MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Merujuk pada keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bakal menggelar Salat Idul Fitri, pada Rabu, 10 April 2024. Meski demikian, Unismuh tetap menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi pelaksanaan pemantauan bulan atau rukyatul hilal yang digelar Kementerian Agama Provinsi Sulsel. Bagi Kemenag, pemantauan tersebut untuk menentukan 1 Syawal atau Idul Fitri 1445 H.
Kegiatan itu rencananya digelar di Observatorium Unismuh, di Lantai 18 Menara Iqra kampus Unismuh Makassar. Berbagai kalangan bakal hadir dalam pemantauan tersebut, seperti Kanwil Kemenag Sulsel, MUI, Pengadilan Agama, Badan Hisab Rukyat Sulsel, BMKG, ormas Islam, Perguruan Tinggi Islam, dan para jurnalis.
Hal itu diungkapkan Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Prof Andi Sukri Syamsuri, usai memimpin rapat persiapan panitia penerimaan Unismuh Makassar, di Ruang Rapat Lantai 16, Menara Iqra, Senin, 8 April 2024. Dalam rapat ini ia didampingi Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unismuh Sahabuddin, MM dan Sekretaris Panitia Penerima Syafaat S Kuba MT IPM.
"Berdasarkan putusan PP Muhammadiyah, 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Namun kami tetap menyatakan kesediaan menjadi tuan rumah, atau memfasilitasi pelaksanaan pemantauan hilal yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama," ungkap Prof Andis, sapaan akrab Warek II Unismuh Makassar itu.
Menurut Andis, kesiapan Unismuh memfasilitasi pemantauan hilal Kemenag, merupakan penerjemahan Kepribadian Muhammadiyah, khususnya Sifat Muhammadiyah poin 9, yang berbunyi, "Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT."
Diketahui, Unismuh Makassar telah memiliki Observatorium sejak tahun 2021. Di kalangan perguruan tinggi Muhammadiyah, Observatorium tersebut merupakan yang ketiga, setelah Observatorium di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Observatorium Unismuh memiliki dua Doom (kubah pemantauan benda langit) dan tiga teropong canggih keluaran terbaru. Prof Andis menuturkan doom yang ada di observatorium Unismuh Makassar didatangkan dari Polandia. "Pengadaan peralatan Observatorium, selain berasal dari anggaran Unismuh, kami juga pernah dibantu Pemerintah Provinsi Sulsel, dengan anggaran hibah Rp650 juta," ujar Wakil Rektor Bidang Keuangan Unismuh Makassar itu.
Observatoriun milik Unismuh Makassar itu sehari hari digunakan sebagai laboratoriun bagi mahasiswa yang mempelajari ilmu Falak dan astronomi di Unismuh Makassar. "Observatorium Unismuh Makassar ini juga terbuka bagi siswa SMA yang berkunjung dan masyarakat pada umumnya. Sudah ada beberapa kali kunjungan sekolah, untuk praktik pengamatan benda langit," tutup Andis Andis. (Hadi/Cris)