SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Hari ini 18 November 2025 adalah hari lahir persyarikatan Muhammadiyah. Menyambut milad 113 Muhammadiyah kali ini, beberapa Cabang dan Daerah menyelenggarakan apel akbar. Salah satunya adalah PCM Depok Sleman DIY.
Berlokasi di lapangan Gorongan dekat dengan komplek perguruan SD Muhammadiyah Condongcatur, apel akbar ini diikuti oleh ribuan peserta terdiri dari Pimpinan dan anggota Majelis, Ortom, AUM se-Depok.
Apel akbar tersebut dipimpin langsung oleh Pleno PCM Depok Jumiran. Ia membacakan teks pidato ketua PCM Depok yang sedang berhalangan.
Isi pidato tersebut menegaskan bahwa melahirkan kesejahteraan bangsa adalah bagian dari misi dakwah Muhammadiyah. Sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas milad Muhammadiyah yang sudah berusia 113 tahun. "Tentunya merupakan wujud syukur kita kepada Allah SWT atas penjagaan Allah kepada Muhammadiyah selama lebih dari satu Abad ini, juga sebagai muhasabah atau refleksi diri kita semua sebagai warga Muhammadiyah," terangnya.
Bagi Jumiran, Muhammadiyah bisa bertahan karena prinsip amar makruf nahi munkar. Muhammadiyah konsisten berjalan pada dakwah amar makruf nahi munkar secara beriringan dan berjalan terus menerus tanpa henti.
Misi amar makruf Muhammadiyah, diwujudkan dengan adanya : 22.000 PUD dan TK Aisyiyah, 2.453 SD/MI Muhammadiyah, 1.599 SMP/MTs Muhammadiyah, 1.294 SMA/MA/SMK Muhammadiyah. "Sekolah-sekolah tersebut tersebar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri," papar Jumiran.
Muhammadiyah juga mengelola : 444 Pondok Pesantren dibawah naungan Muhammadiyah, 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah, 141 Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah, juga adanya amal usaha lain yang melayani masyarakat serta pembinaan keagamaan dan kemasyarakatan yang mencerahkan dan memajukan.
Sedangkan prinsip nahi munkar, Jumiran melanjutkan, dijalankan Muhammadiyah dengan melawan kebodohan, mengatasi kemiskinan, menolak ketidakadilan, hingga melawan korupsi, advokasi kebijakan publik, serta sikap kritis terhadap praktik-praktik yang merugikan rakyat.
"Bagi Muhammadiyah, amar makruf nahi munkar bukan sekedar slogan, melainkan jalan dakwah nyata dan berkesinambungan untuk menjaga moral bangsa serta menjaga keadaban masyarakat," ujarnya.
Hebatnya lagi, Jumiran menambahkan, Muhammadiyah melakukan amar makruf nahi munkar secara tersistem, moderat, dan tidak berteriak-teriak, tidak dengan marah-marah, yang memang bukan kepribadian Muhammadiyah dan tidak sejalan dengan khitah Muhammadiyah.
Tema milad Memajukan Kesejahteraan Bangsa ini, Jumiran melanjutkan, sejalan dengan langkah dakwah Muhammadiyah amar makruf nahi munkar dan cocok dengan kondisi sekarang ini, dimana Bangsa Indonesia sedang giat mencanangkan program mensejahterakan masyarakat, yang selama ini dirasakan kesejahteraan yang belum merata dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. "Kesejahteraan bangsa adalah bagian misi dakwah Muhammadiyah," tegasnya. (gsh).


