BANJARNEGARA, Suara Muuhammadiyah – Pimpinan Wilayah Nasyiatul 'Aisyiyah (PWNA) Jawa Tengah menggelar Resepsi Puncak Milad ke-94 M/97 H di Pendopo Kabupaten Banjarnegara, Ahad (22/6). Mengangkat tema "Perempuan Tangguh Cerahkan Peradaban", kegiatan ini menjadi momentum reflektif sekaligus proyeksi gerakan perempuan muda Muhammadiyah dalam menyongsong satu abad Nasyiatul 'Aisyiyah (NA).
Dalam sambutannya, Ketua PWNA Jawa Tengah mengapresiasi kekuatan jama’ah Muhammadiyah di Banjarnegara yang dinilai luar biasa. “PDNA Banjarnegara adalah yang terbesar di Jawa Tengah, memiliki lebih dari 100 Ranting Nasyiatul Aisyiyah. Ini bukti konkret militansi kader di akar rumput,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan pentingnya menggembirakan dakwah Islam berkemajuan untuk perempuan muda. “NA harus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan rahmatan lil alamin, terutama bagi generasi perempuan usia 14–40 tahun yang menjadi basis gerakan kami,” tambahnya.
PWNA Jawa Tengah terus memperkuat kontribusi sosialnya melalui peluncuran tiga program unggulan. Pertama, Gencana (Gerakan NA Cegah Perkawinan Anak), yaitu gerakan untuk meningkatkan kesadaran remaja, orang tua, dan masyarakat tentang pentingnya mencegah pernikahan anak. PWNA menegaskan bahwa setiap anak memiliki hak untuk tumbuh, belajar, dan berkembang secara optimal. Program ini diperkuat dengan diterbitkannya modul panduan sebagai acuan pelaksanaan gerakan di daerah.
Kedua adalah peluncuran database organisasi sebagai bentuk komitmen terhadap digitalisasi data kelembagaan. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan organisasi yang lebih tertata dan berbasis bukti (evidence-based), sekaligus sebagai fondasi pengambilan kebijakan yang akurat dan berkelanjutan.
Ketiga, PWNA Jawa Tengah memperkenalkan dance jingle “Perempuan Cahaya Dunia” sebagai bagian dari penguatan identitas kader secara kreatif dan kolaboratif. Kreasi ini dikembangkan melalui kompetisi antar PDNA se-Jawa Tengah, yang pemenangnya turut diumumkan dalam acara puncak milad. Juara pertama diraih oleh PDNA Temanggung, diikuti PDNA Purbalingga sebagai juara kedua, dan PDNA Kudus sebagai juara ketiga. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga menjadi sarana membangun semangat kader melalui pendekatan yang menyenangkan dan membumi.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarnegara Drs H Sobri, menegaskan pentingnya peran strategis Nasyiatul 'Aisyiyah dalam pembangunan. “NA menjadi pilar penting dalam memberdayakan perempuan agar aktif berpartisipasi dalam pembangunan serta melahirkan generasi yang cerdas, berakhlak, dan bertakwa kepada Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu, sambutan Bupati Banjarnegara yang disampaikan oleh Drs Sila Satriana, MSi, Pelaksana Harian Asisten Administrasi Umum Sekda, menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Banjarnegara sebagai lokasi puncak milad. Ia juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.
“Laki-laki tidak akan bisa bangga jika tidak ada perempuan tangguh di rumahnya,” ucapnya. Ia turut menyebutkan bahwa Bupati Banjarnegara saat ini merupakan perempuan pertama yang menjabat, menjadi inspirasi nyata sosok perempuan tangguh.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Muhammad Abduh Hisyam, dalam amanatnya mendorong perempuan NA untuk menguasai ilmu dan teknologi dengan berlandaskan spiritualitas dan etika Islam.
“Perempuan harus berpendidikan hingga jenjang tertinggi dan menjadi ahli di bidangnya. Islam tidak menolak ilmu, tetapi justru mendorong pengembangannya dengan sikap skeptis, terbuka, dan kritis terhadap informasi,” jelasnya, merujuk pada Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
Acara ini dihadiri oleh 25 Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) dari total 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah, serta pimpinan organisasi otonom Muhammadiyah tingkat wilayah, antara lain Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putra Muhammadiyah, dan Hizbul Wathan. (Prasasting/Cris)