BENGKULU, Suara Muhammadiyah - Upaya penguatan ideologi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) pada mahasantri pesantren mahasiswa UniversitaS Muhammadiyah Bengkulu (UMB) terus dilakukan. Beragam pembinaan dan pembiasaan ibadah sesuai tuntunan persyarikatan Muhammadiyah terus dilaksanakan. Hari ini 14-15 Juni 2025 sebanyak 115 mahasantri mengikuti Baitul Arqom II sebagai upaya nyata dari manajemen pesantren mahasiswa untuk menghasilkan santri yang memiliki pemahaman dan aktivitas amal keseharian yang semakin meningkat.
Direktur pesantren mahasiswa Nurhadi, MA menyebut Baitul Arqom II merupakan lanjutan dari program Baitul Arqom yang telah diikuti mahasiswa diawal perkuliahan. Dengan mengusung tema “Kader Berkemajuan, Menggagas Masa Depan Islam, Peradaban dan Ilmu Pengetahuan" diharapkan hasil pengkaderan akan menghasilkan mahasantri yang memiliki pemahaman dan pembiasaan ibadah yang lebih baik dikemudian hari.
“Sebanyak 115 Mahasantri mengikuti Baitul Arqom II ini terdiri dari 2 (dua) kelas mahasantri putri masing-masing 40 orang dan 1 kelas mahasantri putra berjumlah 35 orang,” terang Nurhadi.
Kedepan dia berharap semua mahasantri yang ada di pesantren mahasiswa dapat mengikuti program serupa, dimana saat ini terdapat 299 mahasantri putri dan 110 dan mahasantri putra, Nurhadi yakin Baitul Arqom II akan menjadi bagian penanaman dan penguatan ideologi Muhammadiyah kepada mahasantri pesantren mahasiswa sehingga paska mereka menuntaskan program kesantriannya akan terbawa dalam aktivitas keseharian hingga menuntaskan studi di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB).
Sementara itu rektor Dr. Susiyanto, M.Si dalam sambutannya sangat mendukung kegiatan positif dan hal ini akan memberikan pembekalan ilmu hal ini selaras dengan penerapan Catur Dharma.
"Saya berharap sarjana yang lahir dari UMB adalah sarjana plus, sarjana yang dibekali Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, jadikan pesantren mahasiswa sebagai ladang pembeda mahasiswa yang menjadi bagian dari mahasantri dan yang tidak mengikuti program pesantren mahasiswa,” tegas rektor.
Susiyanto menambahkan pesma harus memberikan pendidikan agama yang mumpuni, dengan CPL yang harus diraih oleh mahasantri mampu baca Alquran, mampu beribadah wajib dengan baik dan benar. Rektor pun memastikan mahasantri harus bersyukur karena memiliki mentor yang luar biasa selama pembinaan di Pesma, “Pesantren mahasiswa bukan tempat penyiksaan, stereotip pesantren tempat penyiksaan harus hilang dan buktinya pembinaan di Pesma UMB sejauh ini berjalan dengan sangat baik dan semua mahasantri dapat mengikuti semua agenda pembinaan dengan riang gembira dan ikhlas” pungkas rektor diakhir sambutannya.
Dibagian lain Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Bengkulu Drs. Taufik Bustami, MM mengatakan bahwa Baitul Arqam merupakan sarana yang tepat untuk menguatkan nilai-nilai dan ideology AIK bagi mahasantri.
“Karena ilmu dan karakter harus berimbang, maka pengkaderan Baitul Arqam yang sarat dengan penguatan akidah dan pembiasaan amal menjadi modal yang sangat berharga bagi peserta untuk kemudian diamalkan dalam kesehariannya nanti” harap Taufik. Kegiatan Baitul Arqam berlangsung dua hari dengan mengkolaborasikan pendalaman teori dan praktek ibadah.