JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 1993–1998, Hajriyanto Y Thohari, menyampaikan pesan penuh makna dalam Malam Tasyakuran Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (8/5).
Dalam kesempatan tersebut, Ia berpesan kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah saat ini, Dzulfikar Ahmad Tawalla, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
"Harapan saya, tentu saja, meskipun mengurus Pemuda Muhammadiyah itu gampang-gampang susah, berat-berat ringan, tetapi sebaiknya dikerjakan dengan penuh kegembiraan sehingga tetap bisa hidup berbahagia," ujar Hajriyanto.
Ia menambahkan bahwa tugas dan peran yang dijalankan oleh aktivis Pemuda Muhammadiyah pada hakikatnya merupakan bagian dari amal ibadah, karena aktivitas dalam organisasi tersebut tidak sekadar tugas organisasi, melainkan juga bentuk pengabdian.
“Terutama tentu saja amal ibadah dalam bidang perkaderan untuk mengkader pemimpin-pemimpin atau calon-calon pemimpin umat yang sering kita sebut sebagai Pelopor, Pelangsung, dan Penyempurna cita- cita Muhammadiyah,” imbuhnya.
Hajriyanto juga menekankan tentang keikhlasan dalam melakukan ibadah. Menurutnya, dengan adanya keikhlasan, maka pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih bermakna.
“Karena itu, maka, menjadi aktivis Pemuda Muhammadiyah memang harus belajar untuk ikhlas karena keikhlasan itu memang tidak bisa diperoleh dengan begitu saja. Tetapi, kita harus belajar terus menerus bagaimana cara supaya beramal itu ikhlas,” jelas Haryanto.
Hajriyanto mengajak seluruh kader Pemuda Muhammadiyah untuk terus menanamkan semangat keikhlasan dalam berorganisasi. Menurutnya, Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan harus memiliki ciri yang berbeda dari organisasi dan gerakan nonkeagamaan.
“Setiap sikap, tindakan, pilihan, dan respons para kader, harus dapat dikontruksi dalam nilai keagamaan dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan mahkamah ilahi,” tandasnya. (nad)