YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pada sesi terakhir Pengajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dengan tema Optimalisasi Peran Kebangsaan Kader Muhammadiyah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas memberikan beberapa catatan penting. Pertama, sejauh mana negara dan lembaga demokrasi formal termasuk parpol masih bisa menjadi saluran dakwah politik praktis. Kemudian sejauh mana CSO termasuk Muhammadiyah diperhitungkan sebagai moral and social determinant power. Dan yang terakhir, konsep strategis seperti apa yang dapat mengoptimalkan peran kader di sektor kebangsaan.
Untuk menjawab tiga hal tersebut ia pun memberikan rekomendasi agar PWM DIY beserta unsur pimpinan, AUM, dan seluruh kadernya melakukan evaluasi internal tentang peta permasalahan yang dihadapinya, termasuk evaluasi terkait integritas kader di sektor kebangsaan yang tak jarang menyeleweng jauh dari haluan yang telah ditetapkan Persyarikatan.
Mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu tanpa ragu mengusulkan untuk mencopot kader yang sudah tidak sesuai dengan misi dakwah Muhammadiyah. Hal ini menurutnya merupakan bentuk konkrit nahyu mungkar Muhammadiyah ke dalam.
Pria kelahiran 1952 tersebut berharap Muhammadiyah DIY dapat mempertegas konsep dan sikap dakwah politiknya sebagai peran kepemimpinan yang bermarwah. Selain itu juga memperluas jaringan dengan berbagai elemen masyarakat sipil dalam sektor sosial empowerment untuk memperkuat basis bangunan demokrasi di akar rumput.
“Saya khawatir, Muhammadiyah itu memang kaya dengan wacana, amal, imajinasi, literasi, tapi minus aktualisasi. Yang kemudian terjadi adalah halusinasi,” ujarnya. (diko)