Pengajian Muhammadiyah Harus Menggembirakan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1174
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes menyebut bahwa kehadiran Muhammadiyah bermula dari kelompok pengajian. Dalam sejarahnya Muhammadiyah memang memiliki tradisi tersendiri untuk membumikan nilai-nilai ajaran agama Islam bagi warganya.

“Kalau Muhammadiyahnya subur, harusnya pengajiannya juga makmur. Karena dulu dari kelompok pengajian,” ujarnya dalam Pengajian Umum Pra Musyawarah Nasional (Munas) XXXII Tarjih Muhammadiyah di Masjid At-Taqwa Pekajangan, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (21/2).

Agus menyebut Kiai Haji Ahmad Dahlan mengajarkan agama Islam lewat metoda pengajian. Pendiri Muhammadiyah tersebut mengaplikasikan pengajiannya dengan mengajarkan Surat Al-‘Ashr selama tempo delapan bulan. Kiai Haji Ahmad Dahlan berpandangan surat tersebut bukan hanya sekadar untuk dihafal, akan tetapi lebih tepatnya untuk diamalkan secara nyata.

“Al-‘Ashr hanya 3 ayat. Di Al-Qur’an hanya 3 surat yang ayatnya hanya 3, salah satunya Al-‘Ashr. Ngajinya sampai lebih dari setengah tahun. Dan ini (Surat Al-‘Ashr) diajarkan sampai 8 bulan,” katanya.

Tidak hanya Al-‘Ashr yang berulang-ulang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan. Ada surat lain, yakni Al-Ma’un. Surat ini diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan selama tempo 3 bulan. Surat tersebut menjadi ide penggerak dari organisasi Muhammadiyah masih kokoh berdiri sampai hari ini.

“Dari spirit ngaji inilah yang kemudian memunculkan gerakan yang disebut dengan Muhammadiyah,” ucapnya.

Agus mengingatkan orang bermuhammadiyah hanya sekadar mengurus organisasi, tanpa ditopang dengan mengaji ajaran agama Islam secara komprehensif, dikonotasikan dalam istilah Jawa sebagai Koyo Wayang Ilang Gapite. Artinya tercerabut spirit dakwahnya, yakni dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar.

“Maka bersyukur dalam rangka Munas ada pengajian. Sehingga di Muhammadiyah itu milad juga ada pengajian. Nanti isinya memang pengajian-pengajian dan tidak cukup waktunya untuk mengaji Islam yang begitu luas. Dan saya yakin masing-masing kita sudah sangat memahami kabar gembira bagi orang-orang yang suka hadir di majelis ilmu akan dimudahkan ke surga-Nya,” tuturnya.

Agus menyampaikan dalam praktiknya, pengajian di Muhammadiyah membawa tarikan napas kegembiraan. Yakni memahami Islam tidak kaku dan keras, melainkan dengan suasana cair dan penuh dengan kegembiraan sehingga dapat menyerap sari dari nilai-nilai ajaran agama Islam secara totalitas.

“Maksudnya agar mengamalkan pesan Nabi kepada sahabat yang diutus untuk menjadi gubernur di sebuah tempat. Basyiruu Walaa Tunaffiruu, Yassiruu Walaa Tu'assiruu. ‘Gembirakan, jangan bikin lari, mudahkan jangan dipersulit. Sehingga mengaji di Muhammadiyah itu harusnya menggembirakan’,” tegasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Kolaborasi LAZISMU - LPUMKM melalui Program Mikro Plasma di Lampung  LAMPUNG, Suara Muhammadiy....

Suara Muhammadiyah

24 October 2024

Berita

SUBANG, Suara Muhammadiyah – Prestasi membanggakan ditorehkan oleh kader Muhammadiyah sekaligu....

Suara Muhammadiyah

17 September 2025

Berita

LAMTENG, Suara Muhammadiyah - Ribuan siswa-siswi Amal Usaha Pimpinan Cabang Terbanggi Besar, Lampung....

Suara Muhammadiyah

16 December 2024

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Baru-baru ini Indonesia resmi bergabung pada organisasi global BRICS. T....

Suara Muhammadiyah

14 January 2025

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 40 guru dan tenaga kependidikan SD Muhammadiyah Program Khu....

Suara Muhammadiyah

29 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah