SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Forum Pengelola Ambulans Muhammadiyah (FORPAM) Kabupaten Sleman kembali menggelar pertemuan silaturahmi rutin sekaligus peningkatan kapasitas relawan. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (27/9) malam di RM Genduk Wulan, Jalan Godean–Seyegan, Margodadi, Seyegan, Sleman.
Ketua FORPAM Sleman, H Darojat Noor Akhmad, menyebutkan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring antar titik layanan Ambulans Muhammadiyah. “Kami mengundang seluruh koordinator dan relawan titik layanan agar bersama-sama meningkatkan kapasitas pelayanan, khususnya dalam menghadapi kasus pasien infeksius,” ujarnya .
Sebanyak 90 petugas AmbulanMU dari 18 titik layanan se-Daerah Sleman mengikuti Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), pelatihan ini diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan dan kesiapsiagaan relawan dalam menangani pasien, khususnya yang berisiko infeksius.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua FORPAM Sleman menegaskan pentingnya forum pertemuan relawan sebagai bentuk silaturahmi. “Pertemuan relawan adalah ajang ngudo roso sesama pegiat kemanusiaan untuk memaksimalkan potensi dan solidaritas relawan,” tambahnya.
Ketua Panitia, M Najib Ngirfani, dalam laporannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari ikhtiar Muhammadiyah dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan. “Tema kegiatan ini adalah Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas AmbulanMU. Kami berharap para relawan semakin terlatih dalam memberikan pertolongan yang aman dan profesional,” ungkapnya.
Ketua PCM Seyegan, Tri Subandi, turut hadir memberikan motivasi. Ia menekankan filosofi mendalam dari mars AmbulanMU yang menggambarkan semangat pengabdian tanpa batas. “Semboyan mars AmbulanMU mempunyai makna mendalam. Selama roda masih berputar, selama mesin masih menyala, layanan AmbulanMU tetap berjalan,” ujarnya penuh semangat.
Dengan humor ringan, Ia menambahkan bahwa keberadaan AmbulanMU juga membawa berkah sosial. “Alhamdulillah, banyak relawan di Seyegan yang melalui AmbulanMU justru menemukan jodohnya,” tuturnya disambut tawa peserta.
Sesi utama diisi oleh dr Ihsan Yudhitama, Manajer Pelayanan dan Penunjang Medis RS PKU Muhammadiyah Sleman. Ia menyoroti pentingnya pemahaman tentang risiko infeksi dan penerapan prosedur K3 dalam penanganan pasien. “Pekerjaan petugas ambulan berisiko tinggi tertular penyakit. Sumber infeksi bisa air-borne, droplet, maupun blood-borne. Karena itu, setiap petugas wajib mengenali risiko, melakukan penilaian kondisi pasien, serta memastikan keamanan dirinya dan lingkungannya,” terang dr Ihsan. (Arief/Anggi)