BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Iu Rusliana, mengajak semua pihak untuk bersama-sama menangani masalah bullying yang semakin marak terjadi belakangan ini. Terbaru ada siswa SMK yang depresi hingga meninggal dunia diduga akibat bullying.
Iu Rusliana mengingatkan bahwa kasus bullying seperti fenomena gunung es, di mana hanya sebagian kecil yang terlihat di permukaan, sementara banyak kasus lain yang tersembunyi. "Kami prihatin dan sedih membaca berita tentang generasi muda yang mengalami depresi bahkan sampai bunuh diri. Ini adalah situasi darurat, mari kita bersama-sama bergerak untuk mengatasinya," ujar Iu Rusliana di Kantor PWM Jabar, Jalan Sancang Nomor 6 Bandung, pada Jumat (14/06/2024).
Iu Rusliana menegaskan bahwa pemerintah harus terus proaktif dalam melakukan upaya pencegahan bullying. Sekolah juga tidak boleh menganggap bullying sebagai masalah sepele. "Masih ada kepala sekolah dan guru yang menganggap bullying sebagai hal biasa. Ini sangat berbahaya, mereka harus diingatkan, dan jika terbukti melakukan pembiaran, harus diberi sanksi," tegasnya.
Sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Iu Rusliana mengingatkan bahwa perangkat aturan yang telah dibuat pemerintah, meskipun menjadi salah satu instrumen dan indikator dalam penjaminan mutu pendidikan, tidak akan efektif tanpa komitmen bersama dari seluruh warga sekolah.
Dukungan dari masyarakat, khususnya orang tua siswa, sangat penting untuk memantau perilaku anak-anak mereka. "Orang tua harus berperan aktif dalam mencegah anak-anaknya menjadi pelaku atau korban bullying. Kerjasama dengan sekolah untuk melaporkan dan melakukan upaya pencegahan sangat diperlukan," katanya.
Selain itu, Iu Rusliana juga menekankan pentingnya peran aparat hukum dalam melakukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku bullying. Hal ini penting untuk memberikan efek jera yang maksimal. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa pencegahan tetap lebih utama karena pelaku bullying adalah anak-anak muda yang masih berada dalam usia pelajar.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat juga mengingatkan semua pimpinan amal usaha pendidikan dan lembaga kesejahteraan sosial anak untuk memastikan tidak ada praktik bullying di sekolah, madrasah, dan pesantren Muhammadiyah/Aisyiyah. "Ini harus menjadi komitmen bersama. Bullying adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan," katanya.***