YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - ”Tidak terasa pada hari ini kita telah melewati hari ke-4 Ramadhan, mudah-mudahan Allah berikan kenikmatannya kepada kita untuk menuntaskan Ramadhan di tahun 1445 H ini dan kita juga sama-sama berharap semoga dipertemukan kembali dengan Ramadhan 1446 H yang akan datang.” Buka Ustaz Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. dalam ceramahnya.
Allah berfirman Allah di dalam Qur’an surah An-Nahl ayat 90:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ٩
“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.”
Ayat tersebut selaras dengan surat Al-Baqarah ayat 185, di mana Al-Qur’an itu dikatakan punya fungsi Hudan Linnas menjadi petunjuk bagi manusia atas petunjuk yang Allah telah berikan itu sekaligus juga menjadi pembeda antara yang hak dengan yang batil. Dan Allah telah memberikan kepada manusia dua petunjuk yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, lalu jika kita kemudian mengikuti petunjuk-petunjuk ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan jaminan bahwa kita tidak akan pernah tersesat sampai kapanpun juga.
Setiap manusia beriman wajib mempedomi Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan Muhammadiyah menjadikan Al-Qur’an dan As-sunnah menjadi dasar dalam pergerakannya sebagai gerakan islam gerakan dakwah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar sekaligus juga menjadi gerakan tajdid gerakan yang selalu maju dan berkemajuan.
Surat An-Nahl ayat 90 yang telah dibacakan tadi adalah salah satu bentuk panduan petunjuk pedoman yang padanya akan kita temukan ada pembeda antara yang hak dengan yang batil. Dalam Ayat tersebut Allah perintahkan kepada kita untuk melakukan 2 perintah, yaitu perintah berbentuk ‘suruhan’ Allah suruh kita untuk melakukannya yang kedua adalah perintah yang berbentuk ‘larangan’ Allah perintahkan kepada kita untuk tidak mengikutinya tidak menjalankannya.
Ada tiga perintah Allah yang berbentuk ‘suruhan’ dalam surat An-Nahl ayat 90 itu yang pertama adalah Allah memerintahkan kita untuk berlaku adil, yang kedua Allah perintahkan kepada kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bijak dan bajik perbuatan-perbuatan yang bijaksana dan cara kita melakukan kebajikan-kebajikan itu adalah dengan cara berbagi kepada para kerabat dan lebih-lebih kepada kerabat dekat, dan yang ketiga adalah menjaga persaudaraan.
Berbanding terbalik dengan itu Allah juga memerintahkan kepada kita untuk tidak melakukan perbuatan tertentu dan perbuatan yang tidak boleh kita lakukan menurut ayat ini yang pertama adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang keji, jadi Allah memerintahkan untuk melakukan satu keadilan agar adanya keseimbangan tatanan kehidupan. Maka dari itu kita tidak diperkenankan untuk melakukan perbuatan keji yaitu perbuatan yang dapat merugikan diri kita sendiri.
Pemaknaan yang sederhana dari perbuatan keji adalah perbuatan yang memberikan kerugian kepada pribadi kita yang bisa jadi perbuatan itu tidak berpotensi merugikan orang lain dan jika dia kemudian berpotensi memberikan kerugian kepada orang lain maka perbuatan itu menjadi naik derajatnya menjadi kemungkaran.
Selain itu Allah memerintahkan kepada kita jangan sekali-kali melakukan perbuatan mungkar karena perbuatan mungkar tidak hanya merugikan diri kita sendiri tapi merugikan orang lain. Membunuh termasuk kategori perbuatan mungkar, dan yang terakhir perbuatan yang Allah perintahkan kepada kita untuk kita tinggalkan itu adalah satu perbuatan yang berpotensi menimbulkan perpecahan umat dan mengakibatkan permusuhan, jika kebaikan yang diperintahkan adalah menjaga kekerabatan dengan cara berbagi, maka kita tidak diperkenankan melakukan perbuatan atau satu tindakan yang mengarah kepada permusuhan di antara manusia, entah itu dilakukan oleh orang perorangan sekelompok orang ataupun kemudian dilakukan oleh organisasi entah itu organisasi masa atau kemudian dilakukan oleh organisasi yang bernama negara.
“Maka, mari kita memanfaatkan momentum Ramadhan ini untuk sama-sama meningkatkan keimanan kualitas ketakwaan kita dengan meningkatkan kuantitas aktivitas-aktivitas kebaikan kita meminimalisir dan menjauhi tindakan-tindakan yang mengarah kepada perbuatan keji, perbuatan mungkar, maupun perbuatan mungkar dan batil,” tutupnya. (Sakila)