Pengajian Muhammadiyah Harus Menggembirakan

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
896
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr H Agus Taufiqurrahman, SpS., MKes menyebut bahwa kehadiran Muhammadiyah bermula dari kelompok pengajian. Dalam sejarahnya Muhammadiyah memang memiliki tradisi tersendiri untuk membumikan nilai-nilai ajaran agama Islam bagi warganya.

“Kalau Muhammadiyahnya subur, harusnya pengajiannya juga makmur. Karena dulu dari kelompok pengajian,” ujarnya dalam Pengajian Umum Pra Musyawarah Nasional (Munas) XXXII Tarjih Muhammadiyah di Masjid At-Taqwa Pekajangan, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (21/2).

Agus menyebut Kiai Haji Ahmad Dahlan mengajarkan agama Islam lewat metoda pengajian. Pendiri Muhammadiyah tersebut mengaplikasikan pengajiannya dengan mengajarkan Surat Al-‘Ashr selama tempo delapan bulan. Kiai Haji Ahmad Dahlan berpandangan surat tersebut bukan hanya sekadar untuk dihafal, akan tetapi lebih tepatnya untuk diamalkan secara nyata.

“Al-‘Ashr hanya 3 ayat. Di Al-Qur’an hanya 3 surat yang ayatnya hanya 3, salah satunya Al-‘Ashr. Ngajinya sampai lebih dari setengah tahun. Dan ini (Surat Al-‘Ashr) diajarkan sampai 8 bulan,” katanya.

Tidak hanya Al-‘Ashr yang berulang-ulang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan. Ada surat lain, yakni Al-Ma’un. Surat ini diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan selama tempo 3 bulan. Surat tersebut menjadi ide penggerak dari organisasi Muhammadiyah masih kokoh berdiri sampai hari ini.

“Dari spirit ngaji inilah yang kemudian memunculkan gerakan yang disebut dengan Muhammadiyah,” ucapnya.

Agus mengingatkan orang bermuhammadiyah hanya sekadar mengurus organisasi, tanpa ditopang dengan mengaji ajaran agama Islam secara komprehensif, dikonotasikan dalam istilah Jawa sebagai Koyo Wayang Ilang Gapite. Artinya tercerabut spirit dakwahnya, yakni dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar.

“Maka bersyukur dalam rangka Munas ada pengajian. Sehingga di Muhammadiyah itu milad juga ada pengajian. Nanti isinya memang pengajian-pengajian dan tidak cukup waktunya untuk mengaji Islam yang begitu luas. Dan saya yakin masing-masing kita sudah sangat memahami kabar gembira bagi orang-orang yang suka hadir di majelis ilmu akan dimudahkan ke surga-Nya,” tuturnya.

Agus menyampaikan dalam praktiknya, pengajian di Muhammadiyah membawa tarikan napas kegembiraan. Yakni memahami Islam tidak kaku dan keras, melainkan dengan suasana cair dan penuh dengan kegembiraan sehingga dapat menyerap sari dari nilai-nilai ajaran agama Islam secara totalitas.

“Maksudnya agar mengamalkan pesan Nabi kepada sahabat yang diutus untuk menjadi gubernur di sebuah tempat. Basyiruu Walaa Tunaffiruu, Yassiruu Walaa Tu'assiruu. ‘Gembirakan, jangan bikin lari, mudahkan jangan dipersulit. Sehingga mengaji di Muhammadiyah itu harusnya menggembirakan’,” tegasnya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah -  Majelis Pembinaan Kader Dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan W....

Suara Muhammadiyah

7 September 2024

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan langkah konkret membantu rakyat P....

Suara Muhammadiyah

1 November 2023

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) telah membuka progra....

Suara Muhammadiyah

9 June 2025

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar resmi membuka Progr....

Suara Muhammadiyah

17 October 2024

Berita

PADANG, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka milad ‘Aisyiyah ke-107, Lembaga Budaya, Seni d....

Suara Muhammadiyah

15 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah