SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Calon Guru Angkatan 2 Tahun 2024 UAD PGSD D Kelompok C gelar proyek kepemimpinan dengan tajuk “Meningkatkan Kreativitas Santri TPA Masjid An-Namiroh dari Tradisi ke Inovasi melalui Pembuatan Totebag Batik Jumputan” di Masjid An-Namiroh, Sendangagung, Minggir, Sleman, Ahad (11/5).
Proyek pelatihan pembuatan Batik Jumputan dengan teknik Tie Dye pada anak TPA di Masjid An-Namiroh dirancang agar dapat dicapai dengan mempertimbangkan sumber daya, kemampuan peserta, dan dukungan dari berbagai pihak.
Kegiatan ini menggunakan metode yang sederhana, interaktif, dan menyenangkan, sehingga anak-anak dapat dengan mudahmemahami proses pembuatan batik jumputan, mulai dari teknik mengikat kain hingga proses pewarnaan, sehingga mereka dapat menciptakan totebag yang unik dan menarik, sekaligus menjadi sarana untuk mereka belajar mengenai seni dan budaya lokal.
Ketua kelompok, Yusuf Baktiyar, mengatakan bahwa peserta proyek kepemimpinan ini adalah santri TPA Masjid An-Namiroh yang terdiri dari TK Sampai kelas 6 SD.
“Kami menginisiasi kepesertaan pada kegitan ini di TPA Masjid An-Namiroh karena background pendidikan kami yaitu calon guru sekolah dasar. Dengan menggunakan metode yang sederhana, interaktif, dan menyenangkan anak-anak dapat bermain dan belajar membuat totebag bermotif batik jumputan,” kata Yusuf.
Kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan, serta evaluasi hasil karya untuk memastikan pemahaman dan keterampilan yang diperoleh dapat diaplikasikan secara mandiri. Kegiatan ini menghasilkan berbagai totebag bermotif batik jumputan hasil karya para santri.
Selain sebagai media pembelajaran seni, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal serta menanamkan nilai kewirausahaan berbasis tradisi.
Kuwat, takmir Masjid An-Namiroh, turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia memandang kegiatan ini sangat positif dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Kami menyampaikan Terima kasih atas kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPG UAD yang telah berkenan membagikan ilmunya kepada anak-anak kami,” tuturnya.
Dosen pembimbing lapangan, Anggit Prabowo, MPd, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam proyek kepemimpinan di masyarakat. Menurutnya, salah satu kegiatan yang harus dilakukan sebagai syarat untuk menjadi guru profesional adalah melaksanakan kegiatan proyek kepemimpinan.
“Kami mengapresiasi kerja keras mahasiswa dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini sangat edukatif; anak-anak dapat bermain dan belajar sekaligus, terutama dalam peningkatan apresiasi terhadap budaya lokal, serta penguatan keterampilan seni dan memberikan stimulus jiwa kewirausahaan berbasis tradisi,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, batik jumputan diharapkan dapat lebih dikenal dan diminati oleh generasi muda sebagai bentuk inovasi dalam pelestarian budaya Indonesia. (Dwi/Cris)