PERLIS, Suara Muhammadiyah - Rapat kerja diawali dengan seminar Internasional yang bertemakan Penguatan Ketarjihan, Tajdid dan Problem-Problem Dakwah Kontemporer. Mufti Kerajaan Perlis Malaysia Prof Datok Arif Perkasa menyampaikan dalam kesempatan tersebut tentang tantangan dakwah yang dihadapi umat. Kerjasama dan persatuan menjadi modal dasar dalam menghadapi tantangan yang dimaksud. Belakangan ini umat Islam terjebak dengan perbedaan metode dan aliran pemikiran keagamaan, yang berakhir pada pola fikir merasa paling benar, dan yang lain salah. Melihat fenomena ini, Dr. Maza berharap Muhammadiyah bisa menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada sehingga perbedaan yang ada bisa dirajut menjadi kekuatan. Pada pemaparannya beliau menyampaikan tantangan dakwah yang dihadapi umat. Kerjasama dan persatuan menjadi modal dasar dalam menghadapi cabaran yang dimaksud
Selain dari Datuk Prof Dr Maza, Ustaz Dr. Arifin Ismail Ph.D, Dosen Universitas Muhammadiyah Perlis dan Dr. Afrizal Nur Ketua Koordinator Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau bidang Tarjih dan Tajdid juga bertindak sebagai narasumber. Dr. Agustiar, M.Ag, selaku ketua panitia menyebutkan bahwa rapat kerja yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut bertujuan untuk merancang kegiatan selama lima tahun kedepan yang dibreakdown dari program yang sudah dirancang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dr. Yusri Rasul selaku Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah pada sambutannya berharap seminar yang dilaksanakan ini dapat membuka cakrawala para asatidz dan asatidzah dalam memahami dan menghadapi tantangan global.
Seminar Internasional yang dilaksanakan di negara bagian Perlis Malaysia ini turut dihadiri oleh unsur-unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau, Dr. Hj. Hikmani, dan beberapa anggotanya, Dr. Santoso selaku Ketua Lembaga Dakwah Komunitas, Dr. Sahrullah selaku Ketua Majelis Tabligh PWM Riau, beberapa utusan Pimpinan Daerah dan Cabang Muhammadiyah di Kuansing, Siak, Kampar, Rohul dan Pekanbaru. Turut dihadiri juga oleh perwakilan penasihat PCIM Malaysia, Ustadz Dr. Muhammad Arif, wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Malaysia di Perlis, dan Wakil Rektor Kuips.
Kegiatan ini mendapat support sepenuhnya dari Mufti Perlis berupa penyediaan akomokadasi, konsumsi dan transportasi selama berada di Perlis. Dan juga didukung oleh Rektor UMRI (Universitas Muhammadiyah Riau) Dr. Saidul Amin, MA. Dan juga dari pihak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Pekanbaru Riau serta Pimpinan Wilayah Aisyiyah.
Prof. Dato' Dr. Muhammad Asri Zainul Abidin, Mufti Kerajaan Perlis selaku keynote speaker menyampaikan pesan agar gerakan dakwah di Indonesia dan Malaysia semakin di perkuat dalam tataran ruhiyah. Dakwah Islam di wilayah Asia Tenggara sekarang memiliki tantangan baru seiring dengan perkembangan sosial yang signifikan. Persoalan ideologis, adalah tantangan besar yang sangat mengkhawatirkan. Gerakan pluralisme, atheisme dan hedonisme saat ini mengepung keberadaan Islam di wilayah Asia Tenggara. Mufti Perlis yang dikenal dengan Dato' Maza merekomendasikan agar dibangun sinergitas lintas gerakan di diantara kedua negara, Indonesia dan Malaysia. Sinergitas ini akan terbangun bila diantara gerakan dapat saling menerima, berta'awun dan bertasamuh.
Dato' Maza dalam kesempatan itu juga berpesan agar kader dakwah Muhammadiyah senantiasa menjaga keikhlasan hati. Dakwah, kata beliau, bukanlah soal sekedar aktifitas, tetapi dakwah adalah persoalan meninggikan kalimat Allah di atas segalanya. Dewasa ini banyak kader dakwah hanya berorientasi pasar, yang penting dia laku dan dikenal jamaah, namun kajian mereka sering kali kosong dari ruh dakwah yang sesungguhnya. Hal ini terjadi karena dakwah tidak dilandasi oleh motivasi ilahiyah yang sakral dan agung.
Diskusi yang dimoderatori Mohammad Abdi Almaktsur MA terasa hangat dengan adanya tanggapan dari beberepa peserta berkaitan dengan urgensi pembaharuan manhaj dalam menyelesaikan persoalan Umat dengan tetap berpedoman pada siroh Nabawiyah. Mufti Perlis menjelaskan point-point penting yang harus dipersiapkan untuk menjawab persoalan umat di tingkat global, diantara persoalan yang muncul secara masif meningkatnya prosentase atheis di bebarapa negara mayoritas Muslim. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam memiliki peran strategis dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang muncul.
Pada malam harinya dilakukan Rapat Kerja Wilayah Majelis Tarjih PWM Riau. Dalam rapat Kerja tersebut disepakati beberapa program unggulan MTT diantaranya, penguatan sosialisasi HPT, penggalian wacana terkait persoalan ketarjihan, dan pelatihan metode Tarjih, pendirian PUTM dan perlunya penguatan Pesantren Muhammadiyah. Rakerwil ini dihadiri unsur, Pengurus MTT wilayah, unsur PDM dari beberapa daerah, unsur pimpinan PWM dan unsur PWA.
Setelah melaksanakan rapat kerja di Perlis agenda berikutnya membersamai Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau berdiskusi bersama Datok Dr .Zuraida binti Kamaruddin, Menteri perindustrian dan komuditas Malaysia 2021 sampai 2022. Pada pertemuan di Kuala Lumpur Malaysia ini Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau, Majlis Ekonomi menyerahkan Proposal Bisnis Plan. Proposal bisnis ini dibuat atas anjuran dan arahan dari Datok Zuraida, diharapkan kedepan Majlis Ekonomi Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau bisa membangun bisnis di tingkat global.
Jamuan dan sambutan hangat Datok Zuraida yang didasari ukhuwah Islamiyah dan diikat dengan aqidah yang sama, memunculkan semangat yang sama untuk membangun ekonomi umat, karena Datok Zuraida menyampaikan dalam candanya bahwa dakwah butuh Fulus. Jika tak ada fulus maka siap siap untuk dibungkus. Suasana terasa lebih hangat ketika Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia ikut serta dalam diskusi ini. PCI Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia diharapkan bisa menjadi penguat untuk terjalinnya kerjasama antar bangsa baik Muhammadiyah ataupun Aisyiyah .