GOWA, Suara Muhammadiyah - Selain melaksanakan pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat, salah satu tugas utama seorang dosen yang harus menjadi perhatian penting adalah melakukan penelitian. Dosen juga berkewajiban melakukan penelitian guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidangnya. Sebagai peneliti, dosen dituntut untuk terlibat dalam mencari solusi inovatif atas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat atau industri melalui riset yang relevan.
Hal ini yang mendorong Prof. Dr. Ir. H. Muh. Nurdin, M.Sc., IPU., ASEAN Eng., seorang dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara untuk tekun melakukan penelitian, khususnya di bidang kimia. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 148 hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam jurnal terindeks Scopus di seluruh dunia, meningkat signifikan dari 92 artikel pada tahun 2020.
Tahun ini, bersama beberapa koleganya, beliau telah menerbitkan sepuluh artikel yang terindeks Scopus. Dua di antaranya berjudul “Fe-doped TiO2 Nanocrystals as Highly Efficient Catalysts for Heterogeneous Catalytic Transesterification of Coconut Oil” yang diterbitkan di Taiwan dan “Enhancing Cyclic Voltammetry Performance with Ngraphene-Supported Coupled NiO/TiO2 Hollow Nanospheres as Superior Anode Material” yang diterbitkan di Slovakia.
Capaian Prof. Nurdin, putra Gowa kelahiran Ujung Pandang pada 6 Juni 1966, yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari, mengantarkannya terpilih sebagai salah satu dari Top 2% World Scientists berdasarkan hasil review dari Stanford University, USA, dan Elsevier pada tahun 2024. Data ini diambil dari database penulis di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang disusun oleh Elsevier berdasarkan indikator kutipan yang terstandarisasi.
Prestasi yang dicapai tokoh Muhammadiyah dari Sulawesi Tenggara ini tentunya patut diapresiasi, karena turut mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di kancah internasional. Pengakuan prestasi ilmiah secara global menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang setara dengan negara-negara maju. Selain itu, prestasi ini juga membuka peluang kerja sama internasional di berbagai bidang, termasuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan ekonomi.
Selain aktif sebagai dosen dan peneliti di Universitas Halu Oleo dan Universitas Muhammadiyah Kendari, Prof. Nurdin juga mendedikasikan dirinya dalam lingkup nasional untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Beliau aktif dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), serta Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal (LAMSAMA). Sebagai rektor, beliau sedang giat-giatnya melaksanakan berbagai kerja sama internasional dan berupaya mendirikan Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Kendari.
Suami dari Prof. Dr. Hj. Maulidyah Djamalik ini memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Kutulu Limbung, kemudian melanjutkan ke SD Negeri Center Kutulu Limbung. Selanjutnya SMP Negeri Limbung, yang lulus pada tahun 1982. Kemudian, beliau bersekolah di Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar hingga tahun 1986. Selanjutnya melanjutkan studi di Jurusan Kimia Universitas Hasanuddin, dan lulus pada tahun 1992. Pada tahun 1998, beliau melanglang buana ke Negeri Kangguru lalu menyelesaikan studi di bidang kimia pada University of Tasmania, Australia, dan pada tahun 2008 meraih gelar doktor di Universitas Indonesia, bekerja sama dengan Tokyo Institute of Technology, Jepang (Fitra/Lika)