PP Muhammadiyah Sambut Kedatangan Asosiasi Muhammadiyah Singapura
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Sore menjelang petang, terlihat lalu-lalang dari beberapa orang di gedung PP Muhammadiyah. Meja dan kursi ditata melingkar seperti pada jamuan gala dinner pejabat negara. Tampaknya Pimpinan Pusat Muhammadiyah memiliki hajat menerima tamu istimewa. Tamu istimewa itu datang dari negara tetangga. Rombongan Muhammadiyah Singapura tapi bukan PCIM Singapura.
Rombongan mengenakan kaos hitam bertuliskan Muhammadiyah dipunggungnya. Sangat kentara dari logatnya. Aksen yang digunakan Melayu. Pada pertemuan pertama pasti kita sudah bisa menduga bahwa mereka bukan WNI. Tapi warga asli Singapura yang beridentitaskan Muhammadiyah. Sebelum memulai diskusi, para tamu dari Singapura itu dijamu dengan tengkleng dan berbagai makanan prasmanan lain. Mereka dipersilahkan makan terlebih dahulu.
Tampak di jajaran meja paling depan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar dan Agus Taufiqurrahman, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sayuti sebagai tuan rumah. Ada juga Presiden Muhammadiyah Singapura yang duduk dalam satu meja jamuan.
Pasti kebanyakan dari kita menduga bahwa mereka memiliki hubungan struktural maupun kultural dengan Muhammadiyah di Indonesia. Ternyata tidak. Mereka mengasosiasikan diri sebagai Muhammadiyah pada 25 Mei 1957. Pada waktu itu sekelompok santri Madrasah Raudatil Atfal dan santri mendiang Ustaz Abdul Rahman Harun, Ustaz Rijal Abdullah dan Ustaz Amir Esa telah menyelenggarakan Silaturahmi Idul Adha. Dalam pertemuan itu para santri sepakat untuk memperkuat kelompoknya dan secara resmi mendirikan gerakan Sunnah di Singapura. Gerakan itu mereka beri nama Muhammadiyah.
Berdasarkan pertemuan itu, nama Muhammadiyah dipilih dan diserahkan kepada Panitera Perkumpulan. Hal ini dianggap paling cocok dan relevan. Dalam pertemuan itu juga dipilih Komite Protem yang beranggotakan 13 orang dan ditugaskan untuk menyusun konstitusinya. Komite Protem kemudian mengadakan Rapat Umum pada tanggal 25 Desember 1957 untuk meresmikan pembentukannya. Pada Rapat Umum ini, 13 anggota komite protem dipilih untuk mengelola asosiasi baru. Pada tanggal 2 September 1958 Konstitusi Muhammadiyah dikirim ke Panitera Perkumpulan untuk disetujui.
Syamsul Anwar dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada asosiasi Muhammadiyah Singapura yang dipimpin Muhammad Azri Azman sebagai Presiden asosiasi di kantor PP Muhammadiyah Cik Ditiro. Syamsul secara singkat mengenalkan struktur pimpinan di Muhammadiyah tingkat pusat. Dengan segala dinamikanya Muhammadiyah telah memiliki ribuan amal usaha di berbagai bidang mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial dan lain sebagainya.
"Sekali lagi selamat datang. Tadi sudah di siapkan tengkleng, makanan khas dari Solo, semoga seluruh rombongan bisa menikmatinya dengan khidmat," tegasnya sembari menutup sambutan.
Tak berbeda dengan sambutan sebelumnya, Agus Taufiqurrahman juga mengenalkan struktur lembaga di Muhammadiyah. "Kami mengenal Muhammadiyah Singapura pada tahun 2007. Di Tanah Suci waktu itu ada yang membawa bendera Muhammadiyah, lalu kami kejar. Ternyata itu awal mula kami mengenal asosiasi Muhammadiyah Singapura," ujar Agus (21/9).
Pasca Muktamar ke-48 di Solo, Muhammadiyah memperkuat gerakan internasionalisasinya di berbagai negara. Salah satunya dengan Asosiasi Muhammadiyah Singapura. PP Muhammadiyah menyebutnya sebagai sister organisasi. "Dengan segala potensinya Muhammadiyah memiliki berbagai amal usaha, semoga kita bisa bekerjasama," tutupnya.
Presiden Muhammadiyah Singapura Azri Azman mengucapkan terima kasih atas sambutan dari PP Muhammadiyah yang menurutnya sangat luar biasa. Kedatangan Muhammadiyah Singapura ke Yogyakarta diibaratkan seperti pepatah Melayu yang mengatakan Pulang Kampung, balik ke negeri asal. Melihat perkembangan dunia yang semakin kompleks, kita semua membutuhkan Muhammadiyah dalam menghadirkan Islam yang berkemajuan.
Ia juga tak lupa memuji Muktamar Muhammadiyah di Solo yang berlangsung sukses dan lancar. Dimana ada sekitar 1 juta orang mengasosiasikan dirinya sebagai Muhammadiyah. "Terima atas sambutannya. Kami menunggu kedatangan PP Muhammadiyah untuk berkunjung di Muhammadiyah Singapura," ujarnya. (diko)