Khaira Ummah untuk Memajukan Persyarikatan
KLATEN, Suara Muhammadiyah - Tabligh Akbar digaungkan di Pondok Pesantren Modern Daarul Arqom Tulung, Klaten pada Sabtu, (31/8). Mengangkat tema “Risalah Islam Berkemajuan” bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir, MSi sebagai narasumber.
Haedar mengatakan bahwa acara ini bukan hanya sekadar silaturahmi, tetapi menjadi semangat untuk membumikan Islam berkemajuan dalam kehidupan. Tema ini merupakan reaktualisasi fungsional Islam di tengah pergaulan dunia yang semakin dinamis dan kompetitif.
Jumlah umat Islam di Indonesia saat ada sebanyak 237 juta. Menurut Haedar, secara kuantitas sangat besar (unggul), tetapi diteropong secara kualitas, masih jauh dari yang diharapkan. Soal ekonomi misalnya, faktanya penguasaan ekonomi berada di kelompok yang kecil.
Dengan ekonomi dalam pribadi seseorang yang baik, maka dapat mengangkat harkat dan martabat umat Islam sebagai khaira ummah. Untuk mewujudkan itu, maka diperlukan sumber daya manusia yang baik.
“Jadi kalau kita bergerak di bidang ekonomi apapun yang kita lakukan bidangnya itu menjadi wajib sebenarnya, untuk mengangkat harkat dan martabat umat Islam agar bisa menjadi umat yang khaira ummah,” ucapnya.
Untuk menjadi khaira ummah, setiap umat harus memiliki kemampuan di segala bidang. Menurut Haedar, khoiru ummah sebagai umat yang terpilih, kemampuannya diatas rata-rata. Lebih-lebih kemampuannya dalam menguasai perekonomian.
Dalam hal ini, Muhammadiyah selalu mendorong kepada warganya agar bisa memiliki kemampuan untuk menguasai ekonomi.
“Dari situ Muhammadiyah bisa berdakwah, itu pun kita masih ketinggalan dari mereka, sekelompok kecil tetapi menguasai aset ekonomi yang strategis. Karena menguasai politik, bisa menguasai politik dan ekonomi, jadi dia menguasai ilmu pengetahuan,” ucapnya.
Maka untuk mengejar ketertinggalan dan membangun sumber daya manusia, Muhammadiyah mendirikan berbagai macam bidang amal usaha sejak awal berdirinya tahun 1912. Walaupun demikian, hal ini belum bisa menjadi indikator kemajuan dibanding kelompok kecil.
“Alhamdulillah, Muhammadiyah punya rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, gerakan ekonomi, dan dari situ Muhammadiyah bisa berdakwah. Itupun Muhammadiyah masih ketinggalan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Haedar menegaskan Persyarikatan Muhammadiyah harus memiliki spirit berkemajuan. Menurutnya, manusia satu-satunya makhluk Allah yang mengelola, mengurus, memakmurkan dunia, serta semesta ini dengan cara yang ihsan.
“Satu-satunya makhluk hidup yang diberi Allah akal pikiran dan qolbu hanya manusia. Maka asahlah hati kita menjadi qolbun salim, asahlah pikiran menjadi arrosikhuna fil ilmi, orang yang derajat ilmunya tinggi,” pungkas Haedar. (Fab)