PRM Babakan Baru Dibentuk, Mandiri dengan Budidaya Kepiting Bakau

Publish

17 February 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
86
Foto Istimewa

Foto Istimewa

CILACAP, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Babakan Kawunganten Cilacap, baru dibentuk sekitar delapan bulan yang lalu pada Juli 2024, tetapi sudah mandiri. 

"Kita ranting baru arahan dari Cabang, pemeberdayaan untuk menuju ke dakwah. Memilih wirausaha yang murah tetapi memasyarakatkan yakni dengan budidaya pembesaran Kepiting Bakau," jelas Salsono menjabat Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Babakan Kawunganten Cilacap sekaligus pembudidaya Kepiting Bakau.

Maka memilih, budidaya pembesaran Kepiting Bakau, sudah berjumlah 1.700 ekor, berkerjasama dengan pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kawunganten. 

Budidaya pembesaran dengan pesan bibit Kepiting kecil atau Kroyo ke nelayan tangkap ukuran satu kilogram isi 10 ekor, Harganya sekitar Rp 45.000 dan ongkir Rp 50.00 memerlukan seratus ekor dananya Rp 500.000.

Dengan peralatan galon bekas air mineral ukuran 16 liter dengan harga Rp 3000 perbuah, seratus buah Rp 300.000 dan ongkos kirim nya Rp 50.000.

Peralatan Bambu yang diperlukan untuk tusuk tengah galon dan rangkaian rakit menyatukan galon, Rp 200.000 ditambah tenaga pembuatan Rp 300.000. 

Galon di lubangi bagian bawahnya sebesar jari, berjumlah puluhan dan di sayat satu jengkal bagian samping atas, untuk memasukan dan mengeluarkan Kepiting Payau. Sedangkan pemberian pakan, dari lubang tengah atas pada bagian tutupnya.

Galon di tusuk bambu belah seukuran satu jari, bagian tengah untuk tenggeran Kepiting Payau nya. Pemberian pakan tiga hari sekalii, berbagai jenis Ikan, biasanya Ikan Pelus karena besar dan harganya murah dengan di potong-potong. Terkadang di beri pakan Keong dan Yuyu.

Pemasaran Kepiting Bakau, ada peminatnya mulai satu kilogram isi 5 ekor dengan harga jual Rp 80 ribu, untuk isi 4 ekor harga Rp 100.000 dan isi 3 ekor harga Rp 150.000 serta isi 2 ekor harga Rp 180.000. 

"Pemeliharaan Kepiting Bakau sekitar tiga bulan, untuk ukuran besar sekitar 3 ons lebih dengan isi satu kilogram tiga ekor. Sedangkan, untuk rangkaian galon di tempatkan di tambak Ikan Nila," ujarnya.

Budidaya pembesaran Kepiting Bakau, dimulai sejak tiga bulan terakhir. Panen sudah dua kali, dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek 2025 sejumlah 50 kilogram.

"Harga Kepiting Bakau di pasaran tetap stabil," ucapnya.

Kunjungan dari Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen, Mariman Darto menyambut baik budidaya Kepiting Bakau di PRM Babakan Kawunganten Cilacap. 
 Konsen MPKS kolaborasi dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jawa Tengah dan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM).

"Data anak yatim dan yatim piatu cukup banyak, kita Muhammadiyah harus hadir membantu menyelesaikannya. Pengembangan ranting penting, maka yang akan mengkoordinasikan juga cabang dan unsur pembantu pimpinan bergerak bersama-sama. 

"Orkestrasi ini, harus dilakukan pimpinan cabang dan ranting, bila sudah bergerak semua maka urusan teknis di lapangan Muhammadiyah yang bergerak," tandasnya.

Muhammadiyah menjadi ujung tombak dalam pengentasan kesmiskinandi lapangan, bisa dilihat Ranting Babakan dan Cabang Kawunganten memiliki tambak Udang, Ikan dan Kepiting Bakau.

"Pontensi besar yang harus kita dukung, misal pendanaan bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Saya rasa pemerintah bisa memberikan prioritas kepada organisasi masyarakat yang memiliki pilihan mengentaskan kemiskinan. 

"Kemandirian cabang dan ranting ini, harus menjadi contoh. Mungkin ranting ini akan menjadi teladan untuk Indonesian. Mudah-mudahan anak yatim dan yatim piatu sekitar sini akan menikmati hasilnya dari zakat penghasilan tambak," harapnya.

Anak Tidak Sekolah (ATS) salah satunya membantu orang tua di tambak ikan, nelayan dan pertanian. Muhammadiyah sedang berusaha untuk mengembangkan ikut serta dalam proses melahirkan relawan mengajar untuk menurunkan angka ATS. Keterlibatan masyarakat penting dalam ATS, orang tua berpandangan sekolah bukan menjadi prioritas.

"Kebijakan Kemendikdasmen dengan kebijakan learning dengan fokus kepada pemahaman mendalam dan keterampilan kritis agar dapat memahami konsep dan menerapkan dalam berbagai situasi," jelasnya.

Mengembangkan karakter dan life skill, agar bisa membantu orang tua lebih kreatif. 

"Ingin mengajarkan pada mimpi pada anak-anak pentingnya masa depan,' pungkasnya. (Wasis/n)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

PALANGKA RAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Kalimantan Tengah (PWNA Kalt....

Suara Muhammadiyah

23 December 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab berhasil menyelenggarakan Ko....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Melalui Sharing Session Filantropi Muhammadiyah, Badan Riset ....

Suara Muhammadiyah

14 May 2024

Berita

JAKARTA, Suar Muhammadiyah - Penanganan radikalisme di Indonesia dan Bangladesh melalui tindaka....

Suara Muhammadiyah

4 June 2024

Berita

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sains (FTS) Un....

Suara Muhammadiyah

20 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah