YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengadakan pelatihan bertajuk "Coaching Clinic Proposal Pemberdayaan Masyarakat" yang berlangsung selama dua hari yakni pada Sabtu hingga Minggu, 2-3 November 2024, di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah, Yogyakarta.
Acara ini diikuti oleh sebanyak 25 Peserta yang terdiri dari perwakilan pengurus MPM wilayah se-Pulau Jawa dan Lampung, juga para fasilitator MPM PP Muhammadiyah. Para peserta akan dilatih mengenai penyusunan proposal pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas kerja sama dengan berbagai mitra.
Sekretaris MPM PP Muhammadiyah, Budi Nugroho menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah langkah awal bagi MPM untuk lebih intensif terjun dalam pemberdayaan masyarakat. “Pelatihan ini diadakan untuk pengurus dan fasilitator, agar nantinya kita dapat bersama-samamenggerakkan wilayahnya masing-masing dengan lebih baik," ujarnya dalam sambutannya di Pembukaan Coaching Clinic Proposal pada Sabtu (2/11).
Budi juga menguraikan visi, misi, serta sasaran strategis MPM PP Muhammadiyah. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai bagian dari kesalehan sosial yang harus diwujudkan melalui aksi nyata. “Hakikat kesalehan sosial dan profetik menjadi penting yakni sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat,” tegas Budi.
Ia menambahkan, MPM Muhammadiyah berfokus pada masyarakat miskin kota, petani, nelayan, buruh, difabel, serta komunitas di daerah terpencil, termasuk wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), sebagai upaya merealisasikan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
Perwakilan Panitia Pelaksana, Iqbal Khatami, dalam pengantarnyan juga menjelaskan tujuan pelatihan ini adalah membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam menyusun proposal yang efektif dan strategis. "Proposal adalah kunci untuk membuka kerja sama dengan mitra. Pelatihan ini memberikan pemahaman struktural dan taktis agar proposal dapat diterima oleh berbagai pihak yang memiliki visi serupa," kata Iqbal.
Pelatihan ini diisi dengan berbagai materi penting, seperti strategi menjalin kemitraan, format proposal yang baik, sesi diskusi panel, serta praktik langsung penulisan proposal. Peserta diajak untuk memahami bagaimana menyusun proposal yang bukan hanya memenuhi standar profesional, tetapi juga mampu menarik dukungan dari pemerintah, lembaga donor, dan organisasi lain yang memiliki tujuan pemberdayaan serupa.
Iqbal juga menambahkan bahwa setelah pelatihan selesai, akan ada sesi monitoring dan evaluasi dua minggu berikutnya. "Kami akan melakukan monitoring dua minggu setelah pelatihan, untuk menilai perkembangan dan efektivitas pelatihan ini berdasar proposal yang telah disusun dan rencana penyebarluasan," ujarnya.
MPM PP Muhammadiyah berharap, dengan adanya Coaching Clinic Proposal ini, para pengurus dan fasilitator dapat menyusun proposal yang lebih berkualitas, sehingga mampu menarik lebih banyak dukungan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. “Melalui proposal yang baik dan kerja sama yang solid dengan mitra, kita dapat memperluas dampak pemberdayaan bagi masyarakat,” pungkas Budi Nugroho.
Dengan demikian, Coaching Clinic ini menjadi langkah strategis bagi MPM PP Muhammadiyah untuk terus mendorong kesalehan sosial dan kolaborasi lintas sektor, demi membangun masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera. (Iqbal/Diko)