YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Irwan Akib, MPd didapuk menjadi inspektur upacara Hari Guru Nasional 2023 yang mengusung tema "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar." Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Forum Guru Muhammadiyah Kota Yogyakarta pada Sabtu (25/11) di Lapangan Mancasan, Wirobrajan, Yogyakarta dan diikuti oleh guru Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta.
Dalam amanatnya, Irwan mengatakan KH Ahmad Dahlan sebelum mendirikan Muhammadiyah, ia sudah mendirikan “Sekolah Agama Modern” bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) tahun 1911. Irwan menyebut Dahlan telah tampil menjadi seorang guru pada masa itu. “Seorang guru dan seorang perintis pendidikan nasional,” ujarnya.
Irwan mengatakan pendidikan nasional pertama di Indonesia merupakan rintisan yang bersumber dari pemikiran progresif Dahlan. Hingga kini, Muhamamdiyah tetap eksis mengantarkan generasi muda masa depan bangsa melalui lembaga pendidikan (sekolah). Tercatat, sudah ada ribuan yang didirikan oleh Muhammadiyah.
“Artinya bahwa keberadaan Muhammadiyah terus hadir untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara ini,” katanya.
Irwan mengingatkan keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Lewat keputusan itu, kehadiran Majelis Dikdasmen-PNF bertujuan untuk mentransformasi pendidikan berbasis Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai karakter utama, holistik, dan integratif. Serta menghasilkan lulusan berkemajuan dengan etos pembelajar sepanjang hayat yang mampu menjawab kebutuhan zaman dengan tata kelola pendidikan unggul yang berdaya saing global dan inklusif.
Merespons keputusan tersebut, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar ini memberikan lima pesan bijak kepada guru Muhammadiyah. Pertama, memiliki komitmen. Guru harus berkomitmen dalam misi mencerdaskan kehidupan bangsa. Yakni lewat mendidik anak-anak Indonesia dengan sepenuh hati. “Tanpa komitmen yang kuat, maka hal itu akan sangat sulit untuk mewujudkan pendidikan yang bagus,” tegasnya.
Kedua, memiliki wawasan yang luas. Guru harus paham dengan perkembangan dunia kontemporer. Seperti pesan Dahlan, “Jadilah guru sekaligus murid,” maka guru tidak boleh berhenti belajar. “Kita harus terus belajar menambah dan memperluas pengetahuan kita agar kita tidak tertinggal. Sehingga apa yang kita sampaikan kepada murid-murid kita menjadi sesuatu yang menarik. Terus tingkatkan wawasan dan pengetahuan kita,” jelasnya.
Ketiga, professional dan berintegritas. Guru wajib menguasai mata pelajaran sesuai multidisiplin ilmunya. Jangan sampai guru kering ilmu, tetapi harus terus eksplorasi ilmu yang terbentang luas di kehidupan. Guru juga berintegritas yang tinggi, sehingga bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya.
Keempat, melakukan inovasi. Inovasi sangat penting bagi seorang guru. Guru yang memiliki inovasi yang tinggi, maka dapat mendorong murid menjadi pemikir mandiri dan kreatif. Kelima, mampu melakukan kolaborasi. Kolaborasi sangat penting dalam meningkatkan kompetensi guru sehingga kini dan ke depan dapat tampil menjadi penyala suluh kecendekiaan dan keteladanan bagi anak-anak Indonesia. (Cris)