SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ayah Bunda, mudah tidak kita sebagai orang tua menjadi bestie anak? Pertanyaan pembuka tersebut dilontarkan Elly Risman, Psi, psikolog anak saat menjadi narasumber Webinar Parenting SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, Minggu (18/2/2024). Webinar bertajuk My Parents-My Bestie tersebut diikuti ratusan orang tua wali siswa.
Elly Risman mengajak orang tua peserta webinar berdiskusi secara aktif seputar apa itu bestie, mengenali kesiapan menjadi orang tua dan tipe orang tua, syarat menjadi orang tua-bestie Ibu dan Ayah harus jelas. Kemudian, materi tentang peran dan fungsi pengasuhan, sudahkah merumuskan tujuan pengasuhan dan penuhi kebutuhan perkembangan anak hingga identifikasi masalah dan cara menyelesaikan masalah dengan komunikasi yang menyenangkan.
Psikolog anak tersebut menekankan pentingnya orang tua mengenali kesiapan dan syarat menjadi orang tua. Menurutnya orang tua bestie bukan menyediakan quality time, melainkan orang tua, ayah dan bunda harus jelas dahulu peran dan fungsi dalam pengasuhan. Menurutnya, Bestie singkatan dari best friend atau sahabat yang akrab atau orang terdekat. Sahabat akrab itu saling mengenali dan menghargai, penuh kasih sayang, perhatian, komunikasi lancar dan hangat, menghabiskan waktu bersama, dan jadi sahabat yang realistis.
“Asuh anak-anak laki-lakimu lebih hebat daripada anak perempuan karena dia menentukan masa depan. Jangan ia hanya boleh bermain dan tidak dilibatkan dalam pekerjaan sehari-hari di rumah. Perempuan punya musim, kapan musim dia menjadi ibu dan musim menjadi perempuan,” jelasnya.
Orang tua juga perlu bersikap tegas dan bijak dalam pengasuhan anak. Tegas dan bijak tidak bisa dilakukan dengan kekerasan, tetapi dengan kedekatan dan kelengketan. Membuat peraturan bersama-sama, menyepakati, dan menerapkan dengan segala konsekuensi. Jika melanggar peraturan maka mendapatkan konsekuensinya. Ikhtiar harus maksimal dan hidayah di tangan Allah SWT.
Elly Risman menekankan pentingnya merumuskan tujuan pengasuhan anak. Hal itu karena pengasuhan tanpa tujuan bak naik mobil yang hanya muter-muter saja. Rumusan tujuan pengasuhan meliputi tujuh hal, pertama, kita sebagai orang tua menjadikan anak-anak kita sebagai hamba Allah atau mukmin yang bertakwa, berakhlak mulia, ibadah sempurna; kedua, calon istri atau suami; ketiga, calon ayah atau ibu; keempat, professional atau entrepreneur; kelima, pendidik istri, anak, dan keluarga; keenam, penanggungjawab keluarga; dan ketujuh, bermanfaat bagi orang tua.
“Jika anak perempuan poin keempat itu sudah cukup, tetapi berbeda dengan anak lak-laki yang harus kita didik sampai ia mampu menjadi pendidik istri, anak dan keluarga, penanggungjawab keluarga, dan bermanfaat bagi orang tua,” jelasnya.
Cara menjadi parents bestie
Elly Risman memaparkan enam hal terkait bagaimana menjadi parents yang bestie terhadap anak-anaknya. Orang tua perlu menghindari bicara yang buru-buru kepada anak. Selain itu, orang tua juga harus menurunkan nada bicara, membaca bahasa tubuh anak dengan menebak perasaan, dan menghindari menggunakan 12 GP (gaya popular). Orang tua perlu sadari akibat 12 GP bagi anak dan mendengarkan secara aktif.
Orang tua menyadari akibat dari 12 GP (gaya popular) yang membuat anak tidak percaya diri. Dua belas GP yang dihindari orang tua meliputi suka memerintah, menyalahkan meremehkan, membandingkan, mencap, mengancam, menasihati, membohongi, menghibur, mengritik, menyindir, dan menganalisa anak.
“Mari Ayah Bunda rumuskan pengasuhan bagaimana menjadi anak yang anda inginkan agar menjadi bestie dengan sepakati, laksanakan, kontrol, dan kendalikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah, Muhdiyatmoko, M.Pd. menyampaikan tujuan diadakan webinar parenting adalah untuk meningkatkan komunikasi yang lebih intens antara orang tua dengan anak sehingga orang tua menjadi sahabat anak. Jika ada masalah, anak akan menyampaikan curahan hati kepada orang tua bukan di media sosial.
“Bagaimana menghadirkan orang tua menjadi bestie anak-anak. Memiliki anak merupakan anugerah dari Allah SWT. Anak yang dititipkan kepada kita maka harus dijaga bersama,” jelasnya.
Muhdiyatmoko pun menambahkan fase anak beranjak remaja membuat terkadang orang tua sulit memahami keinginan mereka, perubahan fisik, sikap, dan berbagai pengaruh di masa puber. Hal itu menjadi jurang pemisah antara anak dan orang tua. Sebagai orang tua, kita berusaha memahami apa yang diinginkan anak-anak sehingga tidak salah persepsi atau salah komunikasi dan menimbulkan permasalahan baru.
Branch Manager Bank Syariah Indonesia KC Solo Slamet Riyadi 1, Pandu Samudro, menyampaikan BSI optimis dengan sinergi yang baik dengan sekolah dan lembaga pendidikan maka akan memahamkan tentang peran perbankan syariah di tanah air. Dia pun percaya tentang peran penting sekolah yang mampu mendorong lahirnya generasi yang bermanfaat dan juga berpendidikan tinggi.
“Terkait dengan acara hari ini kita tahu bahwa pendidikan hal utama dengan melibatkan peran orang tua dimulai dari keluarga. Keluarga menjadi tempat pertama sifat dan kepribadian anak tumbuh dan terbentuk dengan cepat. Gaya hidup dan pemanfaatan teknologi komunikasi menjadi tantangan mengasuh anak semakin kompleks,” jelasnya.
Acara webinar parenting dihadiri oleh Manager BSI Area Solo, Hari Nopa Kurniawan; Department head of Islamic Ecosystem BSI, Hikmah Rizka; ARTM BSI Area Solo, Milatina Syarifah, Orang tua siswa dan alumni keluarga besar Perguruan Muhammadiyah Kottabarat Surakarta, dan guru serta karyawan. (Aryanto)