PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Assoc Prof Dr Jebul Suroso menjadi penceramah di Masjid At-Tajdiid bertajuk Perempuan Berkemajuan Melalui Pendidikan Jum’at (10/11/2023).
Dalam kesempatannya rektor mengatakan, Pandangan Muhammadiyah, perempuan menempati posisi mulia setara dengan laki-laki. Keduanya memiliki tanggung jawab sebagai hamba dan khalifah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memakmurkan semesta.
“Tujuh karakter perempuan berkemajuan yaitu, iman dan takwa, taat beribadah, akhlak karimah, berfikir tajdid, bersikap wasatiyah, amaliah salihah, dan sikap inklusif,” jeasnya.
Menurutnya, iman dan taqwa harus menjadi dasar setiap tindakan dan keputusan dalam kehidupan seorang perempuan Muslim. Tiga konsekuensi iman sebagaimana termaktub dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) yaitu membenarkan dengan yakin akan adanya Allah.
“Membenarkan dengan yakin akan keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluk-Nya danmembenarkan dengan yakin bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baharu makhluk,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rektor mengatakan, akhlak karimah merupakan wujud kesempurnaan iman. Rasulullah saw. bersabda ; Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik budi pekertinya. Dan yang paling baik diantaramu sekalian adalah yang paling baik terhadap istri.
“Dimensi akhlak cukup komprehensip, menjakup akhlak secara Vertikal kepada Allah; secara internal, akhlak kepada diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan lahir ttermasuk akhlak dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum, akhlak berbusana dan akhlak dalam memenuhi kebutuhan batin termasuk akhlak dalam memenuhi kebutuhan jiwani, fikiran, dan akhlak dalam bekerja,” paparnya.
Secara horizontal, lanjut Rektor, meliputi akhlak dalam keluarga, akhlak dalam kehidupan bermasyarakat, dan berbangsa, dan akhlak terhadap lingkungan hidup. Perempuan berkemajuan tidak lepas dari semangat tajdid yang merupakan esensi dari berkemajuan.
“Berfikir tajdid, perempuan berkemajuan akan menjadi kuat, lurus, dan murni imannya, ibadah mahdhahnya sesuai tuntunan Rasul, juga aktif, dinamis, kreatif, inovatif, dalam muamalah dunyawiyahnya serta senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mewujudkan peradaban utama,” jelasnya.
Menurutnya, perempuan berkemajuan yang berpikir tajdid merupakan perempuan yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dilandasi dengan iman. Konteks perempuan berkemajuan, dia memiliki pola pikir wasatiyah moderat, dia berpegang teguh pada kebenaran yang dia yakini, dengan mendasarkan pada keseimbangan antara nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan, bersikap tengahan, tidak cenderung kea rah ekstrim baik ektrim kiri liberal maupun ekstrim kanan konservatif, fondamentalis.
“Perempuan berkemajuan,mengemban tugas ummatan wasathan yang secara eksternal memberi kesaksian atas umat-umat lain yangmengakui keutamaanmereka dalam menggerakkan masyarakat menuju umat yang tengahan, adil, dan pilihan. Secara internal para perempuan muslimah berkomitmen menunaikan ajaran-ajaran Islam yang membuat mereka bisa menjadi masyarakat pilihan yang diharapkan oleh Nabi,” pungkasnya.(tgr)