SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Jumat-Senin, 31 Mei - 3 Juni 2024 mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Semarang, Jawa Tengah. Peserta Rakornas ini dari Majelis Dikdasmen-PNF Wilayah dan Daerah se-Indonesia. Dengan tema yang diusung "Bertransformasi Membangun Pendidikan Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”.
Acara ini dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib, MPd, Ketua Majelis Dikdasmen-PNF PP Muhammadiyah H Didik Suhardi, PhD, Ketua PWM Jawa Tengah Dr KH Tafsir, MAg, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah Haerudin, SH., MH, Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang Prof Dr H Masrukhi, MPd, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Didik mengatakan Rakornas ini sebetulnya dilakukan tahun 2023. Tetapi, melihat realita di lapangan yang sarat akan dinamika, maka Rakornas baru terlaksana pada tahun 2024.
"Sebetulnya kami ingin melakukan Rakornas pada tahun lalu (2023). Tetapi, dinamika di lapangan ternyata tahun 2022 kita Muktamar. Kemudian, kepengurusan untuk PWM dan PDM ternyata belum bisa tuntas 1 tahun. Jadi, baru tahun 2024 kami melaksanakan Rakornas," ucapnya.
Didik mengajak untuk merefleksikan tema Rakornas tersebut. Menurutnya, spirit yang terkandung di dalamnya, yaitu upaya Muhammadiyah lewat Majelis Dikdasmen-PNF mempersiapkan kehadiran generasi emas 2045. Baginya, Muhammadiyah sangat serius menciptakan generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing yang tinggi.
"Dengan tema ini, kita perlu melakukan refleksi apakah sekolah/madrasah kita sudah akan mempersiapkan anak-anak kita untuk masa depan Indonesia Emas 2045. Kita punya bonus demografi. Dan tentu jika tidak dimanfaatkan dengan baik, justru akan menjadi bencana. Maka kita perlu memberikan pendidikan yang baik, berkualitas, dan berkarakter pada anak-anak kita," ujarnya.
Didik mengungkapkan peran Muhammadiyah di dunia pendidikan begitu rupa. Sampai saat ini, jumlah siswa Muhammadiyah kurang lebih sebanyak 1,1 juta jiwa tersebar di seluruh penjuru tanah air. Untuk itu, Didik berupaya semaksimal mungkin untuk mencetak mereka sebagai generasi muda yang unggul dan berkemajuan.
"Dan Insyaallah kita berupaya terus meningkatkan. Tentu kita ingin menyiapkan mereka menjadi generasi-generasi tidak hanya menjadi follower (pengikut), tetapi menjadi pemimpin di Indonesia," jelasnya.
Didik juga mengatakan Muhammadiyah terbuka luas memberikan akses dan akomodasi kepada seluruh warga masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa Muhammadiyah tidak tumpang tindih memandang strata sosial. Artinya, semuanya diberikan kesempatan untuk meraih cita-cita gemilang di masa depan.
"Dan tentu Muhammadiyah sudah melakukan itu. Tujuannya menyiapkan generasi unggul. Kita kerja keras untuk mendesain sekolah dan madrasah yang bagus dan berkualitas," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Didik mengharapkan generasi Indonesia dapat memiliki kecendekiaan, keadaban mulia, hebat dan bermartabat.
"Kita harus mempersiapkan dan membimbing agar generasi muda Indonesia menjadi orang-orang hebat dan bisa menjadi pemimpin Indonesia Emas 2045," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, juga diberikan penghargaan. Yaitu kategori sekolah/madrasah berprestasi, guru berprestasi, kepala sekolah/madrasah berprestasi, tertib dana ta'awun, lifetime achievement, dan siswa berprestasi. (Cris)