dalam keluarga sehingga rumah tangga akan terasa suram, sesak dan sempit walaupun perbuatan khianatnya tidak diketahui. Anas bin Malik radiyallahu’anhu mengatakan,

إذا كانت في البيت خيانة ذهبت منه البركة

“Ketika khianat terjadi di suatu rumah, akan hilanglah keberkahan.” 

Pelaku perselikunghan disamakan juga dengan pezina. Hukumannya dijelaskan di dalam surat an-Nur (24):2 Allah Subhnahahu wa Ta’ala berfirman,

اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍۖ وَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (melaksanakan) agama (hukum) Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Hendaklah (pelaksanaan) hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin.”

Na’uzubillah!


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Pemakmuran Masjid dan Musala dengan Moderasi dalam BerislamOleh: Mohammad Fakhrudin Boleh jadi fakt....

Suara Muhammadiyah

16 October 2025

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Pada tulisan sebelumnya saya sudah menyajikan penekanan Islam pada hak-hak oran....

Suara Muhammadiyah

6 October 2023

Wawasan

Oleh: Prof Dr Abdul Mu’ti, MEd Transformasi nilai ibadah qurban merupakan bagian dari upaya u....

Suara Muhammadiyah

15 May 2025

Wawasan

Kinerja Perbankan Syariah Relatif Lebih Menjanjikan Dibandingkan Perbankan Konvensional Oleh: Yadi ....

Suara Muhammadiyah

13 August 2024

Wawasan

Korupsi dan Bencana Ekologi Oleh: Habib Iman Nurdin Sholeh, Dosen UIN Salatiga, Majelis Hukum dan H....

Suara Muhammadiyah

9 December 2025